21. Rumah Kinan

32 9 0
                                    

Dua bulan setelah Gavin dan Stela resmi berpacaran. Hubungan mereka masih terbilang anget angetnya seperti gorengan. Karena belum ada masalah yang serius. Mungkin hanya kesalahpahaman kecil yang masih bisa diselesaikan. Hari ini Gavin mengantarkan Stela pergi ke sekolah.

"Belajar yang bener!" pesan Gavin yang duduk diatas motornya.

"Iya kamu juga," balas Stela yang berdiri di samping Gavin.

"Masuk sana gih"

Stela menggeleng. "Nunggu kamu pergi dulu"

"Kalo aku gak mau pergi?"

"Ihh mau bolos ya," kata Stela menunjuk wajah Gavin.

Gavin terkekeh. "Enggak sayang,"

Pipi Stela terasa memanas. Ia belum terbiasa dengan panggilan sayang dari Gavin. Setiap dipanggil seperti itu, jantungnya akan meletup letup dan pipinya akan memanas. Ia memalingkan wajahnya agar Gavin tidak melihatnya. Bisa bisa ia digoda habis habisan jika Gavin tau pipinya memerah. "Cie pipinya merah," goda Gavin. Tuh kan.

"Enggak ihh,"

"Tuh tuh coba aku pegang sini," kata Gavin mengangkat tangannya ingin memegang pipi gadisnya.

Stela memundurkan wajahnya saat tangan Gavin hampir menyentuh pipinya. "Enggak ih. Dingin gini kok" elaknya.

Gavin tertawa. "Duh lucunya pacarku!" katanya berhasil mencubit pipi Stela.

"Aduh sakit tau,"

"Kalo gini gimana. Masih sakit ehm?" tanya Gavin mengelus pelan pipi Stela.

Stela terpaku. Gavin memang selalu berhasil membuat hatinya menghangat. Diperlakukan seperti ini saja Stela sudah senang. Bahagia memang sesederhana itu. "Udah enggak. Kamu berangkat gih keburu siang" katanya tersenyum.

Gavin melirik jam di pergelangan tangan nya. Pukul 7 kurang. "Aku berangkat dulu!" pamitnya.

Stela mengangguk. "Hati hati,"

"Hati hati apa?"

"Dijalan,"

Gavin terkekeh. "Sayangnya mana?"

"Apa?"

"Hati hati dijalan sayang. Gitu coba" kata Gavin mengerling jail.

"Hati hati dijalan"

"Sayangnya mana atuh"

"Enggak mau,"

"Yaudah gak mau berangkat" kata Gavin pura pura ngambek sambil bersedekap tangan di dada.

"Ihh kok gitu. Udah hampir jam 7 ini"

"Gak. Aku lagi ngambek sama kamu,"

"Ambekan ihh"

"Biarin!"

Stela menarik nafasnya dalam. Susah urusan nya jika Gavin ngambek. Pasalnya pemuda ini kalo ngambek itu lama. Pernah sekali ia ketiduran dan tidak membalas pesannya Gavin ngambek sampek satu hari penuh. Ditambah lagi ia pulang dengan Dion waktu itu malah bertambah ngambek dia. Dua hari ia didiami oleh Gavin. "Hati hati dijalan sayang. Jangan ngebut," katanya lembut.

Gavin menoleh dengan wajah berbinar. Kan jika dituruti apa kemauannya sudah luluh dia. "Nah gitu dong kan tambah sayang," katanya.

"Berangkat sana cepet" suruh Stela.

"Iya iya. Sana kamu juga masuk," kata Gavin menyalakan motornya. Stela mengangguk. Melambaikan tangan pada Gavin yang telah melaju meninggalkan sekolahnya.

GAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang