Chapter 50 | Break!

80 20 6
                                    

PERLAHAN Cheryl membuka matanya. Sama-samar, ia mendengar suara di sekitarnya. Setelah penglihatannya menjelas, ia menegakkan tubuhnya. Kepalanya begitu pusing. Ia menyadari dirinya tengah berada di UKS

"Ryl!" Karin dengan bergegas menghampiri Cheryl yang terduduk di blankar. Sedari tadi ia tidak tenang sampai berjalan bulak-balik seperti setrikaan. "Lo gak papa? Ada yang sakit lagi?"

Chiko, Raffa, Fatir, dan Gilang menghampiri mereka dengan rasa khawatir seperti Karin. Sungguh, mereka merasa cemas apalagi Cheryl sempat tak sadarkan diri lebih dari satu jam.

"Ryl, lo gak papa?" tanya Chiko sambil menggenggam tangan gadis itu.

Cheryl memegangi kepalanya. "Gak papa. Cuma sakit dikit," jawabnya. Kemudian matanya menatap satu per satu teman-temannya itu. wajah khawatirnya sungguh menggelikan. "Kalian kenapa?" tanyanya.

Orang-orang itu menghebuskan napas mereka. Antara lega dan berat.

"Lo beneran gak papa?" tanya Fatir. Rasa cemas sungguh sangat kentara di wajahnya.

Cheryl menggeleng. "Gue gak papa. Btw, lo yang bantuin gue, kan?" tanyanya yang diangguki oleh Fatir. "Thanks, ya. Gue gak tau bakalan kayak gimana kalo gak ada lo." Gadis itu mencoba tersenyum. Fa yang dimaksud adalah Fatir. Bukan Fajar. Fatir yang telah menolongnya.

Fatir membalas senyum Cheryl. "Kayak sama siapa aja," jawabnya.

"Fajar udah bener-bener keterlaluan tau!" celetuk Raffa dengan emosi yang berapi-api.

"Raf, ini cuma salah paham doang," sahut Cheryl. Entah kenapa ia yakin Fajar tidak salah. Yang salah adalah dirinya. Harusnya ia tidak menyudutkan Dewi.

"Raffa bener, Ryl. Fajar udah keterlaluan. Dia nyalahin lo padahal di sini posisinya Dewi yang salah," bantah Karin dengan tegas. "Ryl! Lo hampir gegar otak cuma karena benturan di kepala lo!" geramnya yang mati-matian agar tidak menangis. Ia sungguh tak sanggup jika memang benar sahabatnya itu mengalami gegar otak.

Cheryl seketika terdiam. Separah itu, kah? Pantas saja kepalanya begitu pening.

"Harusnya Fajar gak nyalahin lo. Yang salah Dewi!" ucap Raffa mengatur napasnya. Ia sungguh tak menyangka pada sahabatnya itu.

Cheryl kebingungan sendiri. Kenapa Raffa dan Karin begitu emosi dan yakin jika Dewi yang salah?

"Gue tau semuanya, Ryl," ujar Karin yang mengerti kebingungan Cheryl. "Kami cek CCTV di bekas ruang arsip. Dan itu bener-bener keterlaluan! Dan lo bener-bener nakutin!"

Cheryl memasang wajah datarnya mendengar perkataan Karin barusan. Seseram itu kah?

"Raffa sama Karin bener, Ryl. Fajar gak tau kebenarannya tapi dia malah nyudutin lo," ujar Gilang angkat bicara. Ia sendiri tak habis pikir pada Fajar yang malah membantu Dewi yang hanya luka lecet. Sedangkan pacarnya sendiri hampir mengalami gegar otak.

"Pengen rasanya gue bikin babak belur tuh mukanya!" ucap Raffa.

"Jangan dong!" bantah Cheryl dengan wajah ditekuk. "Biar gue yang urus. Gue bisa jelasin semuanya sama Fajar," ujarnya.

"Dan kalo dia gak percaya?" tanya Chiko dengan kesal sendiri pada Cheryl. Kenapa bisa-bisanya ia mempertahankan laki-laki brengsek seperti Fajar?

Cheryl terdiam. Otaknya berpikir keras. "Gue akan jelasin apapun supaya dia percaya," janjinya meyakinkan teman-temannya.

"Tapi lo harus janji sesuatu, Ryl," ujar Chiko yang membuat semuanya menoleh padanya.

"Apa?"

"Tinggalin dia kalo dia gak percaya sama penjelasan lo."

FAJAR √ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang