[28]

199 43 10
                                    

"Aku mau kemana saja asalkan denganmu."
-Ko Mun Yeong-

...

Setelah panggung menunjukan bagaimana antusiasnya Gang Tae ketika diskors dan dengan bangganya mengajak Mun Yeong berpergian serta menautkan tangan seolah mengajaknya bergandengan kemana pun hendak pergi, sekarang mereka benar-benar tersenyum senang.

Gang Tae, rencana lelaki itu untuk berkencan benar-benar terwujud.

"Wah... ini akan menjadi kencan pertama kita sebagai sepasang kekasih." Ucap Gang Tae dengan mata berbinar terlampau bahagia sembari mengelus lembut punggung tangan Mun Yeong yang dipegangnya.

"Haha, benar." Jawab Mun Yeong tersipu.

"Ayo kita pulang, lalu kita rancang agenda kencan kita." Gang Tae menunjukan keantusiasannya dia pun menggandeng tangan Mun Yeong untuk melangkah setelah wanitanya mengangguk semangat.

Mun Yeong meminta untuk dia saja yang berkemudi, dengan alibi bahwa tangan Gang Tae pasti masih sakit karena memukul lelaki yang merupakan mantan suami A Reum itu.

"Aah.. benar, apa pipimu sudah tak sakit?" Tanya Gang Tae berbarengan dengan Mun Yeong yang menginjak pedal gas.

"Mmm.. tidak." Mun Yeong memberikan senyuman manisnya.

"Benarkah? Coba kulihat." Mun Yeong menurut, ia memiringkan wajahnya dengan mata yang masih fokus ke depan kemudi. "Sudah tidak memerah, baguslah."

Mun Yeong kembali menghadap ke depan. "Ini karena kau tadi berkali-kali mengelus pipiku. Jadi cepat sembuh." Gang Tae tergelak.

"Benarkah? Kalau begitu, tanganku masih terasa ngilu. Bagaimana jika kau obati?" Gang Tae mengulurkan tangannya pada Mun Yeong.

"Baiklah..." Mun Yeong melepas tangan kanannya dari stir mobil, beralih pada tangan Gang Tae. Dia benar-benar menurut untuk membelai punggung tangan kekasihnya itu.

Tentu saja Gang Tae tersenyum gemas. Ia merasa beruntung memiliki kekasih seperti Mun Yeong yang sangat menurut pada dirinya. Entah karena memang Mun Yeong yang sangat santun atau dia yang terlampau polos?

"Aaa benar, kita akan berkencan kemana?" Tanya Gang Tae yang memilih memecahkan keheningan mereka di mobil.

"Entahlah, aku mau kemana saja, asalkan denganmu." Jawab Mun Yeong yang membuat Gang Tae malah tertawa terbahak. "Kenapa tertawa?"

"Aniy, hanya saja... jangan merayuku."

"Wae?"

"Aku saja yang merayumu." Lirih Gang Tae hampir berbisik membuat Mun Yeong tergelak.

"Baiklah, karena kita kemarin berpegian ke kota, bagaimana jika nanti kita ke gunung, bukit, atau kebun?" Usul Gang Tae seraya menerawang.

"Seperti anjing musim semi?"

"Eoh, seperti anjing musim semi."

-klik-

Gang Tae diam termenung cengo akan suatu hal yang berkelebat dalam pikirannya. Dia masih tak menyangka atas apa yang ia lakukan barusan hingga mengabaikan Mun Yeong yang mengoceh senang. Memukul seseorang untuk membalas sesuatu yang tak ia sukai? Oh... itu bukan dia.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang