Gavin memarkirkan motor Mang Asep di parkiran depan cafe. Ia segera memasuki cafe untuk mencari keberadaan Bella. Gavin mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru cafe. Gavin mencari sesosok gadis yang ciri ciri nya sama dengan yang digambarkan Bella.
"Dekat jendela dress warna kuning," batinnya.
Netranya menemukan seorang gadis yang duduk sendiri di dekat jendela. Dia memakai dress warna kuning, badannya hem sedikit gemuk, dan ada sedikit bekas jerawat di wajahnya. Gavin melangkahkan kaki nya menghampiri gadis tersebut."Bella ya?" tanya Gavin.
Gadis tersebut tersenyum. "Iya aku Bella. Silahkan duduk"
Gavin menarik kursi dihadapan Bella lalu mendaratkan bokongnya di kursi tersebut. "Ada apa?" tanya Gavin to the point.
"Enggak ada apa apa kok. Cuma mau ketemu sama kenalan aja"
Gavin mengangguk. "Udah pesen?"
"Belum. Tadi nunggu kamu dateng dulu"
Gavin segera mengangkat tangannya memanggil waiters. "Mas!"
Seorang waiters laki laki menghampiri meja Gavin dan Bella. "Iya mas. Mau pesan apa?"
"Coffe latte dingin satu sama french fries satu" kata Gavin. Waiters tersebut mencatat pesanan Gavin lalu menolehkan kepala nya pada Bella.
"Jus mangga satu,"
Waiters tersebut mengganguk kan kepala nya. "Ditunggu ya kak,"
Setelah waiters itu pergi. Mereka berdua hanya diam. Gavin sendiri menatap sekeliling mengamati interior yang dipasang di cafe tersebut. Sedangkan Bella menatap Gavin dengan senyum yang terus merekah di bibirnya. "Tampan sekali pria ini. Aku tidak pernah berfikir akan bertemu pria setampan dia" batin Bella.
"Lo anak mana?" tanya Gavin setelah lama diam.
"Maksudnya?," tanya Bella bingung.
"Rumah lo mana?,"
Bella tersenyum kecil. "Perumahan Jaya Asri,"
Gavin hanya menganguk sebagai jawaban. Tidak lama kemudian waiters mengantarkan pesanan mereka. "Silahkan dinikmati," kata walters tersebut.
"Trimakasih," Gavin tersenyum.
"Astaga senyumnya manis sekali" batin Bella lagi.
Gavin meminum coffe latte nya sedikit. Lalu mendongakkan kepalanya menatap Bella yang juga sedang menatapnya sambil tersenyum. Gavin menaikkan sebelah alisnya membuat Bella seketika salah tingkah dan mengarahkan pandangan nya ke jendela.
"Lumayan buat mainan gue," batin Gavin.
"Kelas berapa?" tanya Gavin pada Bella.
Bella menolehkan kepala nya kikuk. "3 SMP. Kalau kamu?"
"2 SMA," jawab Gavin. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. Gavin tidak bisa berlama lama disini ia harus menjemput Xio.
"Gue pulang dulu ada urusan," pamit Gavin. "Bill nya nanti gue yang bayar" lanjutnya.
"Kok buru buru banget?,"
"Sibuk," jawab Gavin singkat. Ia bangkit dari duduknya.
"Lain kali kita bisa ketemu lagi kan?" tanya Bella mencegah Gavin untuk pergi sambil memegang tangannya. Gavin melirik sinis tangan Bella membuat Bella segera melepaskan tangannya.
"Maaf!" kata Bella.
"Gue pergi!"
Gavin melangkahkan kakinya menuju parkiran. Ia memakai helm dan segera melajukan motor Mang Asep menuju rumah neneknya untuk menjemput Xio. Bella yang sedari tadi melihat kepergian Gavin mengerutkan keningnya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMA [COMPLETED]
Teen FictionThe Last Love ganti judul "GAMA" Gavin Marcelino yang diam diam mengagumi seorang gadis dari jauh. Hanya berawal dari pertemuan tak terduga langsung membuat dirinya suka. Ralat bukan suka melainkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan disinilah p...