15. Dangerous

2.6K 153 4
                                    

Baru saja terbebas dari guru-guru di ruang Kepala Sekolah tadi. Dan lagi sekarang ia harus mendapat lagi bentakan dari dua guru BK untuk mengambil tasnya yang ditahan.

Akhirnya setelah beberapa kali mengeluarkan suara emasnya Ika dapat mendapatkan tasnya kembali.

Ika keluar dari ruang BK dengan perasaan senang. Senang karena tindakannya kali ini tak akan melibatkan walinya. Artinya ia tak harus repot-repot mencari wali pengganti untuk mengurusinya.

Ngomong-ngomong soal wali, Ika jadi teringat tentang omongan Arka tadi. Tentang Bunda Arka lah yang menggantikan tugas ibunya untuk sementara waktu. Bahkan Ika tak sampai memikirkan hal itu. Arka sudah terlalu jauh memikirkan kemungkinan tersebut. Ika sangat tahu diri, ia juga tak akan mungkin membuat wanita yang baik padanya itu mengetahui semua kebiadapannya saat di sekolah, atau mungkin sampai mengetahui kalau ia merupakan Leader dari Geng pembulian di sekolahnya. Dan pasti  tambah mengejutkan lagi kalau sampai wanita itu mengetahui kalau ia juga membuli putra tercintanya itu.

Jujur saja, Ika tak ingin hal itu sampai terjadi.

Ika berjalan lunglai keluar dari sekolah. Hari sudah cukup petang. Ika melihat jam tangannya, sudah pukul 18.30.

Artinya Ika membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mendapatkan tasnya kembali.

Ia akui, guru-guru BK di sekolahnya memang yang paling sabar. Terlalu sabar sampai merelakan waktu pulang mereka hanya untuk berdebat pendapat dengan Ika. Dan karena kesabaran guru-guru itu juga ia menjadi pulang sampai selarut ini.

Dasar guru-guru menyebalkan tak punya hati! Setelah memuji langsung mengejek.

Baru saja Ika keluar dari lingkungan sekolahan, tiba-tiba saja ia terdorong  ke belakang saat ia hendak mengambil ponsel di dalam tasnya. Bukan terdorong, tapi tasnya yang ditarik kuat dari belakang.

Ika langsung menoleh,

"Hai mantan!"

Cowok itu membalikkan tubuh Ika, lalu menarik Ika dalam pelukannya. Dan hal itu membuat Ika semakin risih dan takut secara bersamaan.

Cowok itu Kenzo Alvaro, Ketua dari geng motor yang cukup terkenal di masyarakat-- sekaligus mantan pertama dan satu-satunya yang Ika punya-- sebut saja cinta pertama Ika.

Cowok iblis itu menggiring Ika masuk ke dalam mobil taksi yang entah dari kapan sudah menunggu di belakangnya.

"Lo tahu kan kenapa gue jemput lo?" tanya Kenzo sinis.

Hening

"Jangan buat gue berkata kasar Raghiska!" bentak Kenzo. Nada suara Kenzo langsung membuat sopir taksi itu menoleh ke belakang. Namun segera menghadap lagi ke depan saat Kenzo menatapnya tajam.

"Gue nggak tahu,"

"Ohh... berarti yang buat ulah temen-temen lo lagi ya?" ujar Kenzo sambil menyeringai, "tapi gak papa lah, kan lo leader-nya. Jadi, lo aja ya yang menanggung kesalahan temen-teman tersayang lo!" tambah Kenzo.

Ika mengalihkan pandangannya, ia menatap ke luar jendela. Pikirannya berkecamuk, tentu saja karena memikirkan apa yang akan Kenzo lakukan setelah ini. Ika memejamkan matanya erat, jantungnya berdetak semakin cepat saat taksi yang ditumpanginya berhenti di tempat yang sama seperti beberapa bulan yang lalu-- saat Kenzo juga melakukan hal yang sama seperti yang akan ia lakukan pada Ika.

"Welcome back Raghiska!" seru beberapa pria saat Ika turun dari mobil taksi.

.
.
.

Arka menikmati makan malamnya dengan tenang, namun berbeda dengan ibunya. Vania sama sekali tak menyentuh makanan di atas meja. Berkali-kali Vania melayangkan kode agar Arka memperhatikannya, tapi Arka hanya menatapnya, tanpa berniat bertanya alasan kenapa ibunya bersikap seperti ini.

Airka: My Queen BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang