"Gavin sama siapa tuh?"
"Gila gila masa gue kecolongan sih"
"Alah adiknya kali"
"Dedek gemesh euy!"
"Kalah sama boncel anjir!"
"Ceweknya cantik banget"
"Apaan masih cantikan gue"
Itulah suara para siswa siswi yang melihat Gavin berjalan dengan seorang gadis di sepanjang koridor. Mereka mungkin tidak menyangka Gavin akan menggandeng seorang gadis pada tahun ajaran ini. Memang Gavin terkenal ramah dengan sejenis maupun lawan jenis. Tetapi tidak pernah terdengar kabar sedikitpun bahwa Gavin menjalin hubungan dengan seorang gadis.
"Vin!" panggil Stela berbisik.
Gavin menggumam. Ia menunduk menatap Stela. "Kita dibicarain mulu dari tadi" lanjut Stela.
Gavin tidak tuli ia bisa mendengar jelas perkataan siswa siswi yang ditujukan padanya. Tetapi ia tidak peduli. Apa salahnya toh ia berjalan dengan kekasihnya sendiri. "Biarin," balas Gavin cuek.
"Dih! Kamu gak tau apa mereka natap aku kayak mau kulitin hidup hidup"
Gavin menatap ke seliling. Terdapat banyak pasang mata yang memang sedang memusatkan pandangan pada mereka berdua. Terlebih pada gadisnya. Sebuah ide cemerlang terlintas diotak tampannya. Ia tiba tiba berhenti tepat diujung koridor. Membuat Stela yang berada di gandengannya ikut berhenti. Gadis itu menatapnya heran.
"Bentar yang," kata Gavin.
"Kenapa?"
Gavin menyelipkan rambut Stela dibelakang telinganya. Ia membingkai wajah Stela dengan tangan kirinya lalu ia memiringkan wajahnya. Sehingga terlihat seperti Gavin yang mencium Stela didepan banyak orang. Jeritan para siswi membuat Gavin terkekeh ditempatnya. Stela ikut terkekeh karena perbuatan pemuda itu. Ia menatap Gavin dari samping. Benar benar tampan. Pahatan wajah yang sangat sempurna dimata Stela. Ralat bukan hanya Stela tapi bagi kaum hawa lainnya. "Ganteng" katanya mencium sekilas pipi Gavin.
Gavin terkejut. Berani sekali gadisnya ini padahal mereka berada dilingkungan sekolah. Untung saja didepan mereka adalah belokan koridor dan tidak ada siswa yang berada disana. "Jail ya!" Katanya terkekeh.
Gavin memundurkan wajahnya dan menoleh kearah para siswa siswi tersebut. "Kenalin cewek gue!" teriaknya lantang.
"Vin ihh!" kata Stela mencubit gemas pinggang kekasihnya itu.
Gavin terkekeh. Mereka melanjutkan jalan untuk ke kelas Stela. "Belajar yang bener ya boncel!" katanya mengacak pelan rambut gadisnya setelah sampai didepan kelas.
"Iya Gapin yang tinggi kek tiang," balas Stela terkekeh.
"Aku mau ke kelas nih"
"Ya sana!"
"Gak dikasih cium lagi nih?" goda Gavin.
Stela melotot kecil. Suara Gavin itu loh keras sekali. Gavin tidak tau apa kalau sedari tadi semua teman sekelas Stela menatap kearah mereka. Apalagi Gavin yang berkata seperti itu. "Mulutnya!" katanya.
Gavin tertawa kecil. "I love you too sayang" katanya ngawur.
"Gak jelas,"
Gavin terkekeh. Ia berjalan mundur dan melambaikan tangan kearah Stela. Sesekali memberikan lovesign pada gadisnya itu. Stela tersenyum memberikan ciuman jarak jauh pada Gavin. Sangat manis sekali bukan kekasihnya itu.
*****
"Bravo bro gila!" kata Elvan menyambut kedatangan Gavin sambil bertepuk tangan heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMA [COMPLETED]
Teen FictionThe Last Love ganti judul "GAMA" Gavin Marcelino yang diam diam mengagumi seorang gadis dari jauh. Hanya berawal dari pertemuan tak terduga langsung membuat dirinya suka. Ralat bukan suka melainkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan disinilah p...