37

4K 107 2
                                    

"Bagaimana keadaan disana?" Tanya Ying pada salah satu bodyguardnya.

"Saat ini belum ada tanda-tanda mereka akan datang tuan, semuanya masih aman terkendali," jawab pria disana.

"Jaga dengan teliti, aku tidak ingin sampai ada yang terlewatan."

"Baik tuan."

Mungkin, beberapa saat lagi Lily akan mengetehui semuanya. Mau tidak mau Ying harus berhadapan dengan situasi seperti itu, dulu ia bisa menyembunyikannya tapi sekarang mustahil jika Lily tidak mengetahuinya.

"Ying, apa yang kau pikirkan. Apa semua oke?"

"Y-ya semuanya oke," jawab Ying yang sedikit terbata-bata.

Tak lama suara ponsel Ying berbunyi. "Bersenang-senang lah, aku akan mengangkat ini sebentar," ucap Ying pada Lily.

"Ada apa?" Tanya Ying singkat.

"Bagaimana dengan janjimu?" Terdengar suara seorang wanita dibalik panggilan itu bertanya tenang sebuah janji.

"Kau gila atau gimana? Bahkan rencananya belum berjalan kau sudah bertanya tentang janji?" Tegas Ying yang sudah kesal dengan wanita itu karena selalu menagih janji yang bahkan rencananya saja belum berjalan.

"Maksudnya?" Tanya wanita itu

"Maksudnya bagaimana? Aku bahkan belum bergerak sama sekali karna Kevin belum bergerak."

"Tunggu, kau belum menjalankan rencananya?"

Ying mulai bingung dengan intonasi yang wanita itu berikan. Apakah ada sesuatu yang Ying lewatkan?

"Bagaimana bisa? Kevin sudah mengirim beberapa bawahannya untuk datang kerumahmu. Kau dimana, kau disana kan?" Tanya wanita itu yang sedikit khawatir.

Ying yang baru menyadari sesuatu, ia langsung mematikan sambungannya dengan wanita itu dan menghubungi bodyguardnya. Beberapa kali Ying menghubungi bodyguard yang terhubung dengannya tetap saja tidak ada balasan. "AAKKKHHH SIAL!! KENAPA WANITA JALANG ITU BARU MEMBERI TAHU KU." Kesal Ying yang benar-benar tak terbendung membuat semua orang melihat ke arahnya tapi Ying tidak perduli akan hal itu.

"Sekarang bagaimana aku bisa membereskan ini?" Tanya Ying pada dirinya sendiri, ia berusaha untuk menenangkan pikirannya agar bisa berpikir dengan jernih.

Sekilas ia memikirkan sebuah ide yang terlintas. Tapi jika ia berniat untuk mengikuti ide itu benar-benar sangat kekanak-kanakan. "Tidak-tidak, itu terlalu dangkal. Bagaimana bisa aku memikirkan ide seperti itu." Akhirnya Ying kembali memikirkan tentang sebuah ide lainnya, sudah hampir satu jam ia mencoba mencari ide lain tetapi tetap ide itu yang terlintas. Ia juga sudah sangat membuang-buang waktu hannya untuk memikirkan ide konyol lainnya.

"Baiklah... mau tidak mau aku harus menggunakan ide itu," kesal Ying yang akhirnya mau tak mau harus menggunakan ide konyol itu.

Iapun memanggil salah satu bodyguarnya yang tengah berjaga untuk menyamar menjadi kurir pengantar barang kerumahnya. Paket itu akan berisi sebuah bom kecil dan pesan yang kemungkinan besar Kevin akan datang mengikuti pesan itu.

"Ingat berikan juga informasi apa yang terjadi disana," ucap Ying pada bawahannya setelah siap untuk pergi.

"Baik tuan."

Sekarang tinggal membereskan disini. Ying harus membawa Lily ke suatu tempat yang sekaligus akan membuat dirinya tahu tentang semuanya, dirinya juga tak lupa dengan Rey yang tengah membuntuti dirinya. "Liy.. kita harus pergi kesuatu tempat, aku ingin menunjukkan sesuatu padamu," bujuk Ying agar Lily mau mengikuti perintahnya.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang