Spesial ya...
Aku gak tau kapan bisa up lagi. Lagi sibuk-sibuknya. Bukan lagi sayang-sayangnya.-==-
KAKI Cheryl langsung berhenti ketika sebuah mobil melintas dengan kecepatan kilat di depannya. Untung saja ia masih memiliki kewarasan untuk bertindak. Ia tidak mungkin mengorbankan hidupnya hanya karena ingin menghindar. Setelah mengatur nafasnya, ia langsung melanjutkan langkahnya menyebrang dan menyetop taxi yang melintas di sana.
Karin menghela nafasnya sedikit lega. "Tuh anak bikin gue jantungan mulu!" gerutunya sambil mengelus dadanya.
Chiko dan Amanda ikut menghela nafas panjang.
"Kalian siapa?" tanya Raffa seketika kepo.
"Lo kepo banget, sih, Raf," cibir Karin.
"Bodo amat. Lo juga pasti pengen tau," balas Raffa.
Karin mencebik tak menjawab kembali. Memang benar ia juga penasaran siapa dua orang ini.
"Gue Amanda, sahabatnya... Cheryl," jawab Amanda dengan nada ragu saat ia mengatakan 'sahabat'. "Dan ini Chiko." Ia memperkenalkan Chiko yang sedari tadi belum berubah posisi.
"Tunggu, gue kenal deh sama lo," tunjuk Karin pada Chiko. "Lo cowok yang dijewer sama Bu Hilda, kan?"
Chiko tak menjawab. Ia hanya menghela napas kembali. Menghela napas berat.
"Seketika Cheryl langsung lupa, ya sama tupperware-nya?" celetuk Raffa.
"Ah iya! Dia pulang gak bakalan diomelin sama Kak Dalvn?" tambah Karin.
Chiko langsung mengerutkan keningnya. "Tupperware? Kak Dalvin?"
Karin mengangguk. "Tupperware-nya ilang, terus dia bilang itu punya kakaknya," jawabnya.
"Tupperware biru maksud lo?"
Karin mengangguk lagi.
"Itu bukan milik Kak Dalvin," ujar Chiko.
Karin, Fajar, dan Raffa langsung mengerutkan keningnya mendengar ucapan Chiko.
"Itu milik Kakaknya."
"Iya, Kak Dalvin, kan?" Karin tampak bingung dengan perkataan Chiko.
Chiko menggelengkan kepalanya.
"Maksud lo milik Kak Nila?" tebak Amanda.
Chiko terdiam sejenak hingga ia mengatakan "Iya".
"Siapa Kak Nila?" tanya Karin bingung.
"Lo gak tau? Cheryl gak cerita sama lo?" tanya Amanda pada Karin.
Karin menggeleng pelan. Seketika ia sadar, jika ia seperti tak tahu apa-apa mengenai sahabatnya sendiri.
"Kak Nila itu kakak kandungnya Cheryl."
Karin langsung membelalak kaget dengan apa yang barusan dikatakan oleh Amanda. Ia benar-benar tak tahu jika Cheryl bukanlah anak tunggal. Tetapi ia adalah anak bungsu.
"Tapi gue gak pernah liat kakaknya di rumah. Dia kemana?" tanya Karin dengan suara bergetar.
"Wajar aja. Dia udah-"
"Lo gak berhak bilang apa-apa tentang masalah Cheryl. Biarin dia sendiri yang ngasih tau," sela Chiko menghentikan Amanda untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi.
"Masalah kalian apa sama Cheryl?" tanya Fajar yang sedari tadi hanya diam akhirnya bersuara.
"Gak ada hubungannya sama lo," jawab Chiko dengan nada datarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR √ [REVISI]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA BIAR NYAMAN DAN JANGAN LUPA VOTE-NYA] Fajar itu, cowok ganteng dan kalem. Saking kalemnya, dia cuma senyum buat nanggapi omongan orang alias jarang ngomong. Salah satu anggota pramuka yang hobi futsal sama muncak. Berbeda dengan...