14. Guru Menyebalkan

2.7K 145 2
                                    

Arka dengan tumpukan buku di tangannya berjalan mendekati meja Ika dan Ranya untuk meminta buku tugas mereka.

"Napa lo ke sini?" tanya Ranya sinis.

"Tugas gue yang ngerjain Fara sama Alexa!" lanjut Ranya spontan.

Arka mengambil buku yang berada di tumpukan paling atas, lalu mengangkatnya-- memberitahu Ranya kalau buku cewek itu sudah ada di tangannya.

"Yaudah kan? Terus?" tanya Ranya bingung karena Arka masih berdiri di samping meja Ika.

"Ika," ujar Arka pelan.

Ranya melihat ke arah Ika, sahabatnya itu masih menelungkupkan kepalanya di atas kedua tangan. Lalu Ranya kembali menatap Arka.

"Punya Ika lo kan yang ngerjain?"

"Nggak,"

Ika mengangkat kepalanya malas. Ia menatap tajam Arka. Pria ini sudah berani bermain-main dengan emosinya.

Ika menarik ikatan rambutnya, membiarkan rambut panjangnya terurai bebas.

"Nggak usah mikirin punya gue!"

Ranya mengernyitkan dahinya-- menatap Ika bingung. Sedangkan Arka menurut, ia langsung pergi dari sana.

Kurang dari satu menit kerutan di dahi Ranya langsung menghilang saat Ika tiba-tiba beranjak pergi dari tempat duduknya, bahkan sahabatnya itu dengan percaya dirinya berlalu pergi dari kelas melewati guru yang mengajar-- membuat guru laki-laki itu berteriak-teriak nggak jelas memanggil Ika.

"IKAA!!!! KEMBALI KAMU!"

Arka langsung menaruh tumpukan buku di tangannya ke atas meja guru.

"Pak, biar saya saja yang kejar Ika," ujar Arka menawarkan diri.

Guru itu langsung mengangguk pasti. Ia hanya akan capek sendiri kalau mengejar anak muda nakal seperti Ika, membuang-buang tenaganya saja.

Ia langsung mengiyakan tawaran Arka begitu saja-- karena kalau dilihat dari penampilan siswanya yang cupu itu-- nampaknya tak mungkin kalau siswa itu berani berbohong padanya.

Sedangkan di sisi lain Ika berjalan tak tentu arah. Entah kenapa ia menjadi kesal sendiri sekarang, mood-nya hancur hanya gara-gara hal yang nggak penting.

Ika benar-benar sudah menjadi gila, karena cowok bernama Arkan Raihanata itu. Gilanya lagi, bahkan Ika menetapkan Arka dalam list cowok teraneh di hidupnya.

Ika patut memberikan apresiasi plus plus dengan sifat ganda cowok itu. Ya, sifat beda Arka saat di rumah dan di sekolahan.

Sekarang Ika sudah berada di belakang sekolah, bukan keinginannya untuk ke sini, salahkan kakinya yang membawanya ke sini.

Ika berhenti saat seseorang menarik kasar tangannya. Ika menelengkan kepalanya untuk melihat wajah orang itu.

Arka!

Ika melepaskan kasar cekalan cowok berkacamata itu dari tangannya.

"Lo mau ke mana?" tanya Arka dengan nada dingin, membuat Ika mengerutkan keningnya tak percaya dengan sikap dingin cowok itu.

Ika bertepuk tangan tiga kali-- mengejek cowok itu.

"Wow!! Cool boy?" Ika mendengus sinis.

"Or? Nerd boy?!" tanya Ika tajam.

Arka mengangkat sebelah alisnya.

"Nerd?" tanya Arka tak paham dengan ucapan Ika.

Airka: My Queen BullyingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang