Chapter 55 | Past Stories

90 15 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramein komennya coba🙈

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ramein komennya coba🙈

***

SEORANG gadis berlari dengan sekuat tenaganya untuk segera menghampiri gudang bekas pabrik di belakang sekolahnya. Tidak ia perdulikan lumpur yang membasahi sepatu berwarna putihnya. Ia terus berlari memikirkan satu orang. Kakaknya, Nila.

Ia mendapatkan sebuah pesan dari seseorang yang tidak dikenalnya yang mengatakan jika Nila sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dan itu jelas membuatnya khawatir setengah mati. Apalagi entah sebuah kebetulan lokasinya sangat dekat dengan sekolahnya.

Langkah Cheryl memelan ketika ia melihat begitu sepinya tempat yang ditujunya. Ia menyebarkan pandangannya. Ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

"Selamanya lo gak akan pernah dapetin adik gue!"

Cheryl tercengang ketika mendengar suara teriakan itu. Ia dengan segera menelusuri asal suara itu. setelah diyakini suara itu berasal dari sebuah ruangan administrasi, ia langsung membuka pintu dan membelalakkan matanya ketika melihat seseorang yang tersungkur dilantai yang kotor, tersudutkan oleh laki-laki yang ia kenal.

Laki-laki itu mengacungkan sebuah gunting ke arah Nila, kakaknya. "Gue harus lakuin ini, La. Gue gak mau ada yang terluka lagi," ujar Dito dengan suara yang sangat dingin. Perlahan ia melangkahkan kakinya. Ia mengayunkan gunting itu dengan gerakan seperti seorang dokter bedah yang sudah mahir menggunakan gunting itu.

Cheryl membelalak. Ia tahu jika Dito memiliki niat yang tidak baik pada kakaknya itu. Dengan secepat kilat, ia berlari menghadang. Namun naas, gunting itu salah sasaran. Perlahan, Cheryl merasakan lemas dan rasa sakit yang sangat luar biasa ketika gunting yang dipegang oleh Dito telah beralih pada tangan kanannya dengan posisi yang sangat tidak menguntungkan Cheryl. Seragam putihnya sudah dilumuri oleh darah merah yang begitu pekat.

"CHERYL!" Nila bangkit dan langsung berlari menghampiri Cheryl dengan raut wajah yang sangat panik. "Ryl, ayo kita pergi sekarang!" ajak Nila sambil merobek seragam sekolahnya dan membungkus tangan adiknya yang terluka itu.

FAJAR √ [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang