36

4.2K 112 3
                                    

"Bagaimana?" Tanya Ying pada kepala bodyguardnya.

"Semua sudah siap tuan, tinggal menunggu tindakan dari anda."

Ying mengangguk dan menyuruh bodyguardnya itu pergi. "Sekarang bagaimana aku mengatakan ini pada Lily?" 

Tak lama setelah bodyguardnya pergi, Lily datang dengan wajah senangnya. "Ying ge!" Seru Lily.

"Hai sayang, ada apa? Ingin membeli sesuatu?" Tanya Ying.

"Tidak. Bukan itu."

"?"

"Hmm... kau tahu kan orang yang pernah aku ceritakan di rumah sakit saat itu." 

"Lalu?"

"Apa aku bisa bertemu dengannya? Aku merindukannya, aku juga akan mengenalkannya padamu jadi kalian bisa bekerja sama di perusahaan, dia juga seorang pengusaha di perusahaan besar," jelas Lily yang sangat polos. Dirinya tidak tahu siapa Kevin yang sebenarnya dan juga pria di depannya itu siapa.

"Dia sama sepertiku, andai kau tahu itu," ucap Ying dalam hati. "Kenapa kau sangat ingin bertemu dengannya? apa aku tidak cukup?" goda Ying.

"Bukan itu maksudku, hannya ingin bertemu itu saja. Boleh?"

"Bagaimana caranya? Aku bahkan tidak kenal dia siapa." Bohong Ying yang masih berusaha untuk membuat Lily melupakan keinginannya itu.

"Aku tahu tempatnya, kau hannya tinggal mengantarku kesana."

"Dimana?"

"Daerah Damilian, rumahnya sangat luas tapi ku rasa itu mansion," jelas Lily sambil tertawa kecil. "Itu juga tidak jauh dari sini kan?" lanjutnya.

"Bagaimana caranya aku menghentikannya?" Pikir Ying. "Liy... daerah Damilian itu tidak sedekat yang kau kira, itu daerah pribadi yang harus dapat ijin langsug dari pemiliknya. Tidak sembarang orang bisa masuk begitu saja." Ying berusaha untuk menghentikan Lily dengan alasan yang cukup masuk akal, dia yakin jika begini Lily akan berubah pikiran.

Lily mendesah berat, "Baiklah aku tidak akan kesana."

Melihat Lily yang kecewa, Ying tidak tega dengannya dan berusaha untuk menghibur Lily. "Tunggu, bagaimana kita pergi ke pantai dekat sini. Katanya ada wahana yang bagus." Bujuk Ying agar Lily kembali tersenyum.

"Wahana apa?" Tanya Lily yang masih terlihat tidak bersemangat.

Ying langsung memperlihatkan beberapa wahana yang tersedia disana. "Lihat ada banyak permainan yang bisa di coba, mau mencobanya?" 

"Wahh.... sepertinya sangat seru, baiklah aku akan kesana. Tidak, kita yang akan kesana." Senyuman itu mulai berseri kembali dan rencana Ying akan tetap berjalan dengan ini.

"Siap-siap sana, kita tinggal berangkat nanti."

"Oke."

Ying langsung menghubungi seseorang disana setelah Lily pergi untuk bersiap. "Apa kau yakin dia akan datang hari ini?" Tanya Ying yang terdengar  sangat akrab dengan seseorang disana.

"Tentu, dia yang mengatakannya sendiri," jawab seseorang disana. Ying langsung mematikan sambungan terleponnya secara sepihak.

"Aku tahu dia akan datang tapi rencanamu sangat mudah di tebak," gumam Ying.

 .

.

.

"Bagaimana?" Tanya Kevin pada Rey.

"Entah dia percaya atau tidak tapi kita harus tetap hati-hati dengan orang itu." Wajah Rey sedikit khawatir dengan rencana ini, ia takut jika rencana ini malah akan berbalik pada mereka.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang