[follow dulu sebelum membaca]
-selesai-
Widya memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan wanita remaja pada umumnya, ia sangat suka dengan hal berbau romantis termasuk novel romantis. Suatu hari, sahabatnya merekomendasikan sebuah novel yang sedang h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Si Adrian mana sih!"
Sekali lagi Vanya menatap jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 8 lewat 20 menit, yang berarti sudah 20 menit Vanya menunggu di taman ini sendirian.
Dalam hatinya dongkol bukan main, ia sudah tak sabar untuk menyemprot Adrian dengan seribu satu amarahnya nanti namun sang empu tak kunjung datang. Padahal ia yang meminta kemarin kan?.
"Kak" Vanya dengan cepat menolehkan kepalanya saat mendengar sebuah suara anak kecil disampingnya. Dan benar saja, seorang anak lelaki tengah berdiri disampingnya sekarang.
"Iya?" Ucap Vanya kebingungan, siapa anak ini? Apa dia anak ilang?.
Bukannya menjawab anak itu malah menyodorkan sebuah minuman botol kearah Vanya. Dengan cepat Vanya menolak tawaran itu dengan halus, sedikit rasa iba kini terpercik di hatinya, anak kecil yang malang.
Anak kecil itu menggeleng, "Aku bukan nawarin kakak, aku mau minta tolong bukain botol ini… Aku gabisa" Ucapan anak itu sukses membuat Vanya tersipu malu, sial… kenapa bisa ia se-pd itu.
Vanya meraih botol minuman itu membukanya dan mengembalikan botol itu kepada sang anak kecil.
"Emang orang tua kamu kemana?" Tanya Vanya iseng, yang sebenarnya bertujuan untuk mengurangi rasa malunya.
Anak itu menunjuk kearah kanannya, "Mereka lagi makan diwarung itu kak" Jawab sang anak yang hanya di angguki oleh Vanya.
Vanya kembali menatap jam tangannya, sekarang sudah pukul setengah sembilan, sialan kemana di Adrian itu? Vanya kembali mendongak saat menyadari kalau anak tadi masih setia berada diposisi yang sama, membuat Vanya mengerutkan keningnya.
"Perlu bantuan lagi dek?" Tanya Vanya.
Anak itu menyodorkan sebuah harum manis yang masih utuh kepada Vanya, "Buat kakak" Ucapnya.
Vanya menggeleng seraya tersenyum, "Aku gak makan manis jam segini dek…" Ucap Vanya mencoba menolak.
Anak kecil itu terlihat murung, "Kata mamah aku kalo orang udah berbuat baik kita juga harus balas dengan kebaikan, karna kakak udah baik jadinya aku bakal kasih ini buat kakak. Kalau kakak gak terima nanti aku sedih loh" Ucap Anak kecil itu murung.
Vanya berfikir sejenak, sialan ia sangat tak tahan dengan hal yang menyangkut keimutan seperti ini. Dengan sedikit terpaksa Vanya mengambil harum manis itu, dan mengembangkan senyumnya kepada si anak kecil.
"Makasih ya" Ucap Vanya yang di angguki oleh anak kecil itu. Sesaat setelahnya anak itu pergi dari hadapan Vanya, membuat Vanya bisa sedikit bernafas lega, ia tak tahan jika harus berlama-lama berurusan dengan anak kecil.