Chapter 46 | Another Feeling

77 17 3
                                    

"GUE belum pernah nanya itu dan gue gak tau itu," jawab Cheryl. Astaga! Apa Gilang mengatakan jika ia bertanya mengenai kandasnya hubungan Fajar dan Dewi? Sungguh! Menyebalkan spesies seperti Gilang diajak curhat.

"Masa?" Fajar mengangkat sebelah alisnya. "Gue kira lo tau dari Karin."

Cheryl menghela napas lega. Ia jadi berdosa pada Gilang karena menuduhnya membocorkan pertanyaannya pada Fajar. "Terus jawabannya?"

"Dia selingkuh," jawabnya.

Cheryl tidak terkejut mendengar Fajar mengatakan itu. Ia tidak bisa menunjukkan wajah terkejutnya ketika ia sudah mengetahui kebenarannya. "Cuma itu? Berapa lama lo pacaran sama dia?"

"Dia putusin gue dengan alasan gak mau nambah beban dia karena dia bener-bener selalu uring-uringan tentang tugas sekolah. Gue iyain, karena saat itu menurut gue dengan kita masing-masing bakalan buat Dewi lebih bahagia. Tapi dua hari setelahnya, gue tau kalo dia sebenernya udah sama Rendy, temen gue," jelasnya. "Gue pacaran sama dia dari kelas 7. Putus waktu awal masuk SMA."

Cheryl terdiam. Selama itu Fajar menjalin hubungan dengan Dewi. Apa akan semudah membalikkan telapak tangan menghapus semua kenangan yang pernah dilukis bersama? Apa hanya karena satu kesalahan bisa menghapus banyak kebersamaan?

"Ryl?"

"Hah? Eh? Apa?" tanyanya yang tersadar dari lamunannya. Astaga! Ia harusnya tak menampakkan bahwa dirinya berpikiran tentangnya dan Dewi di hadapan orangnya langsung!

"Gak usah dipikirin. Gue udah lupa sama semuanya," ujar Fajar yang menenangkan Cheryl. Seperti tau jika gadisnya takut ia masih memiliki perasaan pada mantan pacarnya itu.

Cheryl menganggukan kepalanya. Ia kemudian mengambil tangan kiri Fajar dan melihat sebuah goresan yang ia yakin teramat dalam hingga membuatnya membekas. "Ini kenapa?" tanyanya.

Fajar terperanjat ketika Cheryl memperlihatkan luka di pergelangan tangannya.

"Gue tau, Jar. Luka ini bukan karena goresan. Kalo luka gores gak akan membekas. Lo tau gak kalo goresan ini bisa buat lo meninggal?!"

Fajar terdiam memandang Cheryl yang barusan berbicara dengan nada khawatir. "Kalo misalkan emang urat nadi gue yang ikut ke gores, gue gak akan bisa sama lo sekarang," jawabnya dengan lembut.

Cheryl menunduk sambil memejamkan matanya. Entah kenapa ia begitu takut terjadi apa-apa padanya.

"Gue dapet luka ini karena gue berantem sama Rendy. Lo pasti nebak itu masalah Dewi? Dan jawabannya iya. Gue terlalu bodoh karena berpikiran kalo Dewi itu emang jodoh gue dan gue gak mau kehilangan dia cuma karena Rendy. Kami berantem, tapi gue kalah telak karena Rendy malah nodongin pisau. Gue bego karena maju tanpa perlindungan. Gue koma selama 2 hari karena kehilangan banyak darah."

"Alasan lo kayak gak akur sama Fatir?"

Fajar tersenyum sejenak sebelum menjawab. "Gue sama Fatir, bahkan Raffa suka sama cewek yang sama. Tapi akhirnya gue yang bisa dapetin Dewi. Fatir ngasih tau kalo Dewi bukan cewek baik buat gue. Dia udah tau kebohongan Dewi tapi gue gak percaya. Gue ngira itu akal-akalannya aja cuma buat gue putus dan akhirnya Fatir deketin Dewi. Alhasil, gue malu sendiri waktu kalo omongan Fatir bener. Gue bukannya gak akur sama Fatir, tapi lagi menyesuaikan diri lagi buat bisa kayak dulu," jelasnya.

"Ada yang mau ditanyain lagi?"

"Belum ada," jawabnya.

Fajar tersenyum samar. "Giliran gue yang nanya," ujarnya.

"Apa?"

"Kenapa lo kenal sama Chiko?"

Cheryl mengerutkan keningnya mendengar Fajar menanyakan Chiko. "Gue kenal dia dari dulu. Waktu gue masih kecil. Kita sahabatan sampe... sekarang."

FAJAR √ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang