40

5.4K 112 1
                                    

"BRENGSEK...!!!!" Teriak Ying dengan melempar beberapa barang di sekitarnya.

"Kenapa semuanya seperti ini.... KENAPA!!"

"Kenapa. Kamu. Malah. Melukai. Lily" Ucap Ying dengan penuh tekanan. Tangannya sudah terbalut darah sangat banyak, cermin disana terlihat sudah sangat hancur dengan bercak darah.

Barang-barang yang tersusun rapi menjadi berantakan karna ulahnya. Ying benar-benar bersalah pada Lily, ia melampiaskannya pada dirinya sendiri. Ying seperti sangat membenci dirinya sendiri saat ini. Dirinya terisak mengingat kondisi Lily saat ini, marah, sedih, kesal, semuanya menjadi satu.

Tak lama Ying berpikir untuk pergi menemui Lily di rumah sakit untuk meminta maaf, tapi Ying tidak tahu jika itu sudah tengah malam dan tetap pergi ke rumah sakit.

Duyi yang melihat Ying keluar dari kamar dalam keadaan berantakan langsung menghentikan langkah Ying. "Tuan, anda ingin pergi kemana? Apa perlu saya antar?" Tanya Duyi yang sedikit bingung dengan keadaan bosnya itu.

Ying tidak mengatakan apapun, ia hannya menikkan jarinya memberi kode untuk tidak mengikuti dirinya untuk saat ini. Duyi yang mengrti perintah itu hannya membungkuk memberi hormat setelahnya.

Ying berjalan perlahan menuju mobilnya dan bersiap untuk pergi ke rumah sakit. Dengan keadaannya yang berantakan Ying memasuki rumah sakit membuat beberapa orang disana kebingungan. 

Salah satu perawat disana menghampiri Ying dan berusaha untuk bertanya, "Permisi tuan, ada yang bisa saya bantu anda terlihat cukup berantakan dan tanganmu terluka. Saya akan membantumu untuk mengobatinya," ucap perawat itu yang ingin membantu Ying karena keadaannya yang berantakan.

Ying yang mendengar itu hannya memberikan tatapan sinis pada perawat yang menghampiri dirinya. Perawat yang di berikan tatapan seperti itu langsung sedikit ketakutan seolah-olah Ying ingin menerkamnya seperti buaya. Perlahan perawat itu melepaskan genggamannya dan membiarkan Ying pergi, tapi ia meminta pada beberapa temannya untuk mengikuti pria itu dari belakang.

Tak lama Ying berhenti di ruang VVIP dimana itu adalah ruangan Lily yang ia pesankan. Terlihat Lily yang terbaring lemah dengan beberapa alat medis yang tertempel membuat dirinya semakin merasa bersalah. Kakinya mulai lemas hingga teruduk di lantai sambil menangis, "kau bisa menyalahkanku disini," ujarnya dengan suara gemetar.

YING POV

Ya, aku sangat menyesali perbuatanku pada gadis yang paling aku sayangi. Aku tidak tega melihatnya kesakitan dengan alat medis disana. Jika bisa, aku akan untuk berganti posisi dengan Lily bahkan jika itu harus di bayar dengan nyawa. Semuanya benar-benar tidak bisa di pikirkan hingga berakhir seperti ini. 

"By, kau bisa marah padaku, kau bisa mengambil nyawaku jika kau mau, tapi kau harus tetap hidup," benar-benar putus asa, aku tak bisa menahan air mata.

Tak lama pintu ruangan terbuka, aku tidak tahu siapa yang datang tapi aku tidak peduli dengan itu. Saat mataku masih terfokus pada Lily tubuhku di angkat oleh seseorang. 

Itu Kevin, Kevin safarles. Pria yang sudah merebut aset berharga milikku. Entah apa yang dia lakukan pada gadisku, beberapa luka jahitan ada di tubuhnya. Pria bejat.

YING POV OFF

"BRENGSEK, NGAPAIN KESINI!" Teriak Kevin sambil memberikan pukulan keras di bagian rahang Ying. 

Kevin kembali mengangkat saat Ying dan menarik kerah bajunya. "Apa kau tidak punya rasa malu, hah... Berani-beraninya kau datang kesini," ucap Kevin sambil membawa Ying keluar.

Sebelum Kevin membawa Ying pergi dari ruangan, Lily memanggil lirih Ying yang akan di usir oleh Kevin. "Ying ge," panggil Lily.

Ying mendengar itu langsung melepaskan cengkraman Kevin dengan kuat dan menghampiri Lily yang perlahan-lahan membuka matanya. "Yaa, sayang aku disini, aku disini," jawab Ying.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang