9. Kerja Kelompok

98 16 0
                                    

Gavin duduk beralaskan karpet yang ada di kamarnya. Ia menyenderkan punggungnya pada ranjang kasur. Televisi yang menyala menampilkan permainan PES tidak membuat Gavin menatapnya. Tangannya memang memegang consol PES dan mengarahkannya dengan asal tanpa menatap televisi. Ia sibuk dengan pikiran nya sendiri. Tentang siapa yang ia lihat tadi menjemput Stela.

"Arghhh!" teriak Gavin menjambak rambutnya kasar.

"Siapa sih tu cowok? Banyak banget cowok yang ada disekitar dia,"

Gavin menggeleng. "Kenapa gue jadi uring uringan gini sih"

"Katanya mau nglupain tapi malah deketin terus. Emang ati sama pikiran kagak sinkron ya gini,"

Gavin berbicara sendiri seperti orang gila. Suara ponsel yang berdering mengagetkannya membuat Gavin mengumpat pelan. Gavin berdiri untuk mengambil ponsel yang terletak diatas nakas. Melihat siapa yang menelfon lalu mengangkatnya.

"Halo?"

"Gavin gimana kabarnya?" sapa Winda diseberang sana yang merupakan tante Gavin.

"Baik tante"

"Syukurlah. Kamu udah liburan kan? Main ke rumah kakek yuk,"

"Udah kok tan. Iya rencananya juga mau ke Yogyakarta tapi masih nunggu papa pulang dari luar kota"

"Sip deh. Tante tunggu ya. Kita rayain natal bareng disini"

Winda merupakan adik dari Indra. Sebenarnya dari lahir Winda beragama Islam. Tetapi sebelum menikah ia pindah agama karena mengikuti suaminya yang beragama Kristen. Memang setiap tahun Gavin dan keluarganya akan pergi ke Yogyakarta untuk merayakan natal dengan tante Winda meskipun Gavin beragama Islam. Hitung hitung silaturahmi juga dengan keluarga yang ada disana.

Gavin terkekeh. "Iya tan siap,"

"Tante tutup dulu ya. Salam buat mama kamu,"

"Baik tan" Gavin menutup sambungan telepon nya. Ia menghela nafas sambil menatap langit langit kamar. "Mungkin dengan gue ke Yogya gue bisa sedikit lupa dengan Stela," gumamnya lirih.

*****


Stela menuruni tangga sambil menenteng sneakers warna pink miliknya. "Bunda!" teriak Stela memanggil Ambar yang merupakan bundanya.

"Iya sayang. Gak usah teriak teriak bunda juga denger," sahut Arini dari arah dapur.

"Eheeee maaf bunda," kata Stela nyengir menghampiri Arini yang sedang mencuci piring di dapur. Stela duduk di meja makan sambil memakai sepatu nya.

"Stela izin pergi dulu ya mau kerja kelompok,"

Arini menoleh. "Baru pulang latihan marching udah mau pergi lagi? Gak boleh"

"Kerja kelompok bunda besok lusa dikumpulin. Masa Stela gak dateng sih"

"Tapi kamu baru pulang loh,"

"Gapapa bunda. Cuma bentar doang kok," rayu Stela mengatupkan tangannya di depan dada lucu.

Arini menghela nafas tangannya masih sibuk mencuci piring yang kotor. "Mulai deh ngerayunya,"

"Ya ya bunda boleh ya ya?" rayu Stela lagi.

"Dianter abang ya tapi?" kata Arini.

"Gak mau. Nanti temen temen Stela pada caper sama abang lagi" kata Stela bersedekap tangan di dada.

Arini terkekeh. "Segitu posesif nya sama abang ehm"

"Gak gitu bunda. Abisnya pada ganjen sih. Udah tau abang cuek masih aja di goda,"

GAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang