Gavin berjalan beriringan dengan kedua sahabatnya. Rencananya hari ini mereka akan mengunjungi rumah Elvan.
"Jadi kan ke rumah gue?" tanya Elvan.
"Jadi lah lumayan buat minta makan," sahut Angga terkekeh.
"Makan mulu lo heran gue,"
Angga tiba tiba berhenti membuat Gavin dan Elvan berhenti melangkah. "Tunggu bentar! Gue lupa bilang sama Febbi. Kalo hari ini mau main ke rumah Elvan dulu,"
"Bilang dulu sana. Kayaknya anaknya masih dikelas," saran Gavin.
"Ya udah gue kekelas Febbi dulu kalian langsung ke parkiran," pamit Angga berbalik arah ke kelas Febbi.
Gavin hanya menggelengkan kepala melihat tingkah Angga. Anak itu benar benar.
"Febbi!" panggil Angga dari luar kelas Febbi. Membuat beberapa teman Febbi yang masih berada di dalam kelas menatapnya.
"Apa sih Ngga gak usah teriak teriak kali" kata Febbi menghampiri Angga diluar kelas.
"Iya iya maaf" kata Angga cengar cengir.
"Ada apa?" tanya Febbi.
"Kan jadi lupa gue. Anu itu gue gak bisa pulang bareng lo. Gue sama Gavin mau main ke rumah Elvan dulu. Lo gapapa kan pulang sendiri?,"
"Iya gapapa kok. Lo jangan kemaleman pulang nya. Entar gue yang dimarahin bokap lo," kata Febbi memperingati Angga.
"Iya iya siap! Gue pergi dulu ya. Lo pulangnya hati hati," pamit Angga melambaikan tangan pada Febbi. Dan segera berlari menuju parkiran.
"Sorry sorry lama," kata Angga baru sampai di parkiran sambil memakan gorengan yang baru saja dibelinya di kantin.
"Pantesan lama orang ngantin dulu," dengus Elvan.
"Gwue twu lawper. Lo kiwra lawri lawrian dawri kwelas kwe siwni gwak cawpek apwa?" jawab Angga tak jelas karena dia sedang mengunyah bakwan jagung.
"Habisin dulu kali Ngga baru ngomong," kata Gavin terkekeh.
Elvan mengambil bakwan jagung dari dalam kresek Angga dan memakannya dengan sekali suapan. "Udah ah yok ke rumah gue," ajak Elvan menaiki motornya. Diikuti Gavin dan Angga yang menaiki motor masing masing untuk menuju rumah Elvan.
*****
"Sepi amat rumah lo," kata Gavin setelah sampai di rumah Elvan.
"Mama kayaknya belum pulang. Palingan bentar lagi juga pulang," kata Elvan menaruh tasnya disofa ruang tamu.
Elvan merupakan anak tunggal dan hanya tinggal bersama mamanya. Papa Elvan telah meninggal 5 tahun yang lalu. Tepatnya saat Elvan masih menduduki Sekolah Dasar, kelas 4. Sedangkan Widi mama Elvan sekarang bekerja di koperasi.
"Kalian mau minum apa?" tanya Elvan pada keduanya.
"Apa ajalah gue yang penting enak. Jus alpuket juga boleh," jawab Angga nyengir.
"Yee katanya terserah ujung ujungnya juga minta jus," Elvan mendengus kesal. "Kalo lo Vin?" tanya Elvan pada Gavin.
"Air es aja gue,"
"Gue bawain es batu aja kalo gitu. Gratis buat lo! Satu kulkas juga gua kasih," sahut Elvan tertawa berjalan menuju dapur.
"Sialan!" umpat Gavin.
TING!
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMA [COMPLETED]
Teen FictionThe Last Love ganti judul "GAMA" Gavin Marcelino yang diam diam mengagumi seorang gadis dari jauh. Hanya berawal dari pertemuan tak terduga langsung membuat dirinya suka. Ralat bukan suka melainkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan disinilah p...