"Jangan melihat bintang di langit angkasa,
lihatlah kaki yang menyangkut di selokan."
-Ko Moon Young-...
Setelah menemui Gang Tae pada sore hari, kini Moon Young tiba di kastil terkutuk peninggalan ayahnya yang hampir terkikis oleh tanaman, namun terlalu gagah untuk tetap bertahan.
Meski keadaan mencekam dengan suara burung gagak dan cahaya yang tak ada sinarnya sedikit pun, Moon Young tanpa takut memasuki rumah megahnya itu yang semua barangnya tertutupi kain putih mulai berdebu.
Ia memasuki kamar kedua orang tuanya yang pun sama, tak ada apapun yang bisa menghiburnya. Memilih untuk tidur adalah keputusan terbaik.
Ketika tiba saatnya malam, rumah tanpa penghangat ini menjadi terasa sangat dingin. Moon Young hanya bisa menarik selimutnya lebih tinggi karena tulangnya serasa ditusuk oleh udara dingin.
Suara-suara aneh mulai muncul, seperti langkah kaki telanjang yang menapaki kayu rumah. Moon Young merasa seseorang tengah mendekati dirinya, namun yang ia bisa hanyalah terdiam, dia merasa dirinya sekarang sudah lumpuh tidur. Bahkan hingga sesosok wanita berambut panjang menyapanya di hadapannya yang tengah terbaring. Wanita itu melayang di atas baringannya.
Perlahan mendekati wajah Moon Young dan kini terbaring di sampingnya. Telunjuk tajamnya menelusuri tulang pipi Moon Young yang kemudian membawa Moon Young memutar kejadian 20 tahun silam.
Moon Young kecil yang tengah memandangi waduk di tengah gelapnya malam. Di dalam air itu ia dapat mendengar suara wanita memintanya untuk menolong wanita itu.
Namun Moon Young hanya diam, hingga akhirnya wanita itu seolah ingin menerkamnya membuat Moon Young tersadar dari mimpi buruknya.
Di tengah kepanikan dan kegelisahan hatinya suara Gang Tae mendengung di pikirannya.
"Jika tak bisa menahan diri maka lakukan ini agar kau lebih tenang."
Moon Young berusaha melakukannya namun sebuah tangan memegang bahunya lembut. Moon Young menoleh, mendapati Gang Tae yang tengah terduduk manis di tepi ranjangnya.
Moon Young tentu saja beranjak duduk, melihat lelaki yang selama ini menjadi fokusnya ada saat ia merasa seperti sampah adalah hal tak terduga.
Bahkan Gang Tae kini mulai membelai pipinya.
"Jangan menangis." Diusapnya dengan lembut pipi Moon Young yang kini malah menitikan air mata perlahan.
Hingga tersadar bahwa Gang Tae adalah ilusi, namun Moon Young tetap melakukan butterfly hug yang ia pelajari dari Gang Tae.
-klik-
"Ottoke ottoke.. aku harus segera pergi dari sini!!" Moon Young melompat dari duduknya saat menyadari panggung telah usai.
Sedari tadi dirinya merasakan hawa dingin yang mencekam. Bahkan keringat dinginnya mulai bercucuran.
Dengan langkah kaki cepatnya ia menuruni tangga sembari menggenggam erat handphonenya, ia hanya sempat membawa itu. Ketakutannya lebih utama.
Dengan gemetar Moon Young masuk ke dalam mobilnya, dan dengan cekatannya ia menyingkirkan mobil dari kastil mengerikan itu.
Tangannya meraba-raba layar mobilnya, mencari nomer seseorang yang mungkin mau membuatnya tinggal di rumahnya sehari saja.
Sang In oppa?
Tidak, dia ada di Seoul.
Sembari melajukan mobilnya, ia pun memilih kontak Gang Tae. Iya, dia sudah bertukar nomer dengan Gang Tae seusai Gang Tae mengganti pakaiannya di rumah sakit tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Scene
Romance"Setelah meninggalkan Sang Mi, aku mulai memasuki panggung baru." -Ko Mun Yeong Ini cerita tentang tokoh dalam drama yang takdir hidupnya ditetapkan oleh para penulis. Jo Young, penulis It's Okay to Not Be Okay menciptakan dua tokoh bernama Ko Mun Y...