26

5K 149 2
                                    

Gelap, dingin dan menakutkan begitulah suasana saat Lily berhasil melarikan diri, sendirian dengan beberapa luka yang darahnya terlihat sudah semakin banyak keluar.

"Kenapa jalannya sangat sepi? Seperti tidak ada kehidupan, bahkan tidak ada nyamuk sedikitpun."

Melihat kesana kemari berharap ada seseorang yang melewati jalan besar ditengah hutan. Dengan sisa tenaga Lily berusaha mengikuti jalan besar di depannya, berharap ia menemukan desa kecil untuk meminta bantuan.

Bermenit-menit berlalu, Lily belum juga menemukan sebuah desa ataupun seseorang yang tinggal di pinggir hutan seperti ini, sedangkan kondisi Lily terlihat semakin memburuk. Hampir saja dirinya kehilangan kesadaran jika itu terjadi mungkin dirinya akan kembali ke gubuk itu lagi.

Entah seberapa jauh Lily berjalan dari gubuk tadi. Jalan yang ia tempuh seperti tidak ada ujungnya. Kaki Lily mulai semakin lemah, dan kepala yang terasa pusing terus menyerang membuat tubuhnya tidak kuat lagi menahan dengan kondisinya seperti ini.

Tubuhnya langsung tergeletak tak berdaya dengan keadaan setengah sadar. "Kau tidak boleh tidur, kau harus bangun," gumam Lily menyuruh dirinya sendiri agar tidak tertidur di tempat seperti itu.

Dengan sisa tenaganya Lily berusaha bangkit tapi usahanya gagal, tubuhnya kembali rubuh dengan posisi terduduk. Tak lama samar-samar ia melihat rombongan mobil hitam datang menghampirinya. Lily hannya tersenyum entah ia akan kembali ke gubug itu atau seseorang disana ingin menyelamatkannya.

Pria itu turun dari mobilnya dan berlari menghampiri Lily dengan begitu cepat sebelum Lily tak sadarkan diri. "Liy... apa yang terjadi, kau sangat berantakan," gumam pria itu yang sangat gemetar melihat Lily dengan keadaan yang berantakan dan penuh darah di tubuhnya.

"Tenanglah aku disini, kau aman sekarang." Pria itu langsung membawa Lily masuk kedalam mobilnya dan menyuruh anak buahnya untuk mencari seseorang yang telah menculik Lily.

.
.
.

"Bagaimana apa kalian menemukan sesuatu?" Tanya Kevin yang terlihat kelelahan.

"Maaf tuan kami belum mendapatkan info apapun."

"CARI TERUS KENAPA KALIAN MEMBERIKAN INFORMASI YANG TIDAK BERGUNA!!" Kevin benar-benar kesal sedih, marah, kesal, rindu semua itu rasanya bercampur jadi satu entah bagaimana Kevin mengendalikannya itu membuat dirinya sangat tidak terkontrol.

Kevin benar-benar tidak bisa menahan emosinya dan pergi dari tempat itu. Mobilnya melaju dengan kecepatan di atas rata-rata pikiran Kevin sudah kalang kabut sampai mengabaikan peraturan lalu lintas yang ada, ia benar-benar tidak peduli lagi akan hal itu.

Setelah sampai di mansionnya Kevin langsung menjatuhkan semua barang-barang yang ada di rumahnya. Semuanya terlihat pecah berantakan, bahkan barang dengan harga fantastis juga berakhir hancur oleh Kevin.

Kevin melihat pantulan dirinya saat ini di sebuah cermin besar. Wajahnya memerah, nafasnya berhembus cepat, terlihat sangat berantakan, ia sangat malu melihat dirinya sendiri yang telah gagal melindungi Lily. Bahkan dirinya sampai bersumpah akan mempertaruhkan dirinya apapun yang terjadi.

Kevin langsung melayangkan pukulan keras ke arah cermin besar didepannya. Terlihat cairan merah mulai keluar dan metes cukup banyak.

Dirinya tak peduli dengan tangannya yang sedang terluka, rasa sakitnya tak seberapa saat ia gagal melindungi Lily.

Perlahan kakinya kembali melangkah ke arah wastafel dapur. Membersihkan tangannya dari darah yang ia dapatkan. Tanpa membalutkan tangannya Kevin langsung pergi melanjutkan pencarian Lily apapun yang terjadi.

.
.
.

"Gimana, udah ketemu?" Tanya Dodi anak buah Elsa yang mengawasi Lily di gubug.

"Belum, gue cari ke sebelah sana juga ga ada, lu gimana?"

"Sama."

Tak lama Ejo melihat gerombolan mobil hitam menghampiri seseorang di ujung sana. "Bro, liat itu bukannya cewe yang tadi ya?"

"Sembunyi-sembunyi." Dodi langsung menarik Ejo ke pinggir agar tidak ketahuan oleh banyaknya orang disana.

Mereka berdua melihat jika tawanannya dibawa kedalam mobil dan beberapa orang terlihat berpencar untuk mencari seseorang. Kemungkinan besar mereka tengah mencari orang dari penculikan wanita itu.

"Terus sekarang gimana?" Bingung Ejo kepada rekannya yang sekarang ketakutan.

"Kita harus kasi info ini ke bos, kita harus hati-hati saat pegi dari sini jangan sampai tertangkap."

"APA?!"

"Maaf bos, mereka datang dengan banyak orang sedangkan kita hannya berdua," jawab Dodi.

"KALIAN TU GIAMANA SIH, KALIAN CUMA DISURU JAGA SATU ORANG AJA GA BECUS!!!"

"Maaf bos."

"Ingat jangan sampai mereka menemukan kalian atau aku yang akan mengurus kalian," ancam Elsa yang tak ingin siapapun mengetahui rencananya.

.
.
.

Malam berganti siang, terlihat Lily tengah terbaring lemah di kasur pasien. Dirinya belum juga sadar setelah melewati masa kritis.

Malam yang mengerikan jika Lily tidak bisa melewati masa kritisnya dan Ying tidak mendapatkan donor darah yang cocok dengan Lily.

Ying terbangun dari tidurnya dan segera mengecek keadaan Lily yang masih terlelap dalam tidurnya. "Sampai kapan kau akan tidur dalam mimpimu itu Ly?" Gumam Ying.

Drt...drt...

Fokusnya berantakan saat telfon genggamnya berbunyi di balik kantong jasnya. "Ada apa?" Tanya Ying to the point.

"Tuan kami menemukan sebuah anting wanita yang tak jauh dari gubug."

"Gubug?"

"Iya tuan disini ada sebuah gubug kecil yang sepertinya dibakar tak lama ini."

"Baiklah, bawa apapun yang kalian dapat bahkan sekecil apapun." Ying sedikit bingung bagaimana ada sebuah gubug disana sedangkan daerah masih ditengah-tengah hutan dan bahkan tidak ada yang melewati jalan itu.

"Sepertinya ini memang sudah di rencanakan," gumam Ying.

Ying langsung bergegas pergi meninggalkan Lily yang masih tertidur disana. Dirinya sangat penasaran tentang gubug yang dibilang oleh bawahannya itu, mungkin ia mendapatkan sebuah petunjuk disana.

Tak lama setelah Ying pergi terlihat ada sebuah pergerakan dari jari Lily yang menandakan dirinya sebentar lagi akan sadar.

Lima belas menit perjalanan akhirnya Ying sampai di tempat dimana Lily disekap. Dirinya benar-benar melihat ada sebuah gubug yang telah terbakar yang tak jauh dari jalan besar.

Ying menghampiri salah satu anak buahnya yang menginformasikan tentang gubug disana. "Bagaimana disini ada gubug?" Heran Ying.

"Saya juga tidak mengerti tuan bagaimana disini bisa ada gubug," jawab bawahannya yang juga bingung tentang keberadaan gubug di tengah hutan.

"Cari tahu kenapa ini dibakar, berikan barang kau temukan."

"Ini tuan," ucapnya sambil memberikan barang yang telah di masukan kantong plastik kecil sebagai pelindung.

Setelah melihat anting itu ia mengingat jika anting yang di temukan sangat mirip dengan anting yang ia beli untuk Lily. Tapi anting yang dirinya belikan belum sempat diberikan kepada Lily mengingat keadaannya dan Lily saat itu belum aman dan terpaksa metipkan Lily ke sebuah panti asuhan.

Ying langsung pergi kerumahnya untuk memastikan apakah anting yang ia pegang benar-benar mirip bahkan sama dengan miliknya.



Yuhu... I'm back hahahaha....

Gtw mimin mau ngomong apa 🤣🤣

Oh ya... makasi ya para readers mimin yang setia nungguin next part dari ni cerita terharu 🥺

Thank youu... juga buat kalian yang udah mau ngevote cerita mimin 🥰🥰❤

See you guys... 😘

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang