(+)Tiga Puluh Lima

8.2K 818 79
                                    

Wattpad ku error. Apa chapter ini udah ke publish? Tapi di aku masih ngedraft. Jadinya aku post ulang deh. Tadinya mau double update padahal:"

 Tadinya mau double update padahal:"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Happy graduation!"

Vanya mengembangkan senyumnya dan langsung menghabur kedalam pelukan Rika dan bergantian dengan Lisa.Saat ini mereka tengah berpelukan satu sama lain dengan gembira, tak hanya mereka tapi semua siswa juga melakukan hal yang serupa. Hari ini hari wisuda mereka. Saat ini mereka sudah tak lagi menjadi 'siswa SMA' , dan akan menempuh tingkat pendidikan yang lain. 

"Gua bener-bener gak nyangka kita bertiga bisa lulus! Padahal kita kan bego" Ucap Lisa dengan sumringah begitu melepas pelukan Vanya. 

Rika bergedik, "Dih lu doang yang bego, gua mah kaga"

"Udah sama-sama bego gak usah ribut. Lagian kan hari ini hari spesial, masa kalian mau ribet juga" Ucap Vanya menengahi. 

"Tapi serius deh, padahal kan nilai akademik kita pas-pasan mana nilai sikap kita jelek lagi. Gua juga lumayan kaget kita bisa lulus" Ucap Vanya akhirnya setuju dengan ucapan Lisa. 

Rika memutar bola matanya, "Sekolah kita bisa-bisa kehilangan sumber uangnya kalo mereka berani gak ngelulusin lu, Van"

Vanya hanya mengangguk, benar juga. Tapi ngomong-ngomong soal itu, ia jadi sedikit rindu dengan rumahnya. Ya, walaupun itu bukan keluarga sungguhan Widya dan ia pun jarang bertemu dengan kedua orang tuanya dirumah, tapi ia rindu dengan bi Darsih. 

Biasanya setiap pagi, pemandangan pertama yang Vanya lihat adalah senyum bi Darsih lengkap dengan nampan berisi susu putih kesukaan Vanya. 

Tidak! 

Ia harus bisa menguatkan diri,Vanya sudah berjanji kepada diri sendiri kalau ia tak akan mau pulang sebelum semua kebenaran ini usai. 

"Hai Lis" Sebuah suara kini memecah lamunan Vanya dan membuat perhatian ketiga gadis itu teralih. Seorang siswa dengan bucket bunga berwarna merah dengan pakaian yang seragam dengan siswa lain kini berdiri dengan senyum sumringahnya. 

Dia Dion, dan ia tak sendirian. Ada Putra dengan pakaian yang tak lagi rapih dan wajah yang ditekuk, ada Juna yang berpenampilan serupa dengan Putra, dan ada Putri disana. 

Menjadi satu-satunya wanita diantara ketiga pria paling 'terkenal' di sekolah sukses memancing perhatian para siswa. Belum lagi sekarang mereka berhadapan dengan Vanya dan kawan-kawan, hal ini bagaikan sebuah tontonan yang menarik di hari wisuda. 

Antagonist Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang