[follow dulu sebelum membaca]
-selesai-
Widya memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan wanita remaja pada umumnya, ia sangat suka dengan hal berbau romantis termasuk novel romantis. Suatu hari, sahabatnya merekomendasikan sebuah novel yang sedang h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"I'm home"
Vanya membuka pintu kaca itu dengan perlahan, dan langsung meringkuk kedinginan setelah berhasil memasuki rumah. Dengan tangan yang masih gemetar Vanya perlahan membuka jaketnya dan mendekati perapian.
Sekarang tengah musim salju di London. Betapa menyenangkannya kalau ia bisa bersantai sembari berfoto ditengah salju, tapi apa daya karna baru saja pindah ia harus mengurus segala hal mulai dari persiapan kuliah, sampai pekerjaan. Ia tak mungkin lagi meminta uang dengan orang tuanya, jadi mau tak mau Vanya harus mulai mencari pekerjaan.
"Oh, you're home"
Vanya menoleh saat sebuah suara mengusik ketenangannya. Sebuah senyum mengembang begitu melihat siapa yang kini mendekatinya, itu adalah Alice. Dia adalah satu-satunya kerabat sang ibu di London.
Sebenarnya uang Vanya akan sangat cukup untuk menyewa rumah sendiri, tapi kalau ada yang gratis mengapa harus bayar yakan?.
Vanya tersenyum, "Yes Madame"
Wanita paruh baya itu mengusap kepala Vanya yang kini sedikit dipenuhi oleh butiran-butiran salju.
"You look so tired, darling" Ucap Alice masih dengan tangan yang mengusap kepala Vanya.
Vanya mengangguk, "I am. There's so many things that I have to do Madame"
"It's better that you rest yourself for a while Van, that's what you need now" Ujar Alice.
Vanya kembali mengangguk, "Okay Madame"
Merasa sudah cukup hangat, Vanya mulai bangkit dari duduknya dan mengambil kembali jaketnya.
"Do you want to go to your room now?" Tanya Alice yang sekali lagi menghentikan langkah Vanya.
Vanya mengangguk, "Yea Madame,i'm so sleepy"
"Wait a minute" Ucap Alice sambil bergegas menuju dapur yang berada tepat di depan ruang tengah.
Alice menyodorkan sebuah kotak makan kepada Vanya, "Here, You haven't had dinner yet, have you?"
Ucapan Alice sekali lagi sukses menarik ujung bibir Vanya keatas. Entah lah, mungkin dia sedikit terharu karna ia kembali merasakan bagaimana kebaikan seorang ibu setelah memasuki tubuh Vanya. Vanya mengangguk, kemudian dia mengambil kotak makan itu dan bergegas menuju kamarnya.
"Have a nice sleep Madame"
٪٪٪
"Haahh"
Vanya kembali menghela nafas panjang begitu memasuki kamar. Seluruh tubuhnya terasa sangat pegal sekarang, ia benar-benar harus mengurus semuanya sendiri. Ditambah usahanya yang ia tinggalkan mulai menambah pikirannya.