Gavin sudah memiliki seorang kekasih yang usianya empat tahun lebih muda darinya. Namanya Rista Kristina, Gavin biasa memanggilnya dengan Rista. Ia juga tidak pernah bertemu dengan Stela setelah kejadian di kantor satpol PP waktu itu. Setiap Gavin lewat didepan sekolah nya pun ia tak pernah melihat Stela. Mungkin Stela sedang sibuk mempersiapkan ujian terakhir masa SMP nya.
Hari ini Gavin mengajak Rista nongkrong bersama temannya yang lain. Gavin memarkirkan motornya diparkiran. Lalu menggandeng tangan Rista untuk memasuki kedai kopi. "Ayo masuk" katanya tersenyum.
"Hai bro!" sapa Gavin kepada teman temannya yang berada di bangku paling pojok dan melakukan tos ala lelaki.
"Udah lama?" tanya Gavin.
"Gak baru aja" jawab Aldi.
"Mas kopinya dua" teriak Gavin pada waiters memesan pesanan nya.
"Ini siapa Vin adek lo?" tanya Angga yang melihat kearah Rista.
"Kenalin Rista cewek gue," ungkap Gavin pada teman temannya. Rista hanya tersenyum sebagai perkenalan. Semua teman Gavin membulatkan mulutnya membentuk huruf O. Sedikit heran karna Rista masih terlihat sangat kecil jika dibandingkan dengan mereka semua. Benar benar Gavin ini. Seleranya memang bocil.
Mereka pun berbincang ringan. Terkadang tertawa mendengar lontaran yang keluar dari salah satunya. Rista pun hanya memainkan ponselnya. Sesekali juga ikut tertawa bersama mereka.
*****
Ajeng membuka gorden dijendela kamar Gavin. Sinar matahari diluar sana langsung masuk menusuk mata Gavin. Membuat si empunya menutupi wajahnya dengan sebelah tangan guna menghindari cahaya yang masuk.
"Bangun Vin udah pagi," kata Ajeng menepuk pelan pundak Gavin untuk membangunkan nya.
"Bentar lagi ma," jawab Gavin malas membalikkan badannya membelakangi Ajeng.
"Heh udah pagi ini. Udah jam 7 lebih," kata Ajeng menepuk keras pundak Gavin dan menarik selimut yang menutupi tubuh putranya itu.
Gavin langsung bangun terduduk. Membelalakkan matanya lebar. Segera melesat kearah kamar mandi dan hampir saja terpeleset di depan pintu. Alamak Gavin terlambat.
"Tapi boong" kata Ajeng tertawa keras.
Gavin membuka pintu kamar mandinya lebar lebar hingga meninbulkan suara keras. Berjalan kearah nakas dan melihat jam bekernya. Ternyata masih jam 6 lebih. "Dih mama" delik Gavin.
Ajeng terkekeh. "Abisnya kamu dibangunin susah"
"Kan masih ngantuk ma baru juga jam 6"
"Udah ah sekarang kamu mandi gih setelah itu sarapan," suruh Ajeng mengusap pelan rambut Gavin lalu keluar kamar.
Gavin mengangguk lalu berjalan ke arah mandi. Selesai mandi ia memakai seragamnya dan menata rambutnya rapi. Tak lupa memakai jam di pergelangan tangannya. Lalu mengambil tas yang ia sampirkan dibahu kanan dan bergegas turun ke bawah untuk sarapan.
"Pagi pa ma," sapa Gavin kepada Indra dan Ajeng. Lalu sarapan seperti biasanya.
Gavin meletakkan tasnya di bangkunya. Tak lama kemudian Pak Tono memasuki kelas Gavin. Beliau merupakan guru kesiswaan disekolahnya.
"Pagi anak anak,"
"Pagi pak," jawab seisi kelas kompak.
"Lusa sekolah kita akan mengadakan studytour. Diharapkan semua siswa yang mengikuti kegiatan tersebut menjaga kesehatan nya. Semua perlengkapan yang akan dibawa mulai dipersiapkan dari sekarang. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya lewat surat edaran. Kita akan berangkat pukul 5 pagi. Semuanya diharapkan sampai disekolah sebelum pukul 5," terang Pak Tono.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMA [COMPLETED]
Teen FictionThe Last Love ganti judul "GAMA" Gavin Marcelino yang diam diam mengagumi seorang gadis dari jauh. Hanya berawal dari pertemuan tak terduga langsung membuat dirinya suka. Ralat bukan suka melainkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan disinilah p...