[40]

220 33 1
                                    

"Dia hidupku, dan aku harus menyelamatkan hidupku."
-Seok Dong Cheol-

_

Warning. Part ini tidak ada kejadian dalam panggung. Banyak scene yang terlewati. Dan alur cerita lumayan dipaksakan.

Maaf atas ketidak nyamanannya di sepanjang part ini🙏

...

Kertas di hadapan Mun Yeong hanya kertas kosong, putih bersih tak ada bekas tinta meski kertas itu bersanding dengan pena di bawah bantal milik Dong Cheol.

Namun Mun Yeong tetap saja merasa janggal. Ia tak mau, apa yang dikatakan Gang Tae menjadi nyata. Yaitu terlambat, Mun Yeong tak mau meloloskan kalimat selamat tinggal jika memang Dong Cheol memilih pergi sekarang.

Mun Yeong meremas geram kertas yang tanpa petunjuk itu dan berlari keluar kastil dengan sepatu yang berhak tinggi miliknya.

Dia memasuki kawasan hutan dan menyisiri pandangannya dengan langit yang tak lagi seterang siang namun masih cukup terang sebelum malam. Matanya beredar, menapaki setiap jalan. Dia berharap dirinya tak salah langkah karena ia baru sekali mengunjungi tempat itu.

Di jalanan yang menanjak dan agak terjal itu, penuh kehati-hatian namun dengan langkah yang cukup cepat karena tak ingin terlambat.

"Seok Dong Cheol!!" Serunya nyaring hingga urat di lehernya nampak jelas. Tak ada hasil, hanya burung-burung di sarang pohon-pohon tinggi yang menyahutnya.

"Seok Dong Cheol!!" Teriak Mun Yeong lagi dengan langkah yang masih dipercepat meski jalanan licin dan menanjak.

Merasa lambat karena sepatu hak tingginya, Mun Yeong melepas sepatunya dan membuangnya asal, lalu kembali berjalan menanjak.

"Seok Dong Cheol!!" Suaranya mengisi seluruh sudut hutan, menggaung indah tanpa henti.

"Dong—" hampir saja dirinya tersandung ranting jika saja lelaki yang sedari tadi dipanggilnya itu tak menangkapnya sigap.

"Kenapa kau disini? Membuang sepatu pula." Dong Cheol meletakkan sepatu yang ia pungut ke depan kaki Mun Yeong.

"Kau dari mana?" Mun Yeong mengembalikan pertanyaan.

"Kau cemas?"

"Aku kira kau pergi." Mun Yeong menunduk.

"Aku tidak mau pergi jika tanpa pamit padamu." Dong Cheol meraih dagu Mun Yeong untuk menatapnya.

"Kenapa kau membuatku panik?" Tanya Mun Yeong dengan nada kesal.

"Di sebelah mana aku membuatmu panik? Aku memang suka pergi dari kastilmu kan? Sendiri disana sangat membosankan, apalagi kastilmu sangat besar, jauh dari keramaian." Dong Cheol berkata dengan nada santainya, terlihat ringan menjawab pertanyaan Mun Yeong yang justru menyiratkan kekesalan.

" Dong Cheol berkata dengan nada santainya, terlihat ringan menjawab pertanyaan Mun Yeong yang justru menyiratkan kekesalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang