38

4K 109 2
                                    

"Dia sangat berat, makan apa sih?" Tanya salah satu bodyguard itu yang tengah menggotong Rey ke sebuah ruangan.

"Ya tanya sama orangnya lah, malah tanya aku," jawab rekannya ketus yang di barengi gelak tawa oleh rekan yang lain.

Setelah membawa Rey kesebuah ruangan, para bodyguard itupun memberikan informasi pada Ying jika Rey sudah berada di ruangan yang diminta. 

Sedangkan disisi lain Lily masing kebingungan dengan apa yang akan diberikan oleh Ying, karena rasa penasarannya yang cukup tinggi Lily memutuskan untuk mencoba bertanya pada salah satu bodyguard Ying yang tengah menyetir tapi keinginannya itu ia urungkan saat salah satu bodyguard disana tiba-tiba saja mengatakan jika tempat yang dituju sudah sampai. 

"Nyonya Lily tujuan kita sudah sampai, anda diminta untuk menunggu tuan Ying di Villa itu."

"Villa?"

"Benar nyonya, kami juga akan menjaga anda sampai tuan Ying datang."

Entah kenapa perasaannya sangat tidak enak secara tiba-tiba padahal tadi baik-baik saja. 'Ada apa ini, kenapa perasaanku tidak enak apa yang terjadi?' Tanya Lily dalam hati.

Saat ini Lily hannya bisa mengikuti apa yang dikatakan oleh bodyguard Ying. Lily diperintahkan untuk menunggu di salah satu ruang tidur di villa itu. Kepalanya mulai memikirkan sebuah rencana untuk kabur tapi hatinya masih ingin tetap disana untuk melihat apa yang akan terjadi setelah ini. "Kenapa begini..." Kesal Lily yang dimana hati dan pikirannya tengah berada di suatu keputusan yang berbeda. Karna penasaran Lily mencoba mengikuti keputusan pikirannyauntuk kabur dari kamar itu, tapi sebelumnya ia mencoba untuk membuka pintu ruangan itu yang ternyata terkunci dari dalam. "Sial, ternyata dikunci."

Hal itu membuat dirinya yakin bahwa keputusan yang ada di kepalanya itu adalah keputusan yang benar dari pada tetap ditempat itu sambil merengku seperti orang bodoh. Lily mulai melihat sekeliling, melihat suatu celah yang mungkin bisa ia gunakan untuk kabur. Setelah melihat sekeliling ia menemukan salah satu jendela yang sedikit terbuka disana tetapi dengan lubang yang cukup kecil. Awalnya ia ragu untuk melakukannya apakah tubuhnya bisa melewati celah kecil itu atau tidak. Pertama, Lily masih mencoba memasukkan lengannya di jendela itu yang ternyata tidak muat dari pinggang ke bawah.

Lily berusaha memutar otaknya, mencari benda yang bisa ia gunakan untuk memperbesar bukaan jendela yang aka ia gunakan. Berusaha mencari benda tumpul di sekitar ruangan itu sebelum Ying datang. "Aku harap disini ada sesuatu yang bisa aku gunakan sebelum Ying datang," gumam Lily dengan perasaan takut.

Sekian menit mencari, Lily belum juga mendapatkan benda yang aka ia gunakan. Jantungnya mulai berdebar saat ini karna sudah menghabiskan banyak waktu hannya untuk mencari suatu beda. Saat Lily akan menyerah sambil terduduk di lantai  ia melihat sebuah obeng di bawah kasur yang entah keajaiban dari mana akhirnya ia menemukan benda yang bisa ia gunakan untuk memperluas celah jendela. "Terima kasih tuhan sudah membantu hambamu ini dari kegelisahaan yang melanda," ucap Lily bersyukur.

Langkah dari sepatu pantofel mulai terdengar jelas langkah demi langkah, sedangkan Lily masih fokus dengan kesibukannya untuk kabur. Hingga ketukan terakhir tepat berada di depan pintu ruangan, Lily masih berharap dengan dengan dirinya untuk bisa melarikan diri sebelum Ying berhasil mask kedalam. Karna tak hari-hati, Lily tak sengaja menggoreskan jarinya di sela-sela jendela yang tajam hingga membuka robekan yang cukup besar. "Aww," Teriak Lily yang membuat Ying langsung menerobos masuk saat mendengar suara teriakan Lily dari dalam.

Lily berusaha untuk menghentikan pendarahannya dengan menghisap jarinya yang terluka, ternyata hal itu sia-sia dimana darahnya akan terus keluar jika benar-benar tidak di tutup. Tepat saat Ying masuk kedalam ruangan, Lily masih berusaha untuk menguatkan dirinya agar tetap tersadar "Aku masih tetap sadar, diamlah," tegas Lily yang sudah hampir kehilangan kesadarannya dengan darah yang terus menerus menetes. Ying sangat khawatir melihat keadaan Lily yang sepertinya sudah kehilangan banyak darah, "apa yang kau lakukan sampai tanganmu terluka seperti ini?" Tanya Ying yang masih panik.

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang