KAKI Cheryl berdiri di atas sebuah jembatan taman kota yang keadaannya sekarang sedang tidak terlalu ramai. Ia mengerutkan keningnya ketika melihat semua orang yang tampak asing. Hingga suara di belakang membuatnya terperanjat kaget.
"Akhirnya lo datang."
Reflek, gadis itu langsung membalikkan tubuhnya menghadap orang yang tadi mengatakan sesuatu. Matanya membulat ketika melihat siapa orang yang barusan memanggilnya. "Fajar?"
Laki-laki itu tersenyum. Dan itu langsung membuat jantung Cheryl berdegup kencang. Entah kenapa hatinya malah berbunga-bunga. Ia sendiri harus menahan senyumnya agar tidak membuat Fajar berpikir ia akan luluh dengan senyumnya. Walau dalam kenyataan itu begitu benar. Senyum Fajar mampu membuatnya tiba-tiba mulas.
"Gue udah bilang-"
"Kalo kita lebih baik gak saling kenal, iya?" potong Fajar sambil berjalan mendekat pada Cheryl.
Cheryl langsung terkesiap. "Jangan mendekat!"
Fajar malah menggeleng sambil tersenyum.
Ya ampun, ini cowok beneran senyum sama gue? manis banget, batinnya.
"Gak ada niatan buat bilang apa-apa?" tanya Fajar. Raut wajahnya sekarang berubah serius, namun tak menutupi bagaimana pesona dari wajah tampan laki-laki itu.
Cheryl tak menjawab. Ia hanya diam dengan pandangan mata yang menyebar.
Fajar hanya tersenyum lagi dan membalikkan tubuhnya. Perlahan berjalan menjauh sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celananya.
Cheryl mengerucutkan bibirnya melihat Fajar yang semakin menjauh. "GUE BENCI SAMA LO!" teriaknya yang langsung membuat langkah Fajar yang tidak terlalu jauh dari sana terhenti.
Laki-laki itu membalikkan tubuhnya kembali. "Tapi gue sayang sama lo."
Cheryl merasakan serangan jantung mendadak mendengar ucapan Fajar.
"Lo harusnya tau gimana perasaan gue dari cara memperlakukan gue ke elo."
Cheryl tak dapat lagi menyembunyikan senyumnya. "Buaya lo!"
Fajar terkekeh. Perlahan ia mendekat kembali. "Gue sayang sama lo, Cheryl Pertiwi Wijaya." Ia kemudian menarik gadis itu ke dalam dekapannya. "Gue sayang sama lo."
Cheryl tak kuasa menahan bahagianya. Tidak, ia tidak menangis. Anehnya dia tidak merasa terharu hingga meneteskan air mata. Ia balas memeluk Fajar hanya sambil tersenyum bahagia. Senyum yang mengembang.
Hingga entah kenapa tiba-tiba tubuhnya malah terpeleset tanpa sebab.
"Anjir!"
Cheryl merasakan tubuhnya tiba-tiba terjatuh di atas sesuatu yang dingin. Apa dia jatuh ke dalam danau kecil taman di bawah jembatan? Astaga, tapi ini tidak basah.
Perlahan, Cheryl membuka matanya dan mendapati dirinya yang tengkurap di atas lantai ditemani guling yang tak jauh darinya. "Anjir, gue mimpi?!"
***
Karin merasakan keanehan pada sahabatnya ini. Ia jadi uring-uringan tak jelas. Ia bahkan berpikiran bahwa Cheryl begitu stres mengingat kejadian kemarin. "Lo sehat, kan?" tanyanya yang tak tahan untuk menanyakan hal itu.
Cheryl yang tengah melahapkan sendok berisi batagor langsung terhenti mendengar pertanyaan Karin. "Apaan?" balik tanyanya melahap cepat batagornya sebelum Karin merecokinya lagi.
"Lo uring-uringan gak jelas setelah mengalami kejadian tak terduga kemarin. Lo stres sampe segitunya, ya?"
Cheryl langsung mendengus. "Gak ada dalam kamus gue, gue galau cuma gara-gara begitu," jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAJAR √ [REVISI]
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM BACA BIAR NYAMAN DAN JANGAN LUPA VOTE-NYA] Fajar itu, cowok ganteng dan kalem. Saking kalemnya, dia cuma senyum buat nanggapi omongan orang alias jarang ngomong. Salah satu anggota pramuka yang hobi futsal sama muncak. Berbeda dengan...