(+)Dua Belas

24.8K 2.2K 51
                                    

"Hah!?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah!?"

Vanya menganga, pandangannya kini teralih kepada pria yang kini mengalungkan tangannya di bahu dirinya. 

Vanya menghembuskan nafas frustasi begitu melihat Juna kini bergabung bersama dirinya dan pria aneh ini. Belum lagi urusannya selesai dengan pria yang mengaku kenal dengan dirinya ini, kini dirinya harus menghadapi pria yang tiba-tiba mengaku jadi tunangannya. 

"Hah kita ketemu lagi, kapten! Oh iya gua gatau lu udah denger atau engga, tapi team basket kita memang. Ya gua si gak kaget, karna kali ini bukan lu yang jadi kaptennya tapi gua" Adrian menaikkan satu sisi bibirnya, menimbulkan senyum menyebalkan yang sedari tadi memancing emosi orang. 

Juna mengepalkan tangannya, mengeratkan giginya, terlihat sangat emosi dengan perkataan Adrian. Sedangkan Vanya tengah di ambang kebingungan sekarang, sebenarnya apa yang kedua pria ini bicarakan. 

"Oh jadi ini tunangan lu? Si Vanya yang terkenal itu? Lumayan juga" Tak mendapat respon dari Juna, Adrian kembali membuka mulutnya yang sekali lagi membuat emosi Juna meningkat. 

"Gua ingetin sama lu, Vanya itu tunangan gua. Dan Jangan. Pernah. Ganggu. Tunangan. Gua" Tak seperti Adrian yang terlihat menyebalkan dan slengean, Juna menanggapi semua sikap menyebalkan Adrian dengan tenang, namun dengan penekanan disetiap katanya. 

Adrian kembali tertawa, dengan nada menjengkelkan seakan meremehkan perkataan pria yang sedang dilahap emosi itu. Sedangkan Vanya dibuat terheran dengan sikap pria aneh dihadapannya ini, bagaimana bisa ia tetap bisa tertawa saat melihat Juna sudah siap untuk mengayunkan kepalan tangannya ke wajah dirinya kapan saja. 

"Waktu itu juga sama kan?" Ucap Adrian disela-sela tawanya, Juna mengerutkan keningnya tak mengerti dengan apa yang diucapkan Adrian. 

"Waktu gua nembak cewe itu, lu ngomong hal yang sama kan? Lu bahkan make posisi yang sama. Siapa namanya… oh iya Putri! Cewe yang gua tembak di 5 hari pertama gua sekolah disini, kalo diinget-inget malu juga ya, itu pertama kalinya gua ditolak cewe soalnya hahaha" Adrian kembali tertawa, lagi-lagi tawa menyebalkan. 

Vanya terkejut, pria ini juga pernah menyatakan perasaannya kepada Putri? Namun ditolak? Berarti pria ini bukan sekali saja berurusan dengan Juna, sekarang Vanya tahu apa alasan pria yang memeluknya ini memasang wajah amat sangat tak suka saat melihat Adrian. 

Tangan Vanya bergerak menahan Juna begitu merasakan pria itu memajukan dirinya bersiap untuk memukul Adrian. Vanya menatap Juna yang juga sedang menatap dirinya, tatapan kemarahan, namun untungnya kali ini bukan ditunjukkan untuk dirinya. 

Vanya menggeleng sambil terus memegang perut Juna, memberikan perintah seakan tak ingin kaki jenjang Juna melangkah lebih jauh lagi. 

Entah ada angin apa, Juna menurut kepada apa yang Vanya inginkan, apakah Vanya harus senang atau sebaliknya melihat kemajuan tunangannya ini?. 

Antagonist Revenge Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang