10

11.7K 482 1
                                    

WOI JANGAN LUPA VOTE, JAHAT BENER BACA DOANG 😑
Canda guys 🤣🤣 INGET VOTE!!

FOTE ITU GERATIS YA BUN...















































Hari demi hari berlalu, Kevin selalu merawat dan memperhatikan Lily setiap hari di rumah sakit tanpa mengeluh sedikitpun.

Hari demi hari juga Lily semakin nyaman dengan perlakuan Kevin terhadapnya yang selalu memperhatikan dirinya sekecil apapun, tapi tetap saja Lily merasa sedikit gugup saat Kevin memberikan sesuatu yang manis padanya seperti kecupan manis di kening contohnya.

"Eh... Vin...." panggil Lily dengan hati-hati

"Hm... baby?" sahut Kevin yang masih tetap fokus pada layar laptop miliknya

"Jangan pakai sebutan itu!" Ketus Lily

"Tapi aku menyukainya" balas Kevin tak mau kalah

"Lupakan" Ketus Lily lagi

"Katakan!" tegas Kevin yang tidak suka jika Lily selalu tidak mengatakan keinginannya

Lily hannya menatap sinis ke arah Kevin yang mulai mendekat ke arahnya tanpa mengatakan apapun. Tapi tatapan itu berubah menjadi tatapan bingung dan gugup saat Kevin mulai mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Lily

"Masi tetap diam?, kalau masi tetap diam aku akan menggunakan caraku sendiri" ancaman Kevin yang berhasil membuat Lily mengatakan yang ingin ia katakan

Lily langsung menghembuskan nafas beratnya dan terpaksa untuk mengatakannya, "aku ingin keluar" ketus Lily

"Tidak, sebelum keadaanmu membaik" balas Kevin langsung menjauhkan wajahnya

"HEY...!! AKU SUDAH BERADA DISINI SELAMA SEMINGGU LEBIH, BAHKAN INFUS SUDAH DI LEPAS!!!" seketika emosi Lily memuncak, meluapkan seluruh emosinya hingga nafas Lily naik turun tidak beraturan

Seakan mendapat skak mat dari Lily membuat Kevin kehabisan kata-katanya, "tinggal lah disini untuk beberapa hari lagi, lalu kau bisa keluar" ucap Kevin yang berusahan tetap tenang.

Sekali lagi Lily menghembuskan nafas beratnya, memilih menarik selimut untuk tidur daripada berdebat dengan pria di sampingnya. Itu akan membuang waktu dan energinya saja.

Merasa tidak ada pergerakan lagi dari Lily, Kevin kembali menuju sofa panjang nan empuk di ruangan VVIP itu. Melanjutkan pekerjaannya yang tertumpuk dalam bentuk folder, mungkin yang berbentuk berkas fisik juga telah menumpuk di meja kantornya karna dirinya yang jarang ke kantor semenjak Lily di rawat.

Sesaat setelah Kevin menyelesaikan berkas datanya ia mendapatkan pesan email dari tangan kanannya. Bisa di bilang seorang hacker, karna selama ini dialah yang memberikan informasi terkait data-data yang ingin di kumpulkan Kevin ataupun server asing yang memaksa masuk ke data penting milik Kevin

🌸

Tuan, saya mendapatkan informasi terkatit tempat yang pernah Lily tinggali selama masa kecilnya hingga remaja. Ada seseorang juga yang membiayai kehidupan Lily secara diam-diam sampai ia tinggal sendiri.

*Panti Kasih Pelita
*Kos kecil daerah Jakarta Jl. Pandi Kejora blok 2/22

🌸

Pada awalnya Kevin membaca pesan tersebut dengan ekspresi biasa saja, tetapi ketika dirinya membaca jika ada seseorang yang telah membiayainya secara sembunyi-sembunyi. Kevin merasa penasaran tentang seseorang yang telah membiayai kehidupan wanitanya dulu.

Kali ini Kevin sungguh berfikir keras menebak-nebak siapa orang yang menanggung hidup Lily selama ini. Karna rasa penasarannya yang sangat besar, Kevin akhirnya membalas email tersebut untuk menyuruh tangan kanannya mencari informasi siapa orang itu.

OoO

Hari silih berganti, sinar pagi menembus jendela kamar ruangan Lily yang berada di rumah sakit membuat seseorang yang sedang tertidur di sana menjadi silau dan terbangun dari tidurnya.

Lily mengedarkan matanya ke segala arah mencari seseorang di sana, tapi nihil dirinya tidak menemukan pria itu di tempat tidur tamu, karna biasanya Kevin akan menginap di rumah sakit hingga pagi tiba.

"Kemana dia? Apa dia pulang?" Gumam Lily bertanya pada dirinya sendiri.

Tok... tok... tok...

Terdengar ketukan pintu dari luar ruangan tersebut membuat lamunan Lily membuyar. Seperti biasa dokter akan datang ke ruangan Lily untuk memeriksa keadaan Lily setiap harinya.

"Selamat pagi nona Lily" sapa seorang dokter dengan seorang suster di belakangnya. Lily hannya membalasnya dengan senyum kecil saat sang dokter menyapanya tanpa mengatakan apapun.

"Hari ini kita hannya akan mengecek tangan anda dan mengganti perban baru" ucap sang dokter membuka perban di tangan Lily untuk mengeceknya.

"Nona, apa ada keluhan di tangan?" Tanya dokter lagi

Lily hannya menggeleng sebagai jawaban, "tidak ada yang serius, hannya sedikit nyeri" ujar Lily yang melihat dokter sedang membuka perbannya.

Selesai pemeriksaan, dokter memberikan obat pereda nyeri untuk meredakan rasa nyeri pada tangan Lily, dokter juga memperbolehkan Lily untuk pulang karna kondisinya sudah sangat membaik. Tapi Lily masih harus tetap berada di rumah sakit itu karna paksaan dari Kevin.

"Pagi ini dia tidak ada disini, apa dia pulang atau kekantor?, aakkhhh... kenapa aku memikirkannya? Aku juga bukan siapa-siapa buat dia. Ayolah Lii.... jangan mikirin pria bejat itu terus!" entah kenapa Lily tiba-tiba memikirkan Kevin saat pria itu tidak ada di ruangannya.

OoO

"Apa kau mendapatkan informasi tentangnya?" Tanya seseorang di balik kursi besar itu.

"Maaf tuan kami belum bisa mendapatkan informasi apapun, anak buah kita juga ada yang tertangkap saat penyerangan markas" jelas orang itu yang tengah berdiri di depan meja sang atasan.

BRAK...

Mendengar hal itu seorang pria yang membelakangi bawahannya langsung berputar dan memukul meja kerjanya sangat kencang.

"Dasar ga becus!, awas saja kamu. AKAN KU BALAS KAU! teriak pria itu membuat bawahannya sedikit ketakutan.

🌸🌸

CUT!! SABAR DULU GUYS... 🤣🤣 Sampe sini dulu ye 😭😭 lanjut part berikutnya

Kira-kira sapa tuh??

Kira-kira Chapter berikutnya bakalan gmn nih???

Jadi guys chapter berikutnya mungkin bakalan...
🥊🃏😫😱😈👀

See you guys👋👋

Mon maap kalo masi banyak typo bertebaran

INGET VOTE! 😠

Yg mau komen?? 👉👉

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang