34

4.2K 106 2
                                    

Rey yang awalnya ingin mengungkapkan semuanya menjadi gagal setelah Felix ternyata mengetahui hubungannya dengan Ying. Ternyata Felix begitu detail dengan masalah-masalah kecil yang mungkin menjadi masalah yang besar di kemudian hari.

Tapi Rey tidak tahu pasti kenapa Felix memutuskan untuk keluar dari kelompok mafia. Felix juga berada di posisi penting saat itu setelah Rey masuk ke dalam kelompok Kevin.

Sekarang kepalanya di penuhi oleh rasa bersalah dan berbagai permasalahan yang akan terjadi kedepannya. "Mungkin saja jika semuanya terungkap aku tidak akan bisa melihat dunia ini lagi."

Pikirannya juga tak lepas dari kejadian empat tahun yang lalu saat dirinya dan Ying membuat kesepakatan.

FLASH BACK on

"Baiklah kotak yang ini sudah lengkap, periksa juga yang lainnya," pinta Rey pada pengawal lainnya untuk memeriksa kotak kayu yang berisi senjata.

Tak lama ia mendapatkan telepon dari ibunya. "Halo ma, ada apa?" Tanya Rey lembut.

"Halo nak, apa kau bisa membelikanku obat sakit kepala untukku? Obatnya habis di rumah dan aku tidak bisa berjalan saat ini," ucap ibu Rey disana.

"Mama sakit? Aku akan segera membelikannya. Tunggu aku," jawab Rey yang langsung bergegas pergi ke apotek membeli obat untuk ibunya.

Tapi saat Rey bergegas pergi, Felix melihat jika Rey pergi begitu saja meninggalkan tugasnya. "Kemana dia?" Tanya Felix pada pengawal yang tengah merapikan kotak kayu.

"Saya juga tidak tahu tuan, Rey pergi begitu saja setelah menerima panggilan dari seseorang," balas pria itu.

"Baiklah, lanjutkan semuanya sampai selesai." Felix sedikit penasaran kemana perginya Rey disaat tugasnya belum selesai.

Diam-diam Felix mengikuti Rey dari belakang. Tak jauh dari markas, Rey pegi kesebuah apotek untuk membeli beberapa obat tapi untuk siapa obat itu? Sedangkan Felix tahu jika Rey sudah tak punya siapa-siapa lagi dan hidup sebatang kara.

Tanpa Felix sadari ternyata Rey mengetahui jika dirinya di ikuti oleh Felix. "Mau apa dia mengikutiku." Mau tak mau Rey harus memutar otak untuk mencari jalan tikus untuk mengecoh Felix.

Berjalan kesana kemari, mencari jalan kecil, hingga berputar kembali ke jalan yang sama untuk mengecoh Felix yang mengikuti dirinya. "Aku harap ini berhasil," gumam Rey.

Semakin lama Felix kualahan mengikuti Rey yang kesana kemari memasuki gang kecil yang tidak ia ketahui. Felix kehilangan jejak saat ia mendapatkan tiga arah yang berbeda. "SIAL!!" Geram Felix.

Rey yang tengah bersembunyi melihat Felix pergi dengan keadaan kesal. Saat ini hubungan mereka berdua masih belum dekat, selain itu mereka bertemu karna urusan yang berbeda yang harus melakukannya bersama. Rey dan Felix juga sering bersitegang karna perbedaan pola pikir saat mengatur strategi.

Sedangkan Kevin tidak mengetahui hal itu, mereka pintar menutupi konflik di antara keduanya yang terlihat seolah-olah baik-baik saja.

"Bagus lah kalau dia sudah pergi. Aku harus segera memberikan ibu obat." Rey langsung pergi ketempat ibunya tinggal, ia sangat hawatir jika ibunya terjadi apa-apa. "Semuanya akan baik-baik saja."

Sesampainya di rumah sang ibu, tanpa ragu Rey mengetuk pintu rumahnya.

Tok... tok... tok...

"Ibu... aku sudah membelikanmu obat," panggil Rey di depan pintu.

Tak lama ibunya membuka pintu dengan keadaan ketakutan. Ibunya berusaha memberikan kode pada Rey agar ia pergi dari tempat itu secepatnya, akan ada hal buruk terjadi.

Rey yang peka akan hal itu, tidak ingin meninggalkan ibunya sendiri, ia ingin jika mereka berdua yang pergi. Dengan kepercayaan diri yang tinggi Rey berusaha meyakinkan ibunya jika dia akan baik-baik saja.

"Lihat aku sudah membawakanmu obat," ucap Rey dengan kencang sambil melihat sekeliling.

"Aku membawa sekitar lima obat disni," ujar Rey yang sudah menghitung berapa orang yang tengah berada di dalam rumah. "Jadi ibu harus minum teratur oke," lanjutnya.

Perlahan Rey maju ke dalam rumah dengan keadaan lampu remang-remang. Duduk di meja makan sambil membukakan beberapa obat yang ia beli.

Tapi tanpa di duga, ibunya memberikan kode jika didalam sana terdapat sekitar sepuluh orang pria besar menggunakan baju hitam. Kode itu di berikan ibunya lewat media obat yang di pilih sebanyak sepuluh pil besar.

Rey sedikit kaget yang ternyata ada begitu banyak orang disana. Tanpa aba-aba Rey langsung di serang oleh beberapa orang yang berada di dalan rumah. Ia berusaha untuk tetap menjaga ibunya agar tidak terkena pukulan.

Satu demi satu berhasil ia tumbangkan, tapi karna jumbelah mereka lebih banyak Rey kualahan dan berakhir terkapar tak berdaya. Suara tepuk tangan menggema. Pria dengan pakaian rapi, dan sepatu pantofel berjalan mendekati Rey yang masih terlentang di lantai dengan beberapa luka pukulan.

"Bagaimana, apa itu enak?" Tanya pria itu.

Rey tidak dapat melihat wajah pria itu, tali suaranya sangat familiar di dengar.
"Siapa kamu!" Teriak Rey dengan susah payah.

Wajah Rey di angkat paksa. "Lihat aku, apa kau kaget? Wajah yang pernah kau tonjok kemarin, sekarang giliranku memukulmu." Ying tak segan-segan memberikan pukulan cantik yang mendarat di wajah Rey.

Rey meringis kesakitan saat pukulan itu mendarat tepat pada bagian pipi yang sudah membengkak, akibat pukulan yang sebelumnya. "APA MAUMU!!"

"Mau ku? Hm... tidak banyak." Ying terdiam sejenak dengan gerak-gerik seperti tengah berpikir. "Aku ingin kau berada di pihakku," ujar Ying.

"Di pihakmu?" Rey mendengus, "JANGAN HARAP!" Lanjutnya.

"Oh... oke, kalau begitu wanita yang kau anggap ibu ini akan..."

"APA YANG KAU LAKUKAN!!" Teriak Rey saat melihat sebuah pisau ingin menyayat leher ibunya.

"Kau nelihatnya kan?" Pancing Ying sambil tertawa kencang.

"Dasar pengecut," gumam Rey.

"Pengecut? Memang, kau bisa mengatakan apapun itu aku tidak peduli. Kau harus menggunakan otakmu saat akan bertindak, bukan hannya dengan otot," jelas Ying.

Rey dengan posisi yang sudah terikat, tidak bisa melakukan apapun selain mencari cara agar ibunya tidak ikut dengan permasalahan itu.

"Aku akan kasih waktu sepuluh detik untuk memilih." Ying masih berusaha untuk bernegosiasi dengan Rey, dirinya juga tidak ingin menunggu lama dengan hal yang seperti ini.

"Lima... empat... tiga... dua... sa-"

"OKE!! Oke... aku akan melakukannya, tapi tolong jangan sakiti ibuku." Rey benar-benar tidak bisa memilih selain mengikuti apa yang Ying inginkan dan terpaksa memilih berpihak dengan dia.

"Keputusan yang bagus nak, aku akan menunggu informasi yang bagus darimu. Jangan sampai kau berani ingkar janji, atau kau tahu apa yang akan terjadi." Ying langsung mengambil berbagai informasi dari ponsel Rey yang di anggap penting dan meninggalkan Rey dengan keadaan yang terikat.

"Rey... Rey... kau tidak apa?" Tanya ibu Rey yang khawatir melihat Rey tak berdaya dengan keadaan terikat.

"Aku yang harusnya bertanya bu, ibu ga papa kan?"

"Ibu ga papa. Rey apa yang kau katakan tadi, kau tidak bisa menghianati sehabatmu sendiri Rey."

"Lalu ibu bagaimana, aku tidak punya pilihan lain. Sudah itu tidak usah di pikiran yang penting sekarang ibu baik-baik aja."

FLASH BACK off

Ada beberapa rahasia yang tidak Rey ceritakan kebenarannya. Itu benar-benar hal yang sangat gila yang pernah Rey lakukan.

Jika dia bisa mengulang waktu kembali, ia akan memilih untuk bunuh diri agar hal itu tidak ia lakukan pada Kevin.

.
.
.

Tbc

Apa tuh... 🤔🤔

Yolo guys... jangan bosen" baca typo mimin 🤣🤣

See you... 🤗

My Psikopath BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang