28

5K 138 1
                                    

Ying pergi ke sebuah toko perhiasan yang sangat ia percaya. Bisa dibilang toko perhiasan itu adalah milik teman bisnisnya.

"Permisi mbak," panggil Ying ke salah satu pelayan disana.

"Ya tuan, ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan itu.

"Saya mau mengecek, apa ini anting replika atau tidak?" Tanya Ying sambil menyodorkan anting yang ia temukan

Tak lama pemilik sekaligus teman bisnis Ying datang menyapa. "Hey my broo, tumben kesini perhiasan apa?" Tanya Balka.

"Hannya inggin meriksa anting ini, karna terlihat mirip."

Balkan langsung melihat dua anting yang di bawa oleh Ying. Terlihat Balkan sedikit bingung dengan kemiripan kedua anting itu.

"Ada apa?" Tanya Ying penasaran

"Dimana kau mendapatkan anting ini?" Tanya Balkan pada anting yang di temukan Ying.

"Entahlah aku hannya mendapatkannya tanpa sengaja dan aku berfikir jika itu terlihat mirip," bohong Ying yang tetap menjaga privasinya.

"Kau yakin?"

"Sebenarnya ada apa dengan antingnya?"

"Belum ada yang berani untuk menduplikatkan anting ini bahkan sampai sekarang, kecuali toko pemilik anting ini. Hannya dia yang boleh menduplikat anting seperti ini bahkan tidak boleh dengan bahan yang sama," jelas Balka tentang anting itu.

Ying sangat bingung dengan apa yang dikatakan oleh temannya itu, entah apa yang di katakan Balkan itu sedikit tidak masuk akal tapi karna Ying tidak ingin berkepanjangan ia langsung menanyakan apa yang ingin dirinya tahu saja.

"Lalu kenapa kau sangat terkejut, mungkin saja tokonya ingin menjual replikanya juga," ketus Ying yang memang tidak mengetahui apapun jika tentang perhiasan seperti itu.

Balkan hannya bisa berdesah kesal dengan ucapan Ying. "Ying, ini bukan sembarang anting. Aku bisa katakan kau sangat beruntung mendapatkan anting ini karna pemilik toko memilihmu untuk memilikinya. Bahkan replika yang mereka buat tidak  untuk di jual."

"Lalu mana yang benar-benar asli?" Tanya Ying sedikit kesal setelah mendengar begitu banyak ocehan dari Balkan.

"Ini adalah anting yang asli," menunjuk ke arah anting yang memang di miliki oleh Ying.
"Dan ini adalah anting palsu yang di replika," tunjuk Balkan pada anting yang Ying temukan.

"Dia sangat nekat menduplikat anting ini," oceh Balkan.

Ying langsung berfikir untuk pergi ke toko yang menjual anting itu dan berharap mereka masih berada disana, tapi tak lama telfon genggam Ying berdering yang mana itu telfon dari bawahannya.

"Ada apa?" Tanya Ying

"Tuan, nona Lily sudah sadar."

Tanpa pikir panjang Ying langsung bergegas pergi dari toko temannya itu menuju rumah sakit.

"Terima kasih broo," ucap Ying yang tak lupa berterima kasih.

Di jalan, Ying kembali menghubungi bawahannya untuk melakuakan keamanan yang ketat, ia tidak ingin jika sesuatu kembali menimpa Lily di rumah sakit.

Setibanya Ying, ia berlari sangat kencang menuju kamar Lily untuk melihat keadaannya. Pengunjung yang berada di rumah sakit itu sampai terkaget melihat Ying yanh berlari begitu seperti orang panik.

Terlihat Lily tengah di periksa oleh dokter yang merawatnya dan terlihat baik-baik saja. Dengan nafas yang terengah-engah Ying berjalan pelan kearah kasur Lily, melihat keadaannya yang mungkin masih syok akan apa yang terjadi.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang