[38]

205 34 13
                                    

"Aku ingin terus melihatmu, tapi semuanya akan sia-sia jika aku terus bersamamu."
-Seok Dong Cheol-

...

Ko Mun Yeong mabuk.

Iya, setelah memainkan tantangan dengan Gang Tae, akhirnya yang benar-benar menang adalah Gang Tae dan Mun Yeong yang meminum lumayan banyak gelas wine kini tak sadar.

Panggung sudah usai, membiarkan Mun Yeong terlelap di bahu Gang Tae samping ranjang.

Gang Tae memandangi lekat wajah kekasihnya yang pipinya memerah itu. Bau anggur dan parfume wanita itu bersatu, namun sungguh hangat mengenai indra penciuman.

Tangan Gang Tae mengelus pundak Mun Yeong lembut, lalu bibirnya menciumi puncak kepala Mun Yeong yang lebih rendah darinya. Senyum merekah, dia senang bisa sedekat ini dengan Ko Mun Yeong-nya.

Ia harap, ending drama mereka akan berakhir bahagia. Tanpa ada halangan karena mereka sudah memutuskan untuk bersama setelah drama usai.

"Terima kasih, kau sudah memilihku."

Hampir setengah jam mereka berada di atas lantai. Dan panggung membuat Gang Tae memapah Mun Yeong untuk tidur di ranjangnya, lalu memberikan kecupan selamat tidur untuk orang yang dicintainya itu.

Terakhir Mang Tae untuk menemani tidurnya, lalu Gang Tae melenggang pergi dari kamar wanita itu.

Seusai itu Gang Tae pergi menuju lantai bawah. Kalian ingat bukan, tentang Gang Tae yang menemukan amplop biru pemberian bu Ok Ran?

Sedang saat itu Dong Cheol menghampiri kamar Mun Yeong. Dia ingin mengobrol dengan wanita itu, namun dia ragu untuk masuk dan berdiam cukup lama di depan pintu dengan tangan yang siap mengetuk.

Tangan itu turun kensamping tubuhnya, dia tak cukup berani untuk masuk. Tubuhnya berputar hendak pergi, namun...

"Aish... aku ingin Gang Tae saja, kenapa rumit sekali!"

Igauan Mun Yeong menghentikan langkah lelaki itu.

Dong Cheol memutar tubuhnya, meski ragu akhirnya dia masuk ke dalam kamar Mun Yeong. Wanita itu tertidur, namun alisnya berkerut dengan pipi memerah.

Mabuk, Dong Cheol menduga.

Selimut wanita itu jatuh ke lantai, banyak tendangan-tendangan kecil Mun Yeong membuat selimut itu terseret jatuh. Dengan pelan-pelan, Dong Cheol kembali menyelimuti tubuh mungil itu.

"Gang Tae-ah..." Mun Yeong menarik lengan Dong Cheol kuat hingga hampir lelaki itu menibani Mun Yeong andai saja tangannya tak menopang tubuh kekarnya.

Dong Cheol tak pernah tahu apa yang terjadi jika wanita di sampingnya ini mabuk, karena Sang Mi pun tak pernah mabuk.

Aroma anggur dan parfumenya kuat menelisik hidung Dong Cheol, merah pipinya beradu dengan kulit putih mulusnya. Bagaimana bisa Sang Mi tetap cantik dalam lelapnya yang masih dipengaruhi alkohol. Pikir lelaki itu yang pandangannya dekat dengan wajah mungil wanita itu.

"Gang Tae-ah..." Mun Yeong memanggil nama itu dengan senyum dan mata terpejam, suaranya rendah memabukkan yang mendengarnya.

"Aku..." Mun Yeong melanjutkan. "Suka." Lalu wanita itu tertawa kecil.

"Aku SUKA!!" Mun Yeong berseru keras, dan lengan Dong Cheol masih dipegangnya. "Jangan khawatir... jangan khawatir..."

Dong Cheol menanti. Lama Mun Yeong terdiam.

"Aku pasti memilihmu." Lelaki itu masih terdiam, ragu jika itu untuknya. "Moon Gang Tae."

Ahh... jangan tanya keadaan Dong Cheol. Tubuhnya bergetar, tiba-tiba saja rasanya sulit untuk bernafas. Matanya sudah berair minta ditumpahkan. Dia berusaha melepas tangan Mun Yeong, karena ia ingin pergi. Perihnya, menancap dalam.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang