Gavin mengetukkan jarinya pada meja didepannya. Sedari tadi netranya tak pernah lepas dari pintu masuk cafe.
"Lo gapapa Vin?"
Gavin mengangkat sebelah alisnya seolah mengatakan 'kenapa?'.
Angga berdeham sebentar. "Lo tahu kan Stela bakal dateng?" katanya hati-hati.
Gavin mengangguk singkat. Semenjak Stela mengakhiri hubungan mereka. Keduanya seolah menjaga jarak. Gavin tak pernah lagi muncul dihadapan gadis itu begitupun dengan Stela. Seperti halnya jika Gavin sedang bersama teman-temannya. Dan pada saat bersamaan kekasih dari salah satu temannya datang mengajak Stela, Gavin akan memilih pergi. Ia sengaja melakukannya karena mungkin ini yang akan membuat Stela bahagia.
Malam ini adalah perayaan ulang tahun Elvan. Dan saat inilah kali pertama Gavin dan Stela akan bertemu setelah mereka putus. Sebenarnya Gavin tidak ingin pergi tetapi Elvan terus memaksanya. Jadi ia datang malam ini hanya semata mata untuk menghargai Elvan.
Suara lonceng yang berbunyi mengalihkan pandangan Gavin. Disana Stela barusaja datang bersama Tari. Keduanya melangkah mendekat pada meja Gavin dan Angga.
"Lama banget kamu baru dateng." sapa Angga mengelus rambut Tari yang langsung duduk disampingnya.
"Nungguin Stela tuh lama dandannya!" cibir Tari. Stela hanya melotot kecil.
"Ehh La duduk sini ngapain berdiri aja disitu!" ajak Tari.
Stela tersenyum canggung. Kursi yang kosong hanya ada disebelah Gavin. Setelah berbulan bulan ia tak bertemu pemuda itu membuatnya sedikit tak enak hati. Apalagi mengingat hubungan keduanya yang tak lagi baik.
"Permisi kak!" kata Stela canggung.
Gavin berdeham. "Gue ke toilet dulu!" pamitnya lalu pergi meninggalkan ketiganya setelah Stela duduk disampingnya.
Stela meringis pelan. "Kak Gavin pergi karena ada gue ya." katanya tak enak.
"Enggak kok La. Palingan juga kebelet dia." hibur Angga.
Stela memainkan tangan di pangkuan nya. Suasana canggung saat ini benar benar tidak disukainya. Stela mengenal Gavin dengan baik. Jadi ia tidak ingin bermusuhan dengan Gavin hanya karena hubungan mereka berakhir.
"Gue ke belakang dulu ya Ta!"
******
Langkah kaki Stela membawanya sampai taman belakang. Setelah cukup lama ia menunggu Gavin di depan toilet pria namun pemuda itu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Netranya menangkap sosok pemuda yang sedang merokok disatu sisi taman. Dia adalah Gavin yang sedari tadi ia cari.
"Boleh aku duduk disini?" tanya Stela.
Gavin menoleh. Ia terkejut melihat Stela berada disini. Segera saja ia membuang rokok yang dipegangnya lalu menginjaknya dengan sebelah kakinya. Ia mengangguk.
Dengan hati hati Stela duduk disebelah Gavin. "Lagi ngapain?" tanyanya.
Gavin menggeleng pelan. "Enggak. Lagi pengen ngerokok aja." katanya.
Tak ada lagi pembicaraan diantara mereka. Keduanya memilih sibuk dengan pikiran masing masing. Menikmati dinginnya angin malam yang menusuk kulit mereka.
"Aku-"
"Aku-"
Keduanya menoleh bersamaan. Gavin tersenyum kecil. "Kamu aja!" katanya.
Stela mengangguk. "Aku minta maaf." katanya.
"Untuk?"
"Semuanya." kata Stela. Ia memperbaiki duduknya menjadi sepenuhnya menghadap Gavin.
"Semenjak kamu pergi aku jadi mikir. Kamu selalu mentingin kebahagiaan aku. Apapun bakal kamu lakuin buat bikin aku seneng. Tapi- Kamu lupa satu hal." kata Stela menatap Gavin tepat pada matanya. "Kamu gak pernah ngelibatin aku di dalamnya." lanjutnya tersenyum.
Gavin tersentak. Benar jika Gavin selalu mengambil keputusan nya sendiri. Menurutnya Stela tak perlu tahu rasa sakitnya. Namun yang ia lakukan selama ini salah.
"Kamu bener La. Aku yang seharusnya minta maaf." kata Gavin menyesal.
"Gapapa kak. Aku tahu kamu ngelakuin itu juga buat aku."
Keduanya kembali terdiam. Yang terdengar hanyalah suara nyanyian samar dari dalam cafe.
"Kita masih bisa temenan kan La?" kata Gavin setelah lama diam.
Stela tersenyum manis lalu menyodorkan tangan kanannya. "Teman." katanya.
*******
Holla semuanya! 👋🏻
Aku mau ngucapin banyak banyak terimakasih buat kalian
Karena udah sabar nungguin cerita ini
Akhirnya "GAMA" tamat yeayyyySee U Guys💗💗
Bandung, 1 Oktober 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
GAMA [COMPLETED]
Teen FictionThe Last Love ganti judul "GAMA" Gavin Marcelino yang diam diam mengagumi seorang gadis dari jauh. Hanya berawal dari pertemuan tak terduga langsung membuat dirinya suka. Ralat bukan suka melainkan jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan disinilah p...