"Minum dulu!"
Stela mendongakkan kepala ke samping melihat tangan siapa yang menyodorinya secangkir coklat panas. Ia tersenyum tipis lantas menerima sodoran minuman tersebut. "Belum tidur?" tanyanya.
Gavin menggelengkan kepalanya. "Ngapain sendirian disini?" tanyanya balik.
"Pengen keluar aja. Bosen didalam,"
"Kan bisa ikut main sama temen yang lain. Aku cariin dari tadi ternyata disini"
"Kenapa?"
Gavin mengangkat alisnya bingung. "Cari kamu harus ada alasannya?" sarkasnya.
Stela terkekeh. "Aku suka disini"
"Yaudah gak usah pulang aja"
"Dih mana bisa kayak gitu"
"Harus bisa"
"Tuman!" kata Stela mencubit gemas pinggang Gavin.
"Aduh duh sakit. Itu tangan kayak gak pernah disekolahin main cubit cubit aja. Dikira aku ini kue cubit apa"
"Persis ibu ibu komplek kamu kalo lagi ngomel kayak gini"
"Hooh. Nanti aku ganteng sendiri kalo gabung sama mereka"
"Pede!"
"Emang iya aku ganteng"
"Iya deh yang ganteng,"
Stela menyenderkan kepalanya ke pundak kiri Gavin. Rasanya kepalanya sangat pusing. Pandangannya mulai mengabur. Ia mengerjapkan matanya guna memperjelas penglihatan. Tetapi nihil ia malah tak bisa melihat apapun dan semuanya menjadi gelap.
"Masuk yuk! Dingin udah malem"
Tak ada respon dari gadisnya. Ia melirik kearah gadisnya yang sedang memejamkan matanya tenang. Gavin mengernyitkan dahinya bingung. Cepat sekali gadisnya tertidur. "Hey!" katanya mengusap lembut pipi gadisnya.
Gavin tersentak. Ia merasakan suhu badan gadisnya lebih tinggi dari biasanya. Ia mengangkat kepala Stela. Menempelkan telapak tangannya pada dahi gadisnya. Panas. Gadisnya demam.
"Stela bangun heyy!" kata Gavin khawatir menepuk pipi Stela berulang kali berharap gadisnya itu bangun. Stela tak bergeming. Sepertinya gadis itu pingsan karena suhu tubuhnya yang mendadak naik. Gavin segera menggendong Stela ke dalam villa dengan tergesa gesa.
"Loh kak Stela kenapa?" tanya Tari yang sedang menonton televisi bersama dengan yang lain. Mereka yang berada disana lantas memusatkan perhatian pada pasangan kekasih tersebut.
"Demam. Tolong bawa kompresan ke kamar!" jawab Gavin cepat segera memasuki kamar yang digunakan Stela untuk tidur.
Gavin merebahkan tubuh gadisnya. Dan memegang tangan gadisnya kuat. Berulang kali memanggil nama gadisnya agar segera membuka mata.
"Ini kak airnya" kata Tari datang bersama Kia dan Meva.
Gavin segera memeras kain kompresan dan menempelkannya ke dahi Stela. Menepuk pelan pipinya agar gadisnya bangun. Stela mengerjapkan matanya pelan. Kepalanya benar benar pusing. Matanya juga terasa perih dan tubuhnya dingin.
"Vin," panggil Stela lirih.
"Syukur kamu udah bangun. Minum obat dulu" kata Gavin lega. Ia mengambil obat yang telah disiapkan Kia. Lalu membantu Stela duduk dan meminum obat tersebut.
"Kamu tidur ya! Aku jagain disini" suruh Gavin mengusap lembut rambut Stela.
"Ki lo tidur bareng Elvan ya. Biar gue yang jagain Stela" kata Gavin menoleh pada Kia.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMA [COMPLETED]
Teen FictionThe Last Love ganti judul "GAMA" Gavin Marcelino yang diam diam mengagumi seorang gadis dari jauh. Hanya berawal dari pertemuan tak terduga langsung membuat dirinya suka. Ralat bukan suka melainkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan disinilah p...