"Jadi kalian udahan?"
Vanya mengangguk senang. Sekarang 3 siswi tengah asik menggosip ditengah fasilitas sekolah yang biasanya digunakan untuk mengisi perut.
Cahaya matahari menembus bebas,membuat suasana disekitar kantin menjadi cukup panas. Disaat semua siswa maupun siswi menghabiskan waktu mereka untuk menjalankan hal yang menjadi tujuan mereka pergi kesekolah,Vanya dan kawan-kawan malah sibuk bersantai di kantin.
"Wah selamat ya Van! Akhirnya satu lagi langkah lu bisa lu capai" Lisa tersenyum riang, gadis itu selalu saja mendapatkan kebahagiaan saat melihat Vanya tersenyum atau setidaknya bersemangat menjalani hari.
Senyuman yang sedari tadi terpampang jelas di wajah Vanya kini menghilang secara tiba-tiba, membuat kedua sahabatnya merasa kebingungan akan hal itu.
"Kenapa Van?" Tanya Rika saat melihat perubahan ekspresi Vanya.
"Kenapa?! Kalian tanya kenapa!? Satu setengah jam gua nungguin kalian berdua, kalian kemana aja si?!" Ucap Vanya emosi yang membuat Rika maupun Lisa hanya membalasnya dengan cengengesan.
"Anu Van.. Mobil Lisa rusak, terus pas mau dibawa ke bengkel tiba-tiba macet" Ucap Rika yang diangguki oleh Lisa.
Vanya membuang arah pandangannya, memilih untuk menatap jendela yang dengan jelas membuat matanya menyipit karna silau daripada menatap kedua rupa indah sahabatnya.
"Tapi Van, kan ada untungnya juga kita telat" Ucapan Lisa sukses membuat Vanya kembali menatap ke arah Lisa dan Rika.
Vanya menatap heran wanita berponi dengan rambut kecoklatan itu, Vanya menatapnya seakan bertanya apa maksud dari perkataannya barusan. Seakan mengerti dengan tatapan Vanya, Lisa sesegera mungkin membuka kembali mulutnya.
"Karna kita telat lu bisa dianter pulang sama Juna kan? Jadinya lu bisa bilang hal itu" Lisa tersenyum cerah, sangat cerah sampai mengalahkan sinar matahari yang sedang bersinar terang.
Senyuman Lisa rupanya tak mampu membuat suasana hati Vanya membaik, mengerti kalau usaha sahabatnya gagal Rika memukul tangan Lisa pelan. "Diem" Ucapanya seraya memukul Lisa.
"Guys udah jam 10 nih, mata pelajaran selanjutnya olahraga kan?" Ucap Rika mengalihkan pembicaraan.
"Iya juga, hari ini kira-kira materinya apa ya? Gua lagi mager banget buat olahraga nih anjir" Ucap lesu Lisa sambil memainkan jarinya diarah permukaan meja.
"Katanya hari ini gabungan" Ucap Rika yang membuat Lisa langsung menatap dirinya, "Gabungan? Astaga sekelas aja males apa lagi gabungan. Tu guru bener-bener makan gaji buta ya" Kesal Lisa, bagaimana tidak? Pak Teja yang merupakan guru olahraga sekolahnya selalu saja menyatukan jadwal olahraga kelas, biar hemat waktu katanya. Padahal kerjanya hanya menghabiskan stok kopi di kantor guru.
"Gabungan sama kelas sebelah" Ucap Rika mengabaikan gerutunya Lisa.
Vanya menatap Rika, tunggu kelas sebelah? Bukankah itu kelasnya Putri?. Vanya menggerutu, kenapa kehidupannya tak bisa lepas dari kedua orang itu!?.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Revenge
Romance[follow dulu sebelum membaca] -selesai- Widya memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan wanita remaja pada umumnya, ia sangat suka dengan hal berbau romantis termasuk novel romantis. Suatu hari, sahabatnya merekomendasikan sebuah novel yang sedang h...