[follow dulu sebelum membaca]
-selesai-
Widya memiliki hobi yang sama dengan kebanyakan wanita remaja pada umumnya, ia sangat suka dengan hal berbau romantis termasuk novel romantis. Suatu hari, sahabatnya merekomendasikan sebuah novel yang sedang h...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Jun lepasin ih"
Vanya berusaha sekeras mungkin untuk melepaskan tangan kekar yang sangat betah bersarang di bahunya yang mulai terasa pegal. Bagaimana tak pegal, pasalnya tangan penuh otot itu sedari tadi menumpahkan semua tenaganya ke pundak Vanya.
Belum lagi pandangan terkejut setiap orang yang melewati mereka sekarang, jangankan orang lain Vanya pun bingung dengan keadaan sekarang. 5 menit yang lalu bel kemerdekaan para siswa berbunyi sebenarnya tak ada yang spesial dengan istirahat kali ini namun yang membuat spesial adalah tawaran Juna yang ingin menghabiskan waktu istirahatnya bersama Vanya, bahkan pria itu tiba-tiba ingin pergi sekolah bersama Vanya.
Vanya dan Juna kini memasuki kantin, masih dengan tangan yang saling memeluk satu sama lain, pemandangan ini sungguh hal yang sangat jarang, semua orang tahu kalau Juna hanya ingin menghabiskan waktu bersama Putri.
Vanya langsung mengajak Juna untuk duduk di salah satu meja yang sudah ditempati oleh Rika Lisa lengkap dengan Dion dan Putra yang merupakan sahabat dekat Juna.
"Wih aadj" Ucap Dion begitu melihat tangan Juna mengalungi pundak Vanya.
"Apaan tu?" Sahut Lisa sambil menyomot gorengan milik Putra.
"Ada apa dengan Juna" Jawab Dion sambil cengegesan.
"Bangsat" Juna melayangkan tangannya seraya memukul Dion pelan.
Vanya tersenyum senang saat melihat Dion meringis kesakitan, percayalah jauh sebelum Dion merasakan sakitnya pukulan Juna, Vanya lebih dulu merasakannya.
Vanya tersenyum dengan sangat senang tanpa sadar kalau Rika tangan menatapnya dengan sangat intens.
Merasa Diperhatikan, Vanya kini menatap Rika dengan tatapan heran. "Kenapa lu?" Ucap Vanya penasaran.
Rika menunduk sambil tersenyum," Gpp seneng aja akhirnya lu bisa ketawa lepas".
Seketika tatapan kebingungan Vanya berubah menjadi tatapan haru, namun baru saja hendak mengucapkan sesuatu niat Vanya harus terhenti ketika Lisa memeluknya dengan erat.
"Aaaaa…. Rika lu romantis banget" Lisa mengeratkan pelukan yang ia jatuhkan ke tubuh Rika, namun respon Rika sangatlah tak romantis bahkan dibilang cukup kejam.
Dengan mudah nya Rika melayangkan tangannya di kepala mulus Lisa yang sukses membuat Lisa meringis kesakitan, persis seperti Dion yang meringis saat dipukul oleh Juna.
"Sakit Rik!" Ucap Lisa seraya mengaduh.
"Gua kira lu cuma jiwa lu yang sakit" Ucap Rika tak perduli.
"Lu tenang aja Rik… karna sekarang gua udah sadar, dan sampai kapan pun gua gabakal ninggalin Vanya lagi" Juna menatap Vanya dengan tatapan yang sangat manis, tak ada lagi tatapan dingin yang selama ini pria itu berikan kepada Vanya.