(+) Dua Puluh Tiga

7.6K 627 46
                                    

Janlup Votenya!

Janlup Votenya!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Vanya?"

Vanya menghentikan langkahnya, membalikkan badan sempurna itu dan menatap kepada orang yang baru saja memanggil namanya.

Tatapan Vanya langsung berubah menjadi tatapan tak suka saat melihat siapa yang memanggil dirinya. Orang kedua yang sangat ingin ia hindari disekolah ini selain Putri, Adrian.

"Beneran Vanya ternyata" Ucap pria dengan jersey basket bernomorkan 18 itu.

Vanya bersiap untuk kembali berjalan dan membalikkan tubuhnya saat melihat Adrian mendekat kearahnya.

"Van! Jangan pergi dong!" Vanya kembali menatap kesal Adrian saat dengan entengnya dia teriak dikoridor sekolah. Lagi pula kenapa ia bisa dengan apesnya bertemu Putri dan Adrian dihari yang sama.

"Lu ngapain disini Van?" Ucap Adrian sembari mendekati Vanya.

Vanya memutar bola matanya, "Latihan pensi" Balas Vanya seadanya.

Adrian menggaruk tengkuknya, bingung harus membalas apa jawaban ketus itu.

"Gua sih abis latihan basket, nih liat keringet gua" Ucap Adrian sambil memamerkan tangannya yang diselimuti keringat.

Vanya menatap jijik kearah Adrian yang mengangkat tangannya dan mendekatkan nya kearah Vanya.

"Gak nanya!" Ketua Vanya lalu sekali lagi berbalik badan.

"Eh Van!"

Suara Adrian lagi-lagi sukses membuat Vanya terhenti, Adrian tak tahu bahwa Vanya tengah mengeram kesal dibelakang sana.

Vanya berbalik dan menatap Adrian dengan penuh amarah, "Apaan sih!".

Adrian cengengesan, " Gak pulang?".

"Gimana gua mau pulang kalo lu sedari tadi lu manggil-manggil gua terus sih!" Kesal Vanya.

"Mau pulang bareng gak?" Ajakan Adrian yang tentu saja diabaikan oleh Vanya.

Adrian bergegas menyusul Vanya yang mulai menjauh karna terus sajaa melangkah.

Adrian melirik kebawah karna perbedaan tinggi diantara keduanya yang cukup jauh. Adrian tak membuka mulutnya, hanya tersenyum sambil menatap wajah cantik Vanya yang sangat ia rindukan.

"Lu gak kangen gua Van?" Sial, Adrian keceplosan.

Pria itu hanya tersenyum yang diiringi oleh ringisan saat melihat Vanya sekali lagi mengeluarkan tatapan tajamnya kearah Adrian.

"Gua kepo doang sih... kita kan udah lama gak ketemu, siapa tahu lu kangen kan" Ucap Adrian yang kali lebih memilih menatap kedepan daripada harus sekali lagi menerima lirikan tajam Vanya.

Antagonist Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang