Ika tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya sekarang. Sejak pernyataan tiba-tiba dari Arka tadi pikirannya jadi hanya dipenuhi dengan pria itu.
"Karena..."
"Gue suka sama Lo,"
Hanya kalimat yang sangat singkat, namun sangat berarti untuk gadis seperti Ika yang juga mulai menyadari perasannya pada pria itu. Ika tak bisa mengelak lagi, ia sudah jatuh dalam pesona Arka. Pesonanya sangat berbeda dari kebanyakan pria yang mendekatinya. Sikap menyebalkan Arka yang selalu berterus-terang dan jujur lah yang membuatnya ingin terus terlibat dengan kehidupan pria itu.
Pertemuan pertama saat ia menjadikan Arka mainannya adalah awal kisahnya dengan Arka. Sungguh, ia tidak menyangka kalau pria yang akan menjadi pengisi hatinya adalah pria yang dulu sangat ia remehkan. Dari pria cupu yang selalu ia rendahkan, hingga menjadi pria tampan yang selalu menjadi pelindungnya, itulah definisi seorang Arka menurut Ika.
Anggaplah Ika lebay saat ini, tapi memang itulah kenyataanya. Contohnya Kenzo, orang yang dulu ia pikir sangat mencintainya, sangat ia percayai, kini malah menjadi musuh terbesar dalam kehidupan. Begitupun sebaliknya, orang yang dulu tidak ia sukai dan harapkan, kini malah menjadi pria yang ia selalu inginkan keberadaannya, seperti Arka.
Memang pada kenyataannya takdir Tuhan memang selalu mengejutkan para hambanya.
Tok! Tok! Tok!
"Ika!"
Suara ketukan pintu dan panggilan seseorang dari luar membuat Ika langsung tersadar. Ia segera beranjak dari tempat tidurnya untuk membukakan pintu kamarnya.
"Iya kak?" tanya Ika setelah ia melihat Arsie.
"Anu, aduh apa sih tadi," ucap Arsie yang terlihat berusaha mengingat sesuatu yang ingin ia sampaikan pada Ika.
"Hm?"
"Nah itu, kakak mau ngajak kamu makan di luar. Malam ini kakak nggak masak soalnya, dari tadi Fara minta keluar terus," ucap Arsie.
"BUNDA AYO KELUAR, HUAAA!!" teriak Fara sambil berlari menghampiri Arsie, lalu memeluk kaki Arsie.
"Iya, bentar dong nak," ucap Arsie menenangkan.
Fara menoleh pada Ika, lalu ia menghampiri Ika dan memeluk kaki jenjangnya.
"Kak Ika ayo!" pinta Fara dengan suara tangisannya yang khas.
Ika menatap Arsie. Akhirnya Ika mengangguk setelah mendapatkan tatapan memelas dari ibu dan anak ini.
Ika menyamakan tingginya dengan Arsie, lalu mengusap air mata di pipi gembul gadis kecil itu.
"Iya, tapi Kak Ika siap-siap dulu ya? Fara juga siap-siap dulu sama Bunda, oke?" ucap Ika.
"Horee!!! Makasih kak Ika!" pekik Fara senang,
"Ayo bunda kita siap-siap," ucap Fara sambil menarik tangan Arsie.
"Iya, Ayuk!" Arsie tersenyum pada Ika, lalu menggendong Arsie dan membawanya ke kamar.
Ika menghela napas, sebenarnya tadi rencananya ia ingin istirahat sebentar, lalu mengerjakan tugasnya lagi. Tapi ya sudahlah, ia juga tidak bisa menolak permintaan Arsie, ia mempunyai banyak hutang budi pada wanita itu. Ika membalikkan badan lalu masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap.
.
.
."Fala mau es klim lasa stlobeli yang ada campul kacangnya," ucap Fara pada pelayan restoran itu.
"Es krim rasa stroberi topping kacang," ucap Arsie membenahi ucapan Fara.
"Terus saya chicken katsu aja, minumnya coklat panas," Arsie menatap Ika, "Kamu apa Ka?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Airka: My Queen Bullying
Teen FictionIni cerita yang aku repost lagi, setelah memperbaiki alur dan perannya. . . . Good boy >< Bad Girl Kisah seorang gadis SMA bernama Raghiska Tika Ivvya yang harus tinggal selama beberapa bulan di rumah buliannya sendiri, Arkan Raihanata. Ika yang no...