[27]

211 44 18
                                    

"Aku harap semua rasa sakitmu dapat dibagi denganku."
-Moon Gang Tae-

...

Mereka bertiga berangkat bersama pagi ini. Dengan mobil yang biasa dikendarai Gang Tae, dan tentu saja Gang Tae sopirnya.

Mun Yeong memutar lagu di tape mobil yang diikuti senandung pelan olehnya, sedang Sang Tae duduk di jok belakang ikut menyanyi.

"Mun Yeong-ah, jangan hanya bergumam pelan. Menyanyilah!" Ajak Sang Tae yang membuat Gang Tae terbelalak.

Tentu saja ia masih ingat betapa buruknya nyanyian Mun Yeong kala di karaoke. Jika mendengarnya, rasanya semakin menjelekan Mun Yeong.

"Tidak usah!" Seru Gang Tae yang membuat keduanya menoleh kaget. "Ma-maksudku, biarkan penyanyi dalam tape ini sendiri yang menyanyi. Kau juga hyung, tidak usah menyanyi!" Dalih Gang Tae.

"Kenapa?" Tanya Sang Tae bingung.

"Lebih enak begini, aku dengar jika kita mendengar lagu hangat di pagi hari seperti ini sambil duduk tenang, pikiran kita jadi rileks." Jangan tanya bagaimana Gang Tae tahu itu, tentu saja dia mengarang.

"Benarkah?"

"Sudah oppa percaya saja, dia kan perawat psikis jadi lebih tahu." Timpal Mun Yeong yang kembali melempar pandangannya ke luar jendela.

Gang Tae tersenyum, ah wanita yang dicintainya selalu berfikir baik tentangnya. Tangan kanan Gang Tae melepas stir, membiarkan tangan kirinya bekerja sedang tangan kanannya terangkat hendak merangkul pundak Mun Yeong.

Tentu saja Sang Tae yang melihat itu langsung menampar tangan Gang Tae membuat Gang Tae menatapnya sewot.

"Jika jadi sopir, fokuslah menyetir."

"Tidak nikmat jika hanya menyetir." Gang Tae kembali hendak merangkul pundak Mun Yeong dan lagi-lagi ditepis oleh Sang Tae.

"Awae??? Dia pacarku!" Ucap Gang Tae spontan, Sang Tae mebelalakan mata dan Mun Yeong seketika menoleh bingung.

"Benarkah? Benarkah Mun Yeong-ah?" Tanya Sang Tae yang tak percaya pada Gang Tae.

Mun Yeong menatap bingung pada Gang Tae yang fokus menyetir dengan senyum mengembang.

"I-iya." Jawab Mun Yeong ragu, dan Gang Tae semakin melebarkan senyumnya ia bahkan melemparnya pada Mun Yeong.

Pacaran? Sejak kapan? Sejak baru saja. Karena Gang Tae tak pernah mengajaknya berpacaran sebelumnya. Tapi biarlah, hanya karena menjawab pertanyaan orang lain maka mereka resmi berpacaran.

"Astaga... bisa-bisanya kau menerima Gang Tae sebagai pacarmu." Ejek Sang Tae tak menduga.

"Yha yha yha, apa maksud omonganmu itu hyung?" Tanya Gang Tae seolah tak terima.

"Sudahlah lupakan." Sang Tae bersandar pada kursinya dan melempar pandangan ke luar jendela.

"Hyung! Jawab pertanyaanku! Jawab pertanyaanku!!" Kejar Gang Tae, namun Sang Tae malah memejamkan mata dan tersenyum menang.

-klik-

Nam Ju Ri dan ibunya sampai di parkiran rumah sakit jiwa OK, mereka bersamaan dengan sampainya tiga penghuni kastil terkutuk yang terlihat rukun itu.

"Selamat pagi." Sapa Sang Tae saat melihat nyonya Kang bersama Ju Ri.

"Eoh, ada ibu penyewa rumah." Mun Yeong menimpali.

"Wah... tumben kalian berangkat bersama?" Tanya bu Kang pada ketiga orang di depannya.

"Iya, a-aku akan me-melukis mural, Ga-Gang Tae menjadi sitter, dan Ko-Ko Mun Yeong mengajar ke-kelas." Jelas Sang Tae menjawabi pertanyaan bu Kang.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang