[24]

207 39 8
                                    

"Aku ingin memiliki akhir yang bahagia bersamamu."
-Ko Mun Yeong-

...

Ada suatu istilah yang mengatakan bahwa kebahagiaan yang tak tertandingi adalah perasaan yang terbalas.

Entah perasaan dendam dibalas balas dendam, perasaan sedih dibalas tawa, kecewa dibalas bahagia, suka dibalas suka.

Itulah yang dirasakan Gang Tae, tak ada lagi yang bisa menandingi kebahagiaannya sekarang. Saat Mun Yeong bilang juga menyukainya, maka rasanya kedua kakinya tak lagi menapak pada bumi, tubuhnya di lambungkan jauh-jauh, jiwanya dilepaskan dengan bebas.

Jika ditanya bagaimana rasanya mendengar ucapan Mun Yeong itu, maka bagi Gang Tae tak ada satu pun aksara yang mampu menjawabnya. Semua aksara itu ikut menari di kepala Gang Tae meluapkan segala kekhawatirannya selama ini, menyatu bersama pelukan yang diterima Mun Yeong dengan mendadak.

"Gomawo, gomawo Mun Yeong-ah." Ucap Gang Tae tepat di telinga Mun Yeong. Tak bisa bagi Mun Yeong untuk tidak tersenyum, tangannya itu terulur memegang punggung Gang Tae untuk saling memeluk.

Pelukan itu nyaman, hingga Gang Tae tanpa sadar mulai membelai rambut Mun Yeong. Pelukan itu hangat, hingga Mun Yeong memejamkan matanya untuk merasakannya lebih dalam.

Kedua jiwa mereka tak hanya berpelukan, tapi menyatu seperti hati mereka yang kini saling merangkul.

-klik-

Mun Yeong mengambil guntingnya, ia kini duduk di depan cermin yang retak. Menurutnya tali yang mengikat lehernya selama ini adalah rambut panjangnya yang tak boleh dipotong oleh ibunya.

Ia pun memberanikan memotong rambut lebat hitam sepinggangnya yang sempat tertunda beberapa hari yang lalu. Ia mantap melakukannya setelah mendengar dongeng miliknya yang dibacakan oleh Gang Tae.

Sedikit-demi sedikit ia memotongnya hingga menjadi sepanjang bahu.

-klik-

Mun Yeong meletakkan guntingnya pada meja rias. Dia memandangi wajahnya sendiri dari pantulan cermin yang kini dengan rambut sebahunya yang tak beraturan.

Mun Yeong menghela nafasnya perlahan.

Saat itu, jam pulang sekolah di siang hari. Sang Mi yang memang murid baru di sekolahnya dan belum mendapatkan teman kecuali Sang Jin saudara kembarnya hendak keluar dari kelas. Namun terhenti karena seseorang menahan lengannya.

"Tunggu, apa kau mau bergabung dengan kami?" Tanya Sang Hwan yang memang dikenal  sebagai seorang yang supel kepada orang baru, disamping Sang Hwan ada Dong Cheol yang terkejut dengan ajakan Sang Hwan itu.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang