CHERYL tersenyum mendapati kotak hijau menghiasi layar laptopnya. Ia telah diterima oleh salah satu PTN yang menjadi incaran banyak orang. PTN impiannya yang ada di Yogyakarta. Dan itu akan membuatnya harus merantau. Meninggalkan kedua orangtuanya dan sahabat-sahabatnya. Ia belum mengetahui jika Chiko lulus atau gagal. Tapi dirinya begitu senang sekarang. Ingin berjingkrak ria jika ia berada di rumah. Tapi sayang, sekarang ia bersama Karin ada di pendopo.
"Gimana, Ryl?" tanya Karin yang berada di depannya.
"Apa?"
"Keterima gak?" tanya Karin yang gemas. Cheryl sungguh tidak peka.
"Lo gimana?" Cheryl malah bertanya balim pada Karin.
"Gue nanya bukan buat dijawab pake pertanyaan, ya!" gemas Karin. Ia pusing dengan Karin yang selalu berputar-putar.
Cheryl mengangguk dengan semangatnya. "Gue keterima!" jawabnya dengan bahagia. Ia tidak menyangka jika ia akan di terima di PTN yang ia inginkan sekaligus di jurusan yang ia incar. "Lo gimana?"
"Ya gitu. Kotak merah," jawab Karin dengan lesu. "Harus ikut les deh gue!"
Cheryl menampakkan wajah ibanya. "Ya udah, belajar yang rajin ya! Gue tunggu kabar baiknya," gadis itu memberikan semangat. "Sayang kalo lo langsung kerja. Nanti di undangan lo gak ada gelarnya dong."
"Iya bawel lo! Gue gak akan mengkhianati janji, kok," jawabnya. "Pantang berkeluarga kalo belum sarjana!"
Cheryl tersenyum mendengar janji mereka. Sungguh lucu, tapi itu menjadi motivasi baginya. Mungkin jodohnya berada di Jogja.
"Lo gak mau nanya si Fajar?" tanya Karin yang langsung membuatnya tersadar.
"Hah?"
"Gak mau nanya si Fajar? Kan, udah putus juga masih deket."
Gadis itu tampak berpikir. Setelah putus dulu, ia memang masih berkabar baik dengan Fajar. laki-laki itu sering mengajaknya chatting, kadang juga video call. Cheryl jawab jika ia sedang mood. Kerap kali ia juga diantar pulang oleh Fajar jika Ayahnya tidak menjemput. Tetapi Cheryl juga menjaga batasan agar tidak menumbuhkan rasa yang semakin dalam pada laki-laki itu. Ia tahu ada saatnya mereka harus mengejar cita-cita masing-masing. Dan berpisah.
"Nanti deh gue tanyain," jawab Cheryl.
"Ryl?"
"Hah?" Cheryl langsung menoleh ke arah sumber suara ketika mendengar namanya dipanggil. "Eh, ada apa, Ko?" tanyanya.
Chiko bergabung dengan mereka. "Gak papa, cuma nyapa doang," jawabnya.
"Modus aja, lo! Mentang-mentang udah kosong," cibir Karin.
"Apaan, sih lo!" gerutu Cheryl. Ia paling tidak suka jika Karin sudah membahas tentang statusnya sekarang. Jomblo. Ya ampun, ia sudah memiliki satu mantan!
"Gak papa kali, lo udah janda, ya?" Karin langsung tergelak ketika mengatakan hal itu.
Cheryl mendengkus mendengar itu. "Terus, lo udah kawin-cerai berapa kali? Udah janda lebih dari satu kali lagi!"
Seketika Karin langsung memberenggut. "Gue gak inget kalo gue pernah pacaran!" balasnya dengan cemberut.
"Oh! Dia gak anggap lo mantan, Raf!"
Ketiganya langsung menoleh ke belakang Karin yang ternyata sudah ada Gilang dan Raffa. Karin menatap tajam ke arah Gilang karena selalu memprovokasi Raffa. Sudah ia jelaskan berapa kali jika ia sudah ingin lepas dari laki-laki itu.
Tanpa meminta izin, keduanya langsung duduk di samping Karin.
"Kenapa duduknya mepet gue, sih?" protes Karin yang merasa risih jika ia diampit oleh dua laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR √ [REVISI]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA BIAR NYAMAN DAN JANGAN LUPA VOTE-NYA] Fajar itu, cowok ganteng dan kalem. Saking kalemnya, dia cuma senyum buat nanggapi omongan orang alias jarang ngomong. Salah satu anggota pramuka yang hobi futsal sama muncak. Berbeda dengan...