7

12.6K 388 1
                                    

Lily tengah asik dengan aktivitasnya mengecek beberapabberkas yang berisi tentang dirinya, tanpa ia ketahui seseorang telah masuk dan terduduk manis di belakangnya.

"Ternyata kau menemukannya" ujar seseorang di belakang yang membuat Lily terkaget dan langsung melihat ke arah belakang.

"K...kau, mau apa kau d...disi?" Tanya Lily dengan gugup dan nafasnya nampak tak beraturan

Pria itu langsung berdiri dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah Lily, "aku yang harusnya bertanya sayang"

Melihat pria di depannya berjalan mendekati dirinya, Lily langsung menodongkan sebuah pisau kecil yang ia lihat di meja dekatnya, "m...mau apa kau, jangan mendekat atau..."

"Atau apa sayang?" Potong pria itu yang masih tetap berjalan ke arah Lily

"Atau... ATAU AKU TUSUK PERUTMU KEVIN!" Ujar Lily dengan penuh penekanan.

Mendengar namanya di ucapkan, Kevin memberhentikan langkanya sambil tersenyum miring ia merasa senang jika perempuan di depannya ternyata sudah mengetahui namanya.

"Ternyata kamu sudah mengetahui namaku baby" ujar Kevin yang langsung berjalan mendekati Lily.

Lily bingung dirinya harus melakukan apa karna saat ini ia sangat terpojok sedangkan pria di depannya sudah semakin dekat dengan dirinya. Tanpa pikir panjang Lily langsung mengayunkan tangannya yang memegang pisau ke arah Kevin sambil menutup matanya.

Merasa tangannya menggantung di atas Lily langsung membuka matanya dengan terkejut ia melihat sebuah darah menetes cukup banyak dari tangan pria di depannya, ternyata pria itu menahan pisau yang akan Lily lambungkan ke arahnya.

Dengan wajah datar Kevin menatap tajam ke arah Lily tanpa memperdulikan tangannya yang tengah bercucuran darah. Kevin yang masih memegang ujung pisau langsung merampasnya dari tangan Lily dan melemparnya ke sembarang arah.

Lily semakin ketakutan saat ini, manik matanya terlihat mengeluarkan cairan bening yang cukup banyak dan nafasnya naik turun tidak beraturan.

Kevin mendekatkan wajahnya ke arah telinga Lily yang tengah ketakutan, "aku tidak akan mati secepat itu sayang" ucap Kevin sambil mengendus lekuk leher Lily.

Lily yang ketakutan dan bingung harus berbuat apa hannya bisa pasrah dengan situasinya saat ini, matanya tertutup dengan sangat erat saat ia merasakan hembusan hangat dari pria di depannya yang tengah mengendus lekuk lehernya. Lily sedikit meringis saat Kevin memberikan sebuah tanda kepemilikan di leher putihnya.

"Mulai saat ini dan selamanya kau adalah milikku, tak ada satupun yang bisa merebutmu dariku sayang" bisik Kevin di telinga Lily.

Tanpa aba-aba tangan kekar Kevin menarik pinggang Lily dan menghilangkan jarak di antara mereka berdua. Wajah mereka saat ini sangat dekat sehingga hidung mereka bersentuhan satu sama lain, tak lama Kevin melumat bibir tipis Lily dengan sedikit menuntut.

Lily berusaha menutup bibirnya sekuat mungkin saat Kevin ingin memasukkan lidahnya. Merasa bibir Lily tidak terbuka, Kevin langsung menggigit bibir tipis itu yang membuat pemiliknya beringis dan membuka sedikit mulutnya, dengan cepat Kevin langsung memasukkan lidahnya kedalam dan membuat lumatan itu semakin menuntut.

Lily hannya bisa pasrah saat bidah Kevin mengubrak-abrik isi mulutnya. Kevin menahan rahang Lily dengan tangannya yang masih berlumuran darah untuk memperdalam lumatannya.

Beberapa menit kemudian Lily berusaha untuk melepaskan lumatan tersebut sambil memukul dada Kevin dengan keras karna pasokan oksigen miliknya habis. Kevin yang mengerti dengan hal itu terpaksa melepaskan lumatannya dan melihat Lily yang langsung mengatur nafasnya dengan cepat.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang