22. Prepare (Persiapan)

36 9 0
                                    

Gavin duduk termangu di ruang tamu. Dua hari lagi merupakan ulang tahun gadisnya. Ia bingung harus melakukan apa untuk gadisnya. Sedangkan ayah dan bunda Stela sedang berada diluar kota ke rumah neneknya. Karena kakek Stela sakit. Jadi tidak akan ada pesta untuk merayakan ulang tahun gadisnya.

Gavin merogoh ponselnya disaku celana untuk mengirim pesan pada Arsen. Pasalnya semenjak ia dan Stela berpacaran. Arsen menjadi lebih dekat dengannya. Dia juga sudah tidak dingin seperti awal mereka bertemu. Semua keluarga Stela menyayangi Gavin. Begitupun sebaliknya.

Bang Arsen

Bang bantuin gue dong

Bantuin apa?

Buat pesta ulang tahun kecil kecilan buat Stela
Nanti undang temen temen deket Stela sama temen temen gue aja bang

Terus gue harus ngapain

Bantu hias ruang keluarga ya bang
Temenin gue beli peralatan juga besok

Siap dah.

Gavin merasa lega ada yang bisa membantunya. Berarti ia tinggal membeli peralatan, kado, dan kue untuk Stela. Ia melangkahkan kakinya untuk menaiki tangga dan kembali ke kamar karena hari sudah larut.

*****

Keesokan harinya Gavin pergi ke rumah Stela. Setelah pulang sekolah ia berganti pakaian dan langsung pergi kesini. Ia mengklakson mobilnya agar satpam dirumah Stela membukakan pintu gerbang untuknya. Satpam tersebut sudah hafal dengan Gavin. Karena Gavin sering main kesini dan ia merupakan kekasih dari putri majikannya.

"Terimakasih pak!" kata Gavin menurunkan kaca jendela mobilnya saat satpam membukakan pintu gerbang untuknya.

Gavin menuruni mobilnya dan berjalan menuju pintu utama rumah Stela. Pintunya terbuka. "Asalamualaikum!" salam Gavin memasuki rumah.

"Waalaikumsalam" balas Stela yang baru saja menuruni anak tangga sambil mengucek pelan matanya. Rambut gadis itu dicepol asal. Dengan memakai kaos oversize dan celana pendek setengah paha. Gadisnya baru bangun tidur.

"Masuk yang!" kata Stela menghampiri Gavin. "Kok gak bilang mau kesini" lanjutnya.

Gavin tersenyum. Ia meraih kepala gadisnya dan memeluknya. Rindu sekali rasanya padahal tadi pagi juga bertemu. Ia mencium kening gadisnya setelah melepaskan pelukan nya. "Ada urusan sama bang Arsen" jawabnya.

"Urusan apa?"

"Kepo!" kata Gavin terkekeh. Stela mendelik sinis.

"Bang Arsen ada kan?" kata Gavin lagi menatap tangga atas.

"Ada kok kayaknya udah pulang. Mau dipanggilin?"

"Boleh"

"Bang! Dicariini Gavin nih diajak ngamen di perempatan," teriak Stela nyaring.

Gavin menutup kedua telinganya. "Gak usah teriak juga boncel" katanya.

"Kebablasan" kata Stela nyengir.

Arsen berjalan menuruni tangga. Rupanya pemuda itu sudah siap. Ia memakai kemeja lengan panjang warna navy dengan bawahan celana jeans serupa. Tak lupa memakai sepatu converse warna light blue.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang