17. Awal Kedekatan

62 9 0
                                    

Stela mengecek ponselnya. Ada sebuah notifikasi pesan dari Gavin. Ia teringat bahwa semalam ia melakukan video call dengan Gavin tetapi mungkin ia malah ketiduran. Stela menepuk pelan dahinya. Bagaimana jika semalam ia tidur dengan begitu jelek. Sangat memalukan sekali bukan.

Kak Gavin
La besok pulang sekolah kakak jemput ya

Untung saja Gavin tidak membahas wajahnya yang sedang tidur. Stela tersenyum lantas membalas pesan dari Gavin.

Auristela
Iya kak

*****

"Vin bangun!" kata Ajeng menarik pelan selimut putra sulungnya.

"Engg bentar lagi ma" gumam Gavin kembali menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Udah jam 9 lebih ini bangun bang!"

Gavin terlompat dari tidurnya. Ia kesiangan. Gavin segera berjalan kearah kamar mandi lalu menyiram tubuhnya secepat kilat. 10 menit Gavin sudah keluar dari kamar mandi. Ternyata Ajeng masih didalam kamarnya merapikan tempat tidurnya.

"Mama kenapa gak bangunin Gavin sih,"

"Heh yang tadi itu namanya apa kalo gak bangunin," kesal Ajeng.

"Ya tapi udah setengah 10 ma. Gavin hampir telat," katanya menyisir rambutnya asal dan menyemprotkan parfum banyak banyak keseluruh tubuhnya.

"Mau kemana emangnya,"

"Jemput calon mantu buat dinikahin," asal Gavin. "Udah ah. Gavin berangkat dulu. Asalamualaikum!" pamitnya menyalimi tangan Ajeng lalu berlari keluar kamar setelah mengambil kunci mobil diatas nakas.

"Waalaikumsalam. Hati hati," balas Ajeng. "Mama gak ngizinin kamu nikah muda ya bang. Awas aja!" teriak Ajeng dari pintu kamar Gavin setelah tersadar Gavin mengucapkan kata calon mantu. Si sulung itu benar benar membuatnya harus ekstra sabar.

*****


Gavin mengetikkan sesuatu diponselnya. Satu tangannya ia gunakan untuk menyetir. Pukul 09.50 pasti Stela sudah menunggunya sekarang.

Gavin
Tunggu bentar ya La
Kakak lagi dijalan

Gavin melajukan mobilnya dengan cepat. Ia harus segera sampai disekolah karena ia tak mau Stela menunggunya terlalu lama. Pukul 10 kurang 2 menit Gavin sudah sampai didepan sekolah Stela. Ia memarkirkan mobilnya dipinggir jalan dan berjalan keluar untuk menunggunya. Gerbang masih ditutup berarti gadis itu belum pulang. Gavin lantas menyeberangi jalan untuk ke supermarket membelikan beberapa camilan untuk Stela.

Gerbang SMP Wijaya dibuka. Stela melangkahkan kakinya keluar gerbang. Ia berdiri dipos satpam sambil menunggu Gavin. Tadi pemuda itu mengirimkannya pesan untuk menunggunya sebentar. Stela menolehkan kepalanya kekanan. Ia melihat mobil Gavin disana. Segera saja ia menghampiri mobil Gavin. Ia megintip kearah dalam mobil Gavin lewat kaca. Tetapi mobilnya kosong. Kemana Gavin.

"Hei," kata Gavin menepuk pelan pundak Stela.

"Kak ngagetin aja ihh,"

Gavin terkekeh. "Maaf. Kakak tadi ke supermarket dulu. Nih!" katanya menyodorkan sekantong plastik kearah Stela.

"Banyak banget sih kak?" tanya Stela membuka isi kantong plastik tersebut. Terdapat beberapa susu kotak dengan berbagai macam camilan.

"Gapapa. Yaudah yuk!" ajak Gavin membukakan pintu mobil untuk Stela.

GAMA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang