35

4.4K 110 2
                                    

"Ying, kenapa mereka membereskan semuanya?" Tanya Lily bingung melihat beberapa pembantu yang membereskan barang-barangnya di rumah sakit.

"Kita akan pulang hari ini," jawab Ying.

Mata Lily langsung berbinar. "Kalau begitu aku akan mengemasi barangku."

"Tidak usah. Biarkan mereka yang melakukannya, kita tinggal terima beres aja. Oke."

"Terus apa kita akan pergi ke rumah yang dulu?" Tanya Lily dengan senyum manisnya.

"Rumah yang dulu? Hmm... kita tidak akan kembali kesana, kita akan ke tempat lain."

"Kemana?"

"Kemanapun. Apartemen, villa, hotel, mansion atau-"

"Sttt...." Lily bingung harus mengatakan apa sampai berdesah malas. "Aku tahu kau punya semuanya tapi kan kita ga mungkin tempatin satu-satu."

"Terus kamu maunya dimana? Pilih saja sesukamu."

"Hm... gimana kalau villa aja kayaknya seru," pikir Lily yang memilih villa di antara tempat lainnya yang di tawarkan.

"Villa? Boleh juga. Mau villa yang dimana? Pegunungan, pedesaan, perkotaan?"

"Kenapa kau memberikanku banyak pilihan," kesal Lily.

"Kan biar kamunya juga nyaman."

Lily memutar bola matanya mau tidak mau ia harus memilih dari tempat yang di tawarkan lagi. "Baiklah, di pegunungan juga bagus."

"Oke, kita akan kesana."

Setelah memilih tempat untuk tinggal kali ini Lily sangat tercengang saat melihat banyaknya mobil yang sudah menunggunya. "Ini-"

"Kenapa?"

"Sebanyak ini?"

Ying mengangguk. "Kita akan gunakan yang itu." Tunjuk Ying pada mobil alphard hitam nan mewah di depannya.

"Ying kau sangat berlebihan kali ini."

Ying tidak menggubris omelan Lily kali ini ia langsung menyuruh Lily masuk kedalam mobil untuk pergi ke villa yang Lily inginkan.

Hampir dua jam perjalanan yang akhirnya sampai ke sebuah villa mewah di atas pegunungan dengan pemandangan yang sangat indah. "Wah... ini ga salah tempatnya?" Tanya Lily dengan kagum melihat tempat seindah itu.

"Bagaimana aku bisa salah. Ini villa milikku jadi aku bisa kapanpun kemari."

"Jangan bilang kau baru saja membelinya." Lily sepertinya sudah sangat hafal dengan kelakuan Ying. Ying akan memberikan apapun yang ia inginkan dengan cepat bahkan Ying tidak akan setengah-setengah jika memberikan sesuatu.

"Aku baru membelinya satu jam yang lalu," jawab Ying cepat.

"Kenapa kau membelinya, kita bisa ke tempat lain yang bisa kita tinggali," omel Lily.

"Ly... denger baik-baik. Kamu itu satu-satunya malaikat yang aku punya dan aku tidak akan menyia-nyiakan malaikat kesayanganku ini, aku akan memberikan apapun yang aku punya, bahkan nyawaku sekalipun," jelas Ying yang begitu dalam.

Lily terkaget sekaligus tersentuh mendengar ucapan Ying yang seakan-akan ia adalah satu-satunya berlian yang tersisa di dunia. "Ayolah...."

"Sudah, sudah ayo kita masuk dan liat isinya," ajak Ying melihat isi villa yang baru saja ia beli.

Lily tak henti-hentinya terkagum setelah berkeliling melihat fasilitas yang ada sekaligus melihat pemandangan yang di suguhkan. "Ini terlalu keren," ungkap Lily dengan mata yang berkaca-kaca.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang