41| END

8.8K 159 3
                                    

"BERENGSEK!!!" Teriak Kevin yang di paksa keluar ruangan oleh dokter dengan Ying. 

Semua pasien yang berada di lantai itu terpaku dengan teriakan Kevin. Bagaimana tidak, teriakan Kevin bergema bahkan sampai terdengar oleh penghuni di lorong paling ujung disana. Ying yang memperhatikan itu langsung menegur Kevin dengan tatapan tajamnya.

"Hentikan kelakuan kekanak-kanakan mu atau aku akan menyeretmu keluar dari rumah sakit," ucap Ying sambil merik kerah baju Kevin. 

Kevin yang baru saja menyadari tingkah lakunya yang salah itu pun akhirnya memperhatikan sekitarnya, terlihat banyak mata yang tertuju pada dirinya. Kevin langsung melepaskan cengkraman Ying di kerah bajunya dengan kasar dan pergi begitu saja meninggalkan Ying. 

Ying yang melihat kepergian Kevin hannya bisa mendesah berat. "Dari mana Lily bisa pertemu dengan bocah seperti itu?" Gumam Ying. "Bagaimanapun Lily tidak harus menjauhi pria seperti itu," lanjutnya.

Tak lama setelah perginya Kevin, dokter keluar dari ruang inap Lily dan memberikan kabar tentang keadaannya saat ini. "Bagaimana dok?" Tanya Ying.

"Saat ini keadaannya sudah cukup membaik, saya harap kejadian tadi tidak terulang kembali," tegas dokter itu lalu pergi dari hadapan Ying.

Setelahnya Ying bergegas masuk ke ruang inap untuk melihat keadaan wanita kesayangannya itu. "Lily, kau tak apa?" Lily hannya memberikan anggukkan tanpa menatap mata Ying saat berbicara.

"Maaf aku sudah mengacau disini, aku tau aku salah semuanya salahku. Maaf juga karna aku menyembunyika siapa aku sebenarnya. Aku memang bodoh.. aku bodoh..." Ying berusaha meminta maaf sambil menampar pipinya cukup keras. Lily yang melihat itupun tidak tega dan langsung menghentikannya.

"Apa yang kau lakukan, hentikan," tegur Lily dengan wajah khawatirnya.

"Maafkan aku," isak Ying.

Lily hannya mendesah berat mengdengar Ying meminta maaf berkali-kali. "Sudah, jangan meminta maaf terus."

"Apa kau memaafkan aku?" Lily hannya berdehem malas sedangkan Ying seolah-olah meminta jawaban lebih pada Lily.

"Kenapa wajahmu seperti itu? Ada apa denganmu?" Bingung Lily melihat wajah Ying yang seolah-olah sedang memohon untuk dimaafkan.

"Baiklah.. aku maafkan, lain kali jangan lakukan itu." Ying mengngguk cepat, disini Ying terlihat seperti anak kecil yang baru saja di bekikan mainan oleh ibunya. "Jangan seperti anak kecil, kau sudah mau berkepala 4," ucap Lily sambil diikuti dengan gelak tawa pelan.

Ying hannya tersenyum malu, ia tersenyum melihat wanita kesayangannya tertawa, "lihat dia begitu cantik jika tertawa," ucap Ying dalan hati.

Ying hampir melupakan jika dia ingin menanyakan sesuatu pada Lily. "Liy, dimana kau bertemu dengan Kevin?" Tanya Ying dengan lembut.

"Hmm... dimana ya?" Lily berusaha mengingat dimana ia dan Kevin pertama kali bertemu. "Aku lupa, tapi waktu itu dia sering pergi ke caffe tempat aku bekerja. Entah sengaja atau gimana dia sepertinya sudah mengincarku dari awal," jelas Lily.

"Mengincar? maksudnya?"

"Iya, dia sangat berambisi saat ingin mendapatkanku. Sampai akhirnya aku tinggal dirumahnya beberapa bulan." Lily tidak menceritakan kejadian yang sebenarnya terjadi. Keadaannya tidak seindah yang dia ceritakan."Dia cukup baik padaku," lanjutnya.

"Tunggu, apa? tinggal di rumahnya? diperlakukan baik? obsesi? KAMU GILA YA!" Tanpa sadar Ying langsung meninggikan suaranya sehingga membuat Lily terhentak kaget mendengar ceritanya, karna itu tidak mungkin terjadi. Tidak mungkin bisa semulus itu apalagi dengan pria yang terobsesi dengan sesuatu.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang