"WOW! AYO SEMANGAT, FAJAR!!!"
Cheryl dan Karin harus menutup telinga mereka rapat-rapat. Dewi sangat eksprensif meneriakkan nama Fajar dengan semangat. Cheryl sendiri yang notabene-nya adalah pacarnya diam saja.
Cheryl harus memiliki ekstra kesabaran saat nama pacarnya diteriakan oleh gadis lain, menutup telinganya agar tidak mendengar suara gadis itu menggema di otaknya. Ia juga harus tetap dingin di cuaca yang sudah mulai memanas. Bukan hanya cuaca, tetapi juga suasana.
"Kalo gue jadi elo, udah gue dorong tuh cewek!" bisik Karin yang kesal sendiri melihat Dewi yang berjingkrak-jingkrak ria menyemangati SMA Bina Bangsa. Oh, ralat. Menyemangati Fajar yang tak lain adalah mantan pacarnya. Karin yang bukan siapa-siapanya saja sudah risih, apalagi Cheryl yang pacarnya.
Cheryl semakin gemas ketika Fajar malah menghampirinya.
Fajar tersentak ketika baru saja ia berdiri di depan Cheryl, tetapi Dewi malah menyodorkannya air mineral. Ia tidak bisa menolaknya karena Dewi menaruh botol air mineral itu digenggamannya. Ia sekilas melirik Cheryl yang sedang menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Ia tahu jika gadis itu melihat tindakan Dewi barusan.
Dengan gerakan cepat, Fajar meneguk air itu dan menyerahkannya kembali pada Dewi. Detik selanjutnya, ia sudah berlari ke arah lapangan kembali. Menghampiri Raffa dan Gilang yang mengerutkan keningnya.
"Kenapa malah minum dari mantan?" tanya Gilang yang keheranan.
"Cheryl gak ngasih minum?" tanya Raffa.
"Gimana mau ngasih minum kalo dia sendiri risih liat ada mantan dari pacarnya nyemangatin kayak lagi..." Gilang langsung nyengir, tak melanjutkan kata-katanya karena mendapat tatapan tajam dari Fajar.
"Lo harus minta maaf sama Cheryl," saran Raffa yang langsung menjauh. Melanjutkan kembali pertandingan.
Fajar menghela napas. Ia tak tahu kenapa jadi seperti ini.
***
Sorak-sorai orang-orang yang mendukung SMA Bina Bangsa menggema di tengah teriknya hari ini. Apalagi gadis yang ada di samping Cheryl. Tidak keringkah tenggorokannya karena berteriak-teriak kurang lebih selama 1 jam?
Fajar, Raffa, dan Gilang menghampiri Cheryl dan Karin, itu niatnya. Para gadis yang duduk di kursi penonton memekik, bahkan ada yang menjerit. Mendapati betapa tampannya laki-laki dengan peluh yang ada di wajahnya. Ingin sekali menyeka keringatnya.
Baru saja Cheryl dan Karin berdiri dari duduknya, Dewi lebih dulu melompat dan menghampiri Fajar dan itu langsung membuat Raffa dan Gilang menolehkan pandangannya pada Cheryl.
Fajar malah diam saja mendapat perhatian Dewi. Dewi yang mengelap keringatnya dengan handuk kecil, memberikannya minum.
Cheryl tak dapat berbuat banyak. Ia hanya menghela napas jengah.
"Gue nyaranin ini untuk terakhir kalinya. Lo bilang sama semua orang kalo lo itu pacarnya si Fajar!" ujar Karin dengan penuh penekanan. Ia sudah lelah pada tingkah Cheryl yang seolah-olah tak kenapa-napa melihat pacarnya malah diperhatikan oleh mantannya. "Yang pacarnya itu siapa?"
"Udahlah," ujar Cheryl. Ia tidak mau malah berakhir berdebat dengan Karin.
"Gue udah peringatin lo, ya," ujar Karin dengan kesal dan langsung menghampiri Raffa dan memberikannya air minum dan handuk kecil untuk mengelap keringatnya. Tidak seperti Dewi yang dengan senang hati mengelap keringat Fajar tanpa di suruh, Karin hanya diam dan menahan emosinya. Ia jadi bingung sendiri. Cheryl yang pacar Fajar, kenapa ia yang emosi?
Cheryl tak beranjak dari tempatnya. Ia malah kembali duduk sambil menyandarkan tubuhnya. Menghela napas. Mengatur napasnya. Ia benar-benar ingin menangis sekarang. Perkataan Karin menggema di pikirannya. Yang pacarnya itu siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR √ [REVISI]
أدب المراهقين[FOLLOW SEBELUM BACA BIAR NYAMAN DAN JANGAN LUPA VOTE-NYA] Fajar itu, cowok ganteng dan kalem. Saking kalemnya, dia cuma senyum buat nanggapi omongan orang alias jarang ngomong. Salah satu anggota pramuka yang hobi futsal sama muncak. Berbeda dengan...