15. Stela Menyadari

73 10 0
                                    

Dua minggu setelah Gavin putus dengan Rista. Tidak mudah bagi Gavin untuk melupakan gadis itu. Karena mereka telah menjalani hubungan hampir satu tahun lamanya. Tetapi tak ada gunanya jika Gavin terus mengingat Rista. Gadis itu sudah bahagia bersama pilihannya. Kedua sahabatnya Elvan dan Angga pun selalu ada untuknya. Menghiburnya jika sesekali ia teringat Rista. Sekarang waktunya Gavin menata hatinya kembali.

Malam ini Gavin duduk di taman komplek perumahan nya. Ia memejamkan mata menikmati angin malam yang berhembus di wajahnya. Suara notifikasi ponsel membuatnya membuka mata.

Auristela Allisya
Baik
Kakak sendiri?

Gavin tersenyum membaca pesan yang dikirimkan Stela lewat Facebook. Sesampainya ditaman tadi Gavin memang mengirimkan permintaan pertemanan kepada Stela. Tidak lama setelah itu akun nya langsung dikonfirmasi oleh Stela. Alhasil Gavin mengirim pesan untuk gadis itu.

Gavin M
Kakak juga baik.

Tidak ada balasan lagi dari Stela. Padahal pesan nya sudah dibaca 1 menit yang lalu. Gavin lantas mengetikkan sesuatu untuk Stela lagi.

Gavin M
Besok sekolah sama siapa?

Auristela Allisya
Dianter ayah kak

Gavin M
Kakak anterin gimana?

Auristela Allisya
Emang gak ngrepotin kak?
Sekolah kita kan gak searah

Gavin M
Enggak kok tenang

Auristela Allisya
Yaudah iya kak

Gavin M
Aku jemput setengah 7 ya sayang
Wkwk

Auristela Allisya
Kak Gavin ihhh

Gavin terkekeh. Pasti diseberang sana gadis ini sedang menunduk malu. Ia memang suka sekali menjaili Stela. Baginya itu sangat lucu. Gavin memasukkan ponselnya ke saku celana. Ia lalu berjalan menuju motornya dan melajukannya menuju sebuah toko di pinggir jalan. Senyum manis tak pernah berhenti menghiasi bibirnya disepanjang perjalanan. Bahkan sampai ia memasuki rumah pun senyum nya tak pernah luntur. Membuat Indra yang hendak berjalan ke arah dapur menatapnya keheranan. Sepertinya malam ini Gavin akan mimpi indah. Karena besok kedekatan nya dengan Stela akan dimulai.

*****

Gavin berdiri didepan cermin sambil menata simpul dasinya. Hari ini ia harus tampil menawan. Seragam yang rapi juga wangi agar ia terlihat lebih tampan. Gavin mengambil tas nya dimeja belajar lalu menaruhnya dibahu kanannya.

"Pa ma! Gavin berangkat dulu," pamit Gavin kepada Indra dan Ajeng yang sedang sarapan.

"Gak sarapan dulu bang?"

"Enggak pa. Buru buru ini gak sempet,"

"Tumben,"

"Udah Gavin berangkat dulu. Asalamualaikum," kata Gavin menyalimi tangan kedua orang tuanya bergantian.

"Waalaikumsalam,"

"Hati hati. Jangan ngebut bawa motornya bang!" pesan Ajeng.

"Seap ibu negara," teriak Gavin berjalan keluar rumah.

*****

GAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang