[20]

205 39 16
                                    

"Kau bilang, sesuatu bisa saja terjadi ketika kau lengah"
-Moon Gang Tae-

...

-klik-

Gang Tae tetap memeluk Mun Yeong yang kembali terlelap dalam dekapannya. Namun tangan Gang Tae masih tenang mengelus tangan Mun Yeong yang bertaut dengannya, sedang tangan satunya membelai lembut rambut Mun Yeong.

Seperti ada sebuah tali diantara mereka yang mampu membuat Gang Tae ikut sedih melihat Mun Yeong yang berbeda seperti ini. Suara tangisan Mun Yeong bahkan serasa ngilu untuk didengar telinga Gang Tae.

Tangan yang membelai rambut Mun Yeong itu mulai menjelajahi dahi perempuan itu.

"Aaah...  kenapa harus sakit?" Ucap Gang Tae lirih yang kemudian berhati-hati membaringkan tubuh Mun Yeong ke tempatnya berbaring tadi.

Gang Tae segera turun dari ranjang Mun Yeong dan mengambil air hangat beserta handuk kecil untuk mengompresnya.

Lelaki itu duduk di tepi ranjang, dan dengan hati-hati membasuh wajah Mun Yeong yang pucat itu dengan air hangat.

Sama halnya dengan di panggung, lelaki itu sangat telaten menyeka wajah Ko Mun Yeong dengan air hangat.

Setelah dianggap cukup Gang Tae meletakkan handuk kecil itu di atas meja samping ranjang.

Ada getaran pada dirinya yang membuatnya menyingkirkan rambut halus Mun Yeong yang menutupi wajahnya. Kini wajah pucatnya semakin terlihat jelas.

Gang Tae tak memperdulikan usai atau dimulainya panggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gang Tae tak memperdulikan usai atau dimulainya panggung. Ia benar-benar hanya fokus pada Mun Yeong yang terlelap dengan lemah di hadapannya.

Sosok yang begitu kuat dan kasar di panggung nampak seperti orang asing jika sakit seperti ini.

Gang Tae tak bisa meninggalkan Mun Yeong dan kembali ke kamarnya. Bagaimana jika Mun Yeong kembali mengigau dan mengalami ketindihan saat dirinya sendiri.

Gang Tae pun menarik kursi yang ada di dekatnya untuk ia duduki. Gang Tae memandangi lekat wajah Mun Yeong yang putih dan semakin putih ketika pucat itu tengah terlelap anggun.

Mengingat betapa kuatnya tangisannya membuat Gang Tae kasihan pada Mun Yeong. Apa yang sedang dalam mimpinya hingga ia bisa menjerit dan kesakitan seperti itu?

Sebuah getaran yang dirasa sebuah perasaan membuat Gang Tae mengulurkan tangannya dan mengelus dengan lembut puncak kepala Mun Yeong. Jempolnya bergerak mengelus dahinya seolah sedang menyalurkan mimpi indah untuk Mun Yeong.

"Kau hebat Ko Mun Yeong." Lirih Gang Tae agar perempuan itu tak terbangun dari tidurnya.

Jantungnya bergejolak tak menentu. Memuji dan menyentuh Mun Yeong membuatnya hampir mati terbunuh oleh degup jantungnya sendiri.

Behind The SceneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang