15

8.4K 269 1
                                    

"Gimana dok?" Tanya Lily yang nampak khawatir.

"Dia baik-baik saja, hannya butuh istirahat," jawab dokter itu sambil merapikan peralatan yang ia gunakan. "Kalau begitu saya permisi" lanjut dokter dan di balas anggukan oleh Lily.

Terlihat beberapa maid yang tengah bebersih di kamar itu yang tengah berantakan. Lily hannya bisa melihat para maid yang tengah membersihkan kamar besar itu karna tangannya yang masih terjebak dalam perban tebal disana.

Tanpa sadar, para maid sudah selesai dalam acara bersih-bersih di dalan kamar. "Non, semuanya sudah selesai. Kami ijin permisi," ucap salah satu maid disana.

Tapi Lily tidak menjawab ucapan para maid yang membuat para maid menyadarkan Lily dari lamunannya.

"Non..." panggil maid sekali lagi.

"Ah.. iya, makasi banyak ya bi..." ucap Lily.

Setelah para maid keluar dari kamar, Lily kembali menghampiri Kevin yang masih sadarkan diri di kasur besarnya. Lily masih bingung apa yang terjadi pada Kevin hingga ia menghancurkan hampir semua barang-barang di kamar.

Lily kembali teringat ucapan Kevin sebelum tak sadarkan diri. 'Jangan tinggalkan aku sendirian.' Lily sangat bingung dengan situasinya saat ini.

'Apa dia pernah punya masa kelam?' Gumam Lily.

"Lily... Lily... jangan tinggalkan aku, tolong jangan tinggalkan aku," ricau Kevin dengan mata tertutup tetapi alis yang tertekuk.

Lily dengan refleks langsung meraih tangan Kevin yang sudah berbalut perban. Lily tidak tau harus berbuat apa saat ini, Kevin terus saja mericau memanggil namanya. Dengan terpaksa Lily harus menenangkan Kevin sebisa ia lakukan.

"Vin... aku disini, aku ga kemana-mana," jawab Lily berusaha untuk menenangkan Kevin.

Perlahan, tangan Kevin mengeratkan genggamannya dengan Lily. Sekarang Lily tidak bisa kemanapun karna tangannya yang di genggam erat oleh Kevin.

Lily hannya bisa melihat wajah Kevin yang tengah tertidur lelap didepannya, wajah tenang Kevin membuat Lily mengantuk. Sambil menunggu genggamannya terlepas, Lily memutuskan untuk tidur sebentar di pinggir ranjang.

Beberapa jam kemudian terlihat Kevin yang sudah tersadar dari tidurnya, ia melihat gadisnya yang tertidur di pinggir ranjang karna tangannya yang ia genggam.

Kevin mengingat semuanya, mengingat kejadian yang ia lakukan dari awal hingga akhir. Kevin tidak bermaksud untuk membuat gadisnya terluka hingga menangis, ia tidak suka jika gadisnya menangis karna dirinya. Maka Kevin akan memaafkan dirinya sendiri.

Perlahan Kevin melayangkan tangan kirinya untuk mengelus lembut rambut Lily yang tengah tertidur. Lily yang merasa risihpun terbangun dan melihat Kevin yang sudah sadar dari tidurnya.

"Kau tidak papa?" Tanya Lily spontan membuat Kevin tersenyum manis.

"I'm okey beby," jawab Kevin yang masih membelai uraian hitam milik Lily.

"Apa yang kau lakukan, kau membuat kamar ini sangat berantakan," omel Lily yang kesal dengan apa yang di lakukan Kevin.

"Aku minta maaf karna membuatmu menangis bey," ucap Kevin.

Perasaan Lily mulai luluh jika melihat Kevin berprilaku seperti ini padanya, ia merasa jika Kevin adalah pria lembut. Hannya saja dia sudah terbiasa dengan kehidupan keras di dunia.

"Maafkan aku," ulang Kevin yang sepertinya masih tidak memaafkan dirinya sendiri.

"Baiklah aku memaafkanmu kali ini, tapi jangan lakukan itu lagi," protes Lily sambil tersenyum.

Kevin langsung terduduk dan meraih tangan Lily, ia mencium punggung tangan Lily hingga tersipu malu.

Sepertinya Lily mulai jatuh cinta pada Kevin yang memiliki dua kepribadian. Berusaha untuk terbiasa dengan keadaan yang mungkin sudah menjadi takdirnya.

Kali ini Lily terlihat sendiri di meja makan untuk makan malam, setelah ia menyelesaikan makan malamnya Lily memutuskan untuk mengantarkan makanan ke kamar Kevin.

Tapi tak lama, Kevin terlihat turun dari lantai atas untuk makan malam. Lily yang melihat itu langsung mengomeli Kevin yang tidak mau diam untuk beristirahat.

"Hey,, apa yang kau lakukan. Kenapa kau kemari?" Omel Lily

"Aku bosan di kamar seharian. Aku akan makan malam disini denganmu," balas Kevin dengan senyum manisnya.

"Baiklah," jawab Lily sambil membalikkan piring dan memberikan nasi ke piring milik Kevin.

.
.
.

"Besok kita akan kembali ke Indonesia. Aku akan melanjutkan karirku disana," ucap seorang wanita yang begitu cantik dan anggun disebuah kursi kebesarannya.

Sorang pria yang diketahui adalah seorang bawahannya langsung mengurus berkas-berkas dan keberangkatannya dengan sang atasan untuk kembali ke Indonesia.

"Kevin, aku akan segera kembali bersamamu," ujar wanita itu sambil memandangi foto Kevin yang ia simpan di ponselnya.

Bersambung :")

Segini dulu ya readersku tercinta. Semoga kalian bisa terhibur sama alurnya.

Makasi banyak bagi kalian yang mau baca cerita outhor sampe part ini :)

Makasi juga buat kalian yang udah suport dan kasi vote. Jd terharu 🥺❤

Sampai jumpa di next part 😘👋

Di tunggu ya cerita selanjutnya setelah cerita yg ini tamat hehehe

Maapkan segala typonya ya guys... see you ❤


My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang