"Jika hidup menjadi sangat menyiksa, solusi termudah adalah kabur."
-Moon Gang Tae-...
"Suka!" Jawab Gang Tae bangga membuat Sang Tae terbelalak tak percaya.
"Kau harus kujauhi!" Sang Tae pun beranjak dari kursinya.
"Hyung.. apa kau tidak mengerti maksud sukaku pada lelaki?" Gang Tae menarik lengan Sang Tae untuk kembali duduk di sampingnya.
"Bukankah menjadi lelaki itu keren? Para perempuan sudah mencap lelaki sebagai orang kuat, berani, dan selalu baik-baik saja, padahal kita belum pernah menunjukannya pada mereka. Contohnya saja, ketika listrik bermasalah, mereka akan meminta kita untuk memperbaikinya, karena mereka takut terkena setrumnya, padahal para lelaki juga bisa mati terkena setrum. Haha..."
Sang Tae kembali duduk mendengar penjelasan Gang Tae.
"Mereka juga mengira kita tidak bisa menangis, padahal sekuat apapun lelaki pasti pernah menangis minimal satu kali sepanjang hidupnya." Sambung Gang Tae yang kemudian tersenyum miring seperti membayangkan sesuatu.
"Kau pernah menangis?"
"Aku?" Sang Tae mengangguk.
"Ehm..." Gang Tae terlihat seolah berfikir, ia berusaha memutar kembali ingatannya.
"Pernah. Aku ini lelaki yang cengeng." Jawab Gang Tae dengan terbuka.
"Menangis karena apa?" Gang Tae terdiam, menimang apakah ia harus mengatakannya?
"Perempuan."
...
Episode selanjutnya, adalah episode dimana Moon Young yang kembali menemukan Gang Tae selayaknya menemukan sepatu merah. Iya, Gang Tae yang kembali pindah ke kota kecil Seongjin karena memang butuh tambahan biaya beserta sewa mereka habis dan Gang Tae dipecat, alhasil mereka terpaksa pindah lebih cepat dari biasanya ketika tiba musim semi.
Gang Tae menerima tawaran Ju Ri—teman lamanya untuk datang ke Seongjin dan kerja di rumah sakit ia kerja, lalu tinggal di tempat ia tinggal. Meski awalnya menolak karena Seongjin adalah awal mula dari kesusahannya yang ia hadapi, namun ia tak ingin kabur lagi. Mungkin benar adanya kata Moon Young hari itu, Gang Tae kabur karena takut.
Di sore hari seperti ini, awan gelap sudah bergulung siap menurunkan hujan. Gang Tae yang merasa ada masalah dengan lampu rumah sakit pun menghubungi costumer gedung rumah sakit agar menggantinya.
"Baikah." Tutup Gang Tae yang kemudian menutup gagang telepon.
Di tengah suara kilatan petir, Gang Tae jelas mendengar suara sepatu yang menggema di lorong rumah sakit. Karena penasaran, ia lantas menoleh ke sumber suara dan terkejut ketika mendapati wanita yang ingin ia hindari itu berjalan menujunya sembari menyeret payung hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Scene
Romance"Setelah meninggalkan Sang Mi, aku mulai memasuki panggung baru." -Ko Mun Yeong Ini cerita tentang tokoh dalam drama yang takdir hidupnya ditetapkan oleh para penulis. Jo Young, penulis It's Okay to Not Be Okay menciptakan dua tokoh bernama Ko Mun Y...