13

8.7K 269 0
                                    

"Kau memberikan senjata palsu padaku" ujar Kevin dengan santai sambil mengelilingi sebuah kotak kayu berukuran besar.

"Apa kau tau berapa dolar sudah aku keluarkan untuk senjata ini?"

"M..m... maaf tuan saya tidak bermaks-" belum sempat pria itu menuntaskan ucapannya, Kevin sudah terlebih dahulu memotongnya.

"Tidak bermaksud?, lalu mengapa kau pergi begitu saja?" Ujar Kevin lembut dengan tatapan tajamnya.

"I..i...iya tuan saya tau, tolong maafkan saya, saya tidak akan mengulangi kejadian seperti ini lagi saya mohon tuan," pria itu terus menerus memohon pada Kevin agar di ampuni atas kesalahannya.

Perlahan suara ketukan sepatu pantofel Kevin bergema di ruangan yang cukup luas itu sambil membawa sebuah pisau di tangannya.

"Apa kau tau apakah pisau ini asli atau palsu?" Tanya Kevin yang sudah menodongkan ujung pisau itu ke arah leher pria di depannya yang tengah terikat.

Pria itu nampak diam, ketakutan saat ujung pisau itu telah berada tepat di rahang bawahnya. Dirinya mengetahui jika pisau itu adalah pisau yang palsu, karna yang asli memiliki tanda naga di bagian tengah.

"Kenapa kau tidak menjawabku?. Ohh... iyaa,, sebenarnya kau sudah mengetahui jika pisau ini adalah palsu" jelas Kevin yang menekan ucapannya di akhir.

"Tunggu sebentar" Kevin langsung berjalan menuju rak senjata dimana terdapat sebuah pisau yang hampir mirip dengan pisau di tangan Kevin.

"Kau melihat ini?" Tanya Kevin yang menunjukkan sebuah pisau yang asli dimana ada sebuah logo kecil bergambar naga di pinggir pisau. "Iya, ini adalah pisau yang asli" lanjut Kevin

"Apa kau tau seberapa mematikannya pisau ini?" Kevin langsung menancapkannya ke sebuah roti yang ada di atas meja kecil. Beberapa detik setelah Kevin mencabut pisau itu dari roti, roti itu mulai berubah warna kebiruan dan mulai membusuk.

Kevin ternyum miring ketika ia melihat penipu di depannya itu terkaget dengan mulut ya terbuka. "Kenapa wajahmu seperti itu?" Tanya Kevin tanpa menghilangkan senyum miring dibibirnya.

"Apa kau juga ingin bernasib sama dengan roti itu?" Tanya Kevin sambil mengelus pisau di tangannya itu.

"T...tuan saya mohon maafkan saya tuan. Saya akan bersujut di kakimu untuk meminta maaf tuan" tangis pria itu sambil memohon.

"Bersujut? Dikakiku?, aku tidak ingin mengotori kakiku dengan mulut busukmu itu" geram Kevin

"Saya mohon tuan... saya mohon"

Mendengar hal itu Kevin langsung tertawa renyah, tetapi tawa itu bukannya terdengar seperti tawa biasa tetapi sebuah tawa untuk membawa seseorang pada kematiannya.

Dengan perlahan kevin menjambak rambut pria itu dengan keras hingga kepalanya tertarik ke belakang. Sebuah pisau mematikan sudah berdiri dengan cantik didepan leher pria itu.

"T... t-tuan saya mohon, jangan habisi saya tuan" mohon pria itu yang tengah menahan sakit di kepalanya karna di jambak.

"Aku suka melihat ketakutan dimatamu." Dengan perlahan pisau itu telah melukis sebuah garis di leher pria itu dan di ikuti dengan cairan berwarna merah setelahnya.

Perlahan pria itu mulai kesulitan bernafas dan mengeluarkan darah di mulutnya. Cairan merah mulai keluar sangat deras seperti air mancur di leher pria itu dan mengotori sebagian jas putih milik Kevin.

"Kau akan aku bawa ke neraka" ucap Kevin

Setelah Kevin mengakhiri sayatan di leher korbannya ia menunggu beberapa detik untuk melihat efek yang akan terjadi. Terlihat bibir dan wajah pria itu semakin membiru dan juga mata yang mulai memerah, tubuhnya juga nampak memutih seperti mayat yang di awetkan.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang