[43]: #Mm (halaman terakhir)

582 54 14
                                    

Saat-saat yang tak bisa kuhitung itu.
Semua perasaan yang tak terungkapkan itu.
Bahkan satu hal pun tanpa dirimu,
Itu tak bisa sempurna adanya.
Karena kaulah bagian terakhirnya.

-Yongzoo: Puzzle-

...

Pintu rumah petuah dibuka keras oleh Mun Yeong yang langsung meneriaki nama Moon Gang Tae. Petuah yang duduk tenang di kursinya kembali dibuat mendesah.

"Kenapa orang-orang tidak pernah santai setiap kali datang kesini?" Ucap petuah tersebut.

"Moon Gang Tae!!" Seru Mun Yeong berkali-kali sembari mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru rumah petuah.

"Yha... bisakah suaramu dipelankan sedikit? Lebih baik kau bertanya baik-baik, kau bicara baik-baik padaku, apa yang kau inginkan?" Pak petuah pelan dan lembut mengatakannya.

"Moon Gang Tae kemana dia?! Dia belum pergi kan?! Katakan padaku, kemana dia?!" Mun Yeong terus bertanya tanpa jeda.

"Dia-"

"Ko Mun Yeong?" Suara itu menghentikan suara petuah, dan Mun Yeong segera berbalik menemukan sumber suara.

"Moon Gang Tae," Ko Mun Yeong menyebut lirih dan berlari menuju Gang Tae serta langsung memeluknya kuat, hingga Gang Tae memutar tubuhnya karena pelukan itu.

Mun Yeong mencium kuat aroma leher Gang Tae, aroma yang baru saja ia takuti akan menghilang dari hidupnya.

Gang Tae menatap bingung Mun Yeong yang terlihat sangat cemas.

"Kenapa? Kenapa kau mau pergi dariku? Jangan pergi, aku bilang jangan pergi!" Mun Yeong mencengkram kuat baju Gang Tae dan mulai menangis. Gang Tae melihat tangan Mun Yeong yang mengenggam kuat bajunya seperti dulu.

Tanpa menunggu lama Gang Tae mencium kuat bibir Mun Yeong membuat Mun Yeong semakin terisak di tengah-tengah pergelutan bibir mereka yang semakin menguat.

Suara nafas yang keluar dari kedua bibir mereka mengisi penuh rumah petuah yang selama ini nampak mati menjadi lebih hidup, Gang Tae perlahan mendorong tubuh Mun Yeong hingga menempel pada dinding dan menguncinya dengan terus menempelkan bibirnya tanpa jeda.

Keduanya pun melepaskan tautan bibir mereka saat dirasa sudah saling kewalahan dengan bibir pasangan masing-masing.

"Aku tidak akan meninggalkanmu." Lirih Gang Tae menatap binar mata Mun Yeong dengan lekat.

"T-tapi kata Dong Cheol, kau memberikan aku padanya. Aku bukan barang kau tahu? Aku bisa memilih sendiri mana yang kumau dan tidak! Dan aku juga sudah memilihmu." Protes Mun Yeong sembari memukul-mukul dada bidang Gang Tae.

"Maafkan aku, aku memang tadinya akan menyerahkanmu karena aku pernah di posisinya, dan itu sangat menyakitkan Mun Yeong-ah." Jelas Gang Tae yang sedikit menyesal.

"Tapi... apa kau tahu, ternyata Dong Cheol keluar dari script book ini hari ini. Karena itu aku memikirkanmu dan tak jadi pergi." Lanjut Gang Tae.

"Apa?" Mun Yeong dengar, hanya saja dia belum cukup paham.

"Dong Cheol, dia meninggalkan script book hari ini. Mungkin karena itu dia memintamu untuk menemaninya jalan-jalan tadi. Apa dia tak pamit padamu?" Tanya Gang Tae. Mun Yeong hanya diam dan melempar pandangannya ke luar pintu rumah petuah yang masih terbuka.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang